MAKRUH MENGGANTUNGKAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DI DINDING DAN SEJENISNYA

MAKRUH MENGGANTUNGKAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN DI DINDING DAN SEJENISNYA

Telah tersebar di banyak rumah kebiasaan menggantung sebagian surat atau ayat di dinding-dinding kamar dan lorong-lorong. Di antara mereka ada yang menggantungnya untuk tabarruk (mengharap berkah), dan ada pula yang sekadar untuk hiasan.

Sebagian dari mereka menghiasi tokonya dengan ayat-ayat itu, memilih ayat-ayat yang sesuai dengan situasi tersebut. Ada pula yang menggantungkannya di mobilnya, baik sebagai jimat, sebagai bentuk tabarruk (mengharap berkah), atau —menurut sebagian mereka— sebagai pengingat.

Lajnah Daimah mengeluarkan fatwa panjang mengenai hal ini, yang kesimpulannya adalah larangan menggantung ayat-ayat al-Qur’an di dinding, toko-toko, dan semacamnya. Ringkasannya adalah sebagai berikut:

📌 Menggantungkan ayat-ayat al-Qur’an dan semacamnya merupakan penyimpangan terhadap tujuan diturunkannya al-Qur’an, yaitu untuk memberi petunjuk, nasihat yang baik, komitmen terhadap bacaannya, dan semacamnya.

📌 Hal ini bertentangan dengan apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khalifah yang mendapat petunjuk (khulafaur rasyidin)

📌 Larangan ini bertujuan untuk menutup pintu menuju kesyirikan dan mencegah sarana-sarananya, seperti penggunaan jimat dan tamimah (azimat), meskipun berasal dari al-Qur’an.

📌 al-Qur’an diturunkan untuk dibaca, bukan untuk dijadikan sarana promosi perdagangan.

Perbuatan tersebut dapat menistakan ayat-ayat Allah dan membahayakannya, seperti ketika dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan hal-hal serupa.

Kemudian Lajnah Da’imah menyatakan, “Secara keseluruhan, menutup pintu kejahatan dan mengikuti apa yang dilakukan oleh para imam petunjuk di abad-abad awal yang telah disaksikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai generasi terbaik adalah tindakan yang lebih selamat bagi kaum muslimin dalam akidah mereka dan seluruh hukum agama mereka daripada mengada-adakan bid’ah yang tidak diketahui sejauh mana keburukan yang akan ditimbulkannya.”

Baca juga: SUNAH BERHENTI MEMBACA AL-QUR’AN KETIKA RASA KANTUK MENGUASAI

Baca juga: ALLAH MENGHARAMKAN KEZALIMAN DI ANTARA MANUSIA

Baca juga: SATU TINGGAL, DUA KEMBALI

(Fuad bin Abdul Aziz asy-Syalhub)

Adab Kitabul Aadab