Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
“Tidak satu kata pun diucapkannya melainkan malaikat pengawas berada di sisinya yang selalu siap (mencatat).”(QS Qaf: 18)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُ الله تَعَالَى فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهَ تِرَةٌ. وَمَنِ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَا يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ
“Barangsiapa duduk di suatu tempat duduk tanpa menyebut nama Allah (berdzikir) di dalamnya, maka ia akan mendapat kerugian dari Allah. Dan barangsiapa berbaring di tempat pembaringannya tanpa menyebut nama Allah, maka ia akan mendapat kerugian dari Allah.” (HR Abu Dawud. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam al-Misykat)
(تِرَةٌ) artinya kerugian. Ada juga yang mengatakan konsekuensi.
Semakna dengan hadis di atas adalah hadis lain dari Abu Hurairah. Dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ
“Tidaklah suatu kaum duduk-duduk di suatu majelis dimana mereka tidak menyebutkan nama Allah di dalamnya serta tidak berselawat kepada Nabi mereka melainkan mereka akan mendapatkan kerugian. Jika Dia menghendaki, Dia akan mengazab mereka. Jika Dia menghendaki, Dia akan mengampuni mereka.” (HR at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahihul Jami’)
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga meriwayatkan satu hadis ancaman terhadap majelis yang tidak disebutkan nama Allah Ta’ala di dalamnya. Dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ. وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
“Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, sebab banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah dapat membuat hati mengeras. Orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang keras hatinya.” (HR at-Tirmidzi. Dan ia berkata, “Hadis hasan gharib.” Dihasankan oleh al-Arnauth dalam Jami’ul ‘Ushul)
Setiap orang memiliki majelis yang di dalamnya manusia berkumpul dan berbincang. Sebaik-baik majelis adalah majelis yang di dalamnya disebut nama Allah. Adapun majelis yang di dalamnya tidak disebut nama Allah, tidak ada selawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka majelis itu adalah majelis yang tercela.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari majelis seperti itu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan bahwa pada Hari Kiamat kelak majelis seperti itu akan menjadi kerugian bagi pelakunya, karena mereka telah menghabiskan waktu untuk perkara-perkara yang tidak bermanfaat bagi mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan bahwa majelis seperti itu merupakan sebab kerasnya hati, sehingga hatinya tidak tersentuh dengan nasihat dan tidak mau menerima peringatan.
Pelajaran yang dapat dipetik dari hadis-hadis di atas adalah:
1️⃣ Peringatan dari banyak berbicara tanpa disertai berdzikir kepada Allah Ta’ala, seperti istigfar, mengaji ilmu, dan amar makruf nahi mungkar.
2️⃣ Wajib berhati-hati dari majelis-majelis yang tidak disebutkan nama Allah Ta’ala di dalamnya dan berusaha mencari majelis-majelis yang selalu digunakan untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala.
3️⃣ Banyak berbicara tanpa disertai dzikir kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu penyebab kerasnya hati.
Baca juga: KONDISI-KONDISI BERISTIGFAR
Baca juga: BERDIRI YANG DILARANG
Baca juga: TIDAK SAYANG MAKA TIDAK DISAYANG ALLAH
(Dr Rasyid al-Abdul Karim dan selainnya)