CARA MENDAPATKAN KEBERKAHAN

CARA MENDAPATKAN KEBERKAHAN

Banyak cara untuk mendapatkan keberkahan. Di antaranya adalah takwa kepada Allah Ta’ala. Tak seorang hamba pun yang bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam suatu urusannya, melainkan ia akan diberkahi oleh Allah Ta’ala dalam urusan tersebut, sesuai dengan kadar ketakwaannya atau bahkan lebih besar.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu. Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raaf: 96).

Di antara cara mendapatkan keberkahan adalah berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari kita doa untuk mendapatkan keberkahan dalam banyak hal. Beliau mengajari kita untuk mendoakan orang yang menikah dengan mengatakan,

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Semoga Allah memberkahimu dan memberikan berkah-Nya atasmu, serta mengumpulkan kalian dalam kebaikan.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi)

Beliau juga mengajari kita untuk mendoakan orang yang memberi makan dengan mengatakan,

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْ لَهُم وَارْحَمْهُمْ

Ya Allah, berkahilah mereka pada apa-apa yang telah engkau berikan kepada mereka, ampunilah mereka, dan sayangilah mereka.” (HR Muslim)

Beliau juga mengajari kita untuk mendoakan keberkahan pada makanan dengan mengatakan,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ

Ya Allah, berkahilah kami pada makanan ini.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering dibawakan kepadanya anak kecil. Beliau mendoakan keberkahan bagi anak-anak itu. (HR Abu Dawud)

Jika dibawakan buah-buahan yang masih muda, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan keberkahan pada buah itu. Beliau mengucapkan,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا

Ya Allah, berkahilah kami pada buah-buahan kami, kota Madinah kami, mud kami, sha’ kami.” Lalu beliau memberikan buah itu kepada anak termuda yang hadir bersamanya. (HR Muslim)

Cara lain untuk mendapatkan keberkahan adalah mendapatkan harta dengan hati yang lapang, tidak serakah, dan tidak memaksakan kehendak.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu,

يَا حَكِيمُ، إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ. فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ، بُورِكَ لَهُ فِيهِ. وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ، لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ، وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ

Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau dan manis. Barangsiapa mengambilnya dengan berlapang hati, niscaya ia akan mendapatkan keberkahan pada hartanya. Barangsiapa mengambilnya dengan keserakahan, niscaya ia tidak akan mendapatkan keberkahan pada hartanya, seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang.” (HR al-Bukhari)

Harta yang diperoleh hendaklah diikuti dengan menginfakkannya di jalan kebaikan, mengeluarkan zakatnya, serta memberikan hak-hak harta dengan ikhlas dan hati yang lapang.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Allah akan menggantinya. Dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’: 39)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَآبْنَ آدَمَ، أَنْفِقْ عَلَيْكَ

Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, berinfaklah, maka Aku akan berinfak kepadamu.’” (HR Muslim)

Cara lain untuk mendapatkan keberkahan adalah jujur dalam jual beli, perniagaan, perserikatan, dan bentuk muamalah lainnya.

Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli. Jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Cara lain untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan melakukan pekerjaan atau perniagaan pada pagi hari.

Dari Shakhr al-Ghamidi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir)

Karena itu, jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak mengirim sebuah ekspedisi militer, beliau mengirimnya di waktu pagi.

Shakhr adalah seorang pedagang. Dia tidak mengirim karyawan-karyawannya kecuali di waktu pagi, hingga hartanya menjadi banyak sampai-sampai ia tidak tahu dimana ia harus meletakkan hartanya.

Cara lain untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan mengikuti sunah dalam makan dan minum. Dalam hal ini banyak hadis yang menunjukkan kepada sebagiannya.

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَرَكَةُ تَنْزِلُ فِي وَسَطِ الطَّعَامِ، فَكُلُوْا مِنْ حَافِيَتِهِ وَلَا تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ

Keberkahan turun di tengah-tengah makanan. Maka mulailah makan dari pinggirnya, dan janganlah mulai makan dari tengahnya.” (HR at-Tirmidzi)

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan menjilati tangan dan membersihkan piring, lalu bersabda,

إِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ فِيْ أَيْهِ الْبَرَكَةُ

Sesungguhnya kalian tidak tahu, bagian mana dari makanan kalian yang berkah.” (HR Muslim)

Dari Wahsyi radhiyallahu ‘anhu, bahwa para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan, tetapi tidak pernah kenyang.”

Beliau bersabda,

فَلَعَلَّكُمْ تَفْتَرِقُونَ

Mungkin kalian makan sendiri-sendiri.”

Mereka berkata, “Betul.”

Beliau bersabda,

فَاجْتَمِعُوا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيهِ

Maka bersama-samalah kalian dalam makan, dan sebutlah nama Allah, niscaya Allah akan memberkahinya.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Dan cara lain untuk mendapatkan keberkahan adalah dengan beristikharah kepada Allah Ta’ala dalam segala hal, dengan keyakinan bahwa apa yang dipilihkan Allah Ta’ala untuk dirinya adalah lebih baik daripada pilihan sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.

Karena gigihnya beristikharah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan istikharah kepada para sahabat sebagaimana beliau mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an kepada mereka. Beliau bersabda,

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ، ثُمَّ لِيَقُلْ

Jika salah seorang dari kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah salat dua rakaat selain salat fardu, lalu hendaklah ia berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ  هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي –أَوْ قَالَ– فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ،   فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي –أَوْ قَالَ– فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ، فَاصْرِفْهُ عَنِّي فَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ رَضِّنِي

(Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan memohon keputusan dengan keputusan-Mu, dan memohon kepada-Mu dengan karunia-Mu yang Agung, karena sesungguhnya Engkau memutuskan sedangkan aku tidak bisa memutuskan, dan Engkau Mahamengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau Mahamengetahui perkara-perkara yang gaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahu bahwa urusan ini (si pemohon menyebut urusannya) baik bagiku dalam urusan agamaku, duniaku, dan kesudahan urusanku ini –atau sepertinya beliau bersabda– di masa yang dekat maupun yang akan datang, maka tetapkanlah untukku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berikanlah berkah padanya. Dan bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku dalam urusan agamaku, duniaku, dan kesudahan urusanku ini –atau sepertinya beliau bersabda– di masa yang dekat maupun yang akan datang, maka palingkanlah urusan ini dariku dan palingkanlah aku darinya, dan tetapkanlah bagiku urusan yang baik saja dimana pun berada, kemudian jadikanlah aku rida terhadap ketetapan-Mu itu)’” (HR al-Bukhari)

Baca juga: KEBERKAHAN

Baca juga: BARANG APA SAJA YANG DINAFKAHKAN, ALLAH AKAN MENGGANTINYA

(Dr Amin bin Abdullah asy-Syaqawi)

Serba-Serbi