AMALAN YANG MEMASUKKAN KE SURGA

AMALAN YANG MEMASUKKAN KE SURGA

Dari Abu Abdullah Jabir bin Abdullah al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Beritakan kepadaku, jika aku melaksanakan salat yang wajib, berpuasa Ramadan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dan aku tidak akan melakukan lebih dari itu, apakah aku masuk Surga?”

Beliau bersabda,

نَعَمْ

Ya.’ (HR. Muslim)

PENJELASAN

Makna “Aku mengharamkan yang haram” adalah aku menjauhinya, sedangkan makna, “Aku menghalalkan yang halal” adalah aku melakukannya dengan meyakini kehalalannya.

Di sebagian jalur hadis ini dalam Shahih Muslim disebutkan nama laki-laki penanya, yaitu an-Nu’man bin Qauqal.

Ucapan si penanya, “Beritakan kepadaku,” artinya “Beritahukan aku, jika aku melakukan perkara-perkara ini, apakah aku masuk Surga?”

Amalan yang ditanyakan yang jika dilakukan akan memasukannya ke Surga adalah salat, puasa, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram tanpa menyebutkan zakat dan haji. Haji tidak disebut mungkin karena haji belum diwajibkan saat itu. Zakat tidak disebut mungkin karena laki-laki itu miskin dan tidak punya harta untuk dizakati. Kemungkinan lain, zakat dan haji masuk dalam menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.

Dalam hadis ini disebutkan perkara wajib tanpa disebutkan perkara mustahab. Barangsiapa melakukan seperti ini, maka dia termasuk golongan muqtashid yang disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.” (QS Fathir: 32)

Selain itu, melakukan amalan wajib dan meninggalkan amalan haram merupakan sebab masuk Surga. Namun melaksanakan amalan sunah selain amalan wajib dapat menyempurnakan amalan wajib jika amalan wajib tidak dilakukan secara sempurna. Hal ini dijelaskan dalam hadis sahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Selain itu, amalan sunah berkedudukan seperti sulaman bagi amalan wajib. Barangsiapa senantiasa menjaga amalan sunah, maka ia akan lebih giat menjaga amalan wajib. Sebaliknya, barangsiapa menggampangkan amalan sunah, maka ia akan terseret ke dalam melalaikan amalan wajib.

Kandungan Hadis

Di antara kandungan hadis ini adalah:

1) Semangat para sahabat untuk mengetahui amalan-amalan yang dapat memasukkan ke dalam Surga.

2) Penjelasan tentang pentingnya salat lima waktu. Telah disebutkan dalam sebuah hadis bahwa salat adalah tiang agama.

3) Penjelasan tentang pentingnya puasa Ramadan.

4) Seorang muslim menghalalkan yang halal dengan meyakini kehalalannya, dan meninggalkan yang haram dengan meyakini keharamannya.

5) Penjelasan batilnya pendapat orang-orang sufi bahwa seseorang tidak boleh beribadah kepada Allah karena menginginkan Surga dan tidak pula karena takut Neraka. Pendapat ini jelas batil karena Allah Ta’ala berfirman tentang kekasih-Nya:

وَاجْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ

Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai Surga yang penuh kenikmatan.” (QS asy-Syu’ara’:85)

Baca juga: AMAL YANG DILAKUKAN SECARA KONTINYU DICINTAI RASULULLAH

Baca juga: AMALAN PENGHAPUS DOSA KECIL, TIDAK DOSA BESAR

Baca juga: ALLAH LEBIH MENCINTAI AMALAN FARDU

(Syekh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad)

Kelembutan Hati