Kubur adalah tempat ditimbunnya orang yang telah meninggal. Maksud alam kubur di sini adalah sesuatu yang lebih umum dari itu. Maka ia meliputi alam barzakh, yaitu alam antara kematian dan Hari Kiamat, baik mayit dikubur, ditelan binatang buas, dimakan ikan di laut atau dihancurkan oleh angin.
Secara zahir dapat dipahami bahwa fitnah kubur yang dihadapi seseorang tidak terjadi kecuali kehidupan dunianya telah berakhir dan dia masuk ke alam akhirat. Jika penguburannya ditunda satu atau dua hari, maka dia tidak ditanya sampai dia dikuburkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولَانِ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ، لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟
“Jika seorang hamba (jenazahnya) sudah diletakkan di dalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling darinya dan dia mendengar entakkan sandal-sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat, lalu mendudukkannya seraya bertanya kepadanya, ‘Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini, tentang Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?” (HR al-Bukhari)
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila selesai menguburkan mayat, berdiri di atas kubur dan bersabda,
اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ
“Mohonlah ampun untuk saudara kalian dan mintalah keteguhan untuknya, karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” (HR Abu Dawud)
Di sebagian atsar disebutkan bahwa nama kedua malaikat itu adalah Munkar dan Nakir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لْأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالْآخَرُ النَّكِيرُ. فَيَقُولَانِ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟
“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi oleh dua malaikat hitam kebiru-biruan. Salah satunya adalah Munkar dan yang lain Nakir. Mereka berkata, ‘Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?’” (HR at-Tirmidzi. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih Tirmidzi)
Sebagian ulama mengingkari kedua nama ini. Mereka berkata, “Bagaimana mungkin kedua malaikat tersebut dinamakan mungkar, padahal Allah telah memberi mereka sifat-sifat yang mulia?” Mereka juga berpendapat bahwa hadisnya daif.
Ulama lain berpendapat bahwa hadis ini adalah hujah. Nama Munkar tidak berarti bahwa keduanya mungkar dari sisi diri mereka. Mereka mungkar (diingkari) karena mayit tidak mengenal mereka. Mayit tidak memiliki pengetahuan tentang keduanya sebelumnya.
Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepada tamu-tamunya yang sebenarnya adalah malaikat,
قَوْمٌ مُّنْكَرُوْنَ
“(Kalian) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” (QS adz-Dzariyat: 25)
Ibrahim berkata demikian karena dia tidak mengenal mereka.
Jadi kedua malaikat tersebut adalah Munkar dan Nakir karena keduanya tidak dikenali oleh mayit.
Apakah kedua malaikat itu adalah malaikat baru yang bertugas mengurusi perkara ahli kubur ataukah dua malaikat penulis yang selalu menyertai manusia di kanan dan kirinya ketika masih hidup?
Sebagian ulama berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat yang menyertai manusia ketika masih hidup, karena setiap manusia memiliki dua malaikat yang menulis amalnya di dunia. Sebagian lagi berpendapat bahwa keduanya adalah dua malaikat yang lain, karena Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا يَعْلَمُ جُنُوْدَ رَبِّكَ اِلَّا هُوَ
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri.” (QS al-Muddatstsir: 31)
Malaikat berjumlah banyak, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَطَّتْ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ. مَا مِنْ مَوْضِعُ شِبْرٍ (أَوْ قَالَ: أَرْبَعِ أَصَابِعَ) إِلَّا وَفِيهِ مَلَكٌ قَائِمٌ للهِ أَوْ رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ
“Langit berderit dan ia berhak untuk berderit. Tidak sejengkal pun -atau tempat seluas empat jari-, melainkan padanya terdapat malaikat yang salat atau rukuk atau sujud kepada Allah,” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah) padahal langit sangatlah luas.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ
“Dan langit itu Kami bangun dengan Tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.” (QS adz-Dzariyat: 47)
Intinya, bukan sesuatu yang mustahil apabila Allah mendatangkan dua malaikat bagi mayit di kuburnya karena Allah Mahaberkuasa atas segala sesuatu.
Baca juga: SAKARATUL MAUT
Baca juga: TIGA PERTANYAAN DI ALAM KUBUR
(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)