Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا
“Tolonglah saudaramu yang zalim dan yang dizalimi!”
Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, aku menolongnya ketika ia dizalimi, lalu bagaimana aku menolongnya ketika ia berbuat zalim?”
Beliau menjawab,
تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ. فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
“Cegah dan laranglah dia berbuat zalim. Demikianlah cara menolongnya.” (HR al-Bukhari)
PENJELASAN
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tolonglah saudaramu yang zalim dan yang terzalimi!”
an-Nashru artinya membelanya dari orang lain, mencegahnya dari sesuatu yang membahayakannya.
“Tolonglah saudaramu,” artinya jagalah dia dari apa-apa yang membahayakannya, baik ia dalam keadaan zalim maupun terzalimi.
Seseorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, aku menolongnya ketika ia terzalimi, lalu bagaimana aku menolongnya ketika ia berbuat zalim?”
Sahabat ini tidak mengatakan, “…terhadap orang yang berbuat zalim, aku tidak akan menolongnya,” tetapi ia mengatakan, “…lalu bagaimana aku menolongnya ketika ia berbuat zalim?” Yakni, aku akan menolongnya, tetapi katakan kepadaku bagaimana cara menolongnya.
Beliau bersabda, “Cegah dan laranglah dia berbuat zalim. Demikianlah cara menolongnya.”
Jika kamu melihat seseorang ingin menyakiti orang lain lalu kamu mencegahnya dari berbuat demikian, maka kamu telah menolongnya. Kamu telah menolong orang yang hendak berbuat zalim sehingga ia tidak jadi berbuat zalim, dan kamu telah menolong orang yang akan dizalimi sehingga ia tidak terzalimi.
Hadis in menunjukkan wajibnya menolong orang yang dizalimi dan orang yang zalim.
Baca juga: ANCAMAN JIKA KEZALIMAN TIDAK DICEGAH
Baca juga: BANYAKNYA OKNUM PEMBELA PENGUASA ZALIM
Baca juga: LARANGAN MENJELEK-JELEKKAN ORANG YANG SUDAH MENINGGAL
(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)