Allah Ta’ala berfirman:
وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖ
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.” (QS al-Hajj: 78)
PENJELASAN
Jihad adalah dakwah kepada agama yang benar dan memerangi orang-orang yang tidak menerimanya. Ia adalah solusi terakhir yang ditempuh oleh orang yang memberi petunjuk untuk membenahi masyarakat yang rusak, sebagaimana orang sakit yang hampir mati dan tidak mau diobati. Ia boleh dipaksa minum obat agar ia cepat sembuh dan sakitnya hilang dari dalam tubuhnya. Dengan demikian, ia tetap menjadi bagian yang berarti bagi masyarakat dan berterima kasih setelah diobati. Demikian juga, jihad diperbolehkan jika mereka menjadi perintang di tengah-tengah jalan penyebaran dakwah kepada Allah Ta’ala.
Jihad juga ditegakkan untuk membela tatanan Islam dari bahaya kekufuran yang mengancam eksistensinya di dunia. Para Khulafa’ur-Rasyidin merealisasikan jihad ini dengan mengutus tentaranya terus-menerus agar mereka menerima Islam sebagai undang-undang hidup atau membayar jizyah selama mereka menaati kesepakatan serta tidak berbuat zalim dan khianat.
Jihad adalah suatu keharusan atas umat ini melawan musuh-musuhnya yang menyeru dengan kedok persamaan dan hak asasi manusia, tetapi hanya sebatas jargon dan simbol belaka. Hakikatnya adalah menipu rakyat yang lemah. Padahal, Islam yang sebenarnya menyeru kepada persamaan dan persahabatan yang hakiki, menjadikan hukum seorang dzimmi (kafir yang dilindungi) sama dengan hukum seorang muslim dalam hal dibunuh secara kisas.
Ketika kewajiban jihad diabaikan oleh umat Islam dan mereka tidak lagi memerhatikan makar musuh-musuh Islam, maka hasilnya adalah seperti sekarang ini. Islam tertindas dan dikuasai oleh dunia barat yang semena-mena. Lihatlah Mesir, Suriah, Palestina, Irak, dan sebagainya, Sesungguhnya pembunuhan adalah perkara besar, tetapi merehabilitasi masyarakat jauh lebih penting. Sebagaimana seorang dokter yang cerdik tidak akan menunda untuk mengamputasi anggota tubuh pasien yang sudah tidak lagi diharapkan sembuh dan ditakutkan akan menular ke seluruh anggota tubuh lainnya yang akan mengakibatkan kematiannya, begitu juga jihad. Walaupun mungkin menimbulkan korban, namun di sisi lain jihad menyebabkan lebih banyak kehidupan orang-orang dengan kehidupan bahagia, minimal menjaga dan memperbaiki anak-anak mereka serta mendidik dengan pendidikan yang benar dan bermanfaat di masa depan.
Ini adalah jihad fisik melawan orang-orang kafir. Masih ada tingkatan-tingkatan jihad yang lain yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. Di antaranya adalah jihad mengenyahkan kemungkaran dari dunia secara fisik, ucapan, dan hati. Jihad dengan hati adalah membenci orang yang melakukan kemungkaran dengan hatinya.
Jihad yang paling penting adalah memperbaiki jiwa. Jika seorang mujahid tidak berperangai dengan akhlak yang mulia, bagaimana mungkin mengharapkan perbaikan darinya? Tidak diragukan bahwa dia berjuang melawan hawa nafsunya yang buruk dari berbagai kemungkaran. Oleh karena itu, jihad yang paling berat adalah membenahi tatanan jiwa dan mendidiknya dengan akhlak yang mulia dan menjauhi setiap perilaku buruk. Jihad ini adalah jihad yang terlupakan oleh umat Islam sekarang ini. Mereka menempuh berbagai sarana untuk membenahi masyarakat, tetapi tidak terealisasi dengan baik selama orang yang melakukannya tidak membenahi dirinya terlebih dahulu. Air kotor tidak mungkin membersihkan kotoran, bahkan menambah kotor benda yang dibersihkan. Begitu juga, dakwah tidak mungkin berhasil dengan baik kecuali dengan perjuangan melawan hawa nafsu, yaitu dengan membiasakan menjauhi setiap yang haram, makruh, serta melaksanakan setiap yang wajib dan sunah.
Baca juga: BERJIHAD MELAWAN DIRI SENDIRI
Baca juga: BERJIHAD MELAWAN ORANG LAIN
Baca juga: HUKUM MENGHIDUPKAN PENINGGALAN ISLAM
(Abu Ja’far Umar al-Qazwini)