Bangun tidur merupakan nikmat Allah Ta’ala. Dia telah memanjangkan umur seseorang, memberinya waktu untuk mengumpulkan amal saleh, dan memperbaiki kesalahan. Ini merupakan nikmat yang patut disyukuri. Orang yang ingin mensyukuri nikmat ini dengan sebenar-benar syukur harus mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ucapan dan perbuatan beliau ketika bangun dari tidur. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1️⃣ Menyaksikan Nikmat Allah Ta’ala
Hendaklah seseorang menyaksikan dengan hatinya nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Allah Ta’ala telah menghidupkannya setelah kematiannya dan memanjangkan umurnya sehingga ia dapat mengumpulkan amal saleh serta menutupi kekeliruan dan kesalahannya.
2️⃣ Mengusap Wajah dengan Kedua Tangan
Hendaklah ia mengusap wajah dengan kedua tangannya untuk menghilangkan bekas-bekas tidur.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ia berkata, “Aku bermalam di rumah bibiku, Maimunah, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun. Beliau mengusap wajahnya dengan tangannya. Setelah itu, beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali ‘Imran.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
3️⃣ Berdzikir kepada Allah
Hendaklah ia berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan dzikir-dzikir yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
🟢
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya-lah kami dikumpulkan.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
🟢
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ رَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ، وَعَافَانِيْ فِيْ جَسَدِيْ، وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ
“Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan rohku, menyehatkan jasadku, dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.” (HR at-Tirmidzi dan dia menghasankannya. Lihat Shahih at-Tirmidzi)
🟢 Mengucapkan sepuluh ayat terakhir surat Ali ‘Imran jika terbangun di malam hari. (HR al-Bukhari dan Muslim)
🟢 Mengucapkan dzikir berikut ketika terbangun dari tidur di malam hari:
لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ للهِ، ولَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَر، ولَا حَوْلَ ولَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
“Tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Mahasuci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah. Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.” (HR al-Bukhari)
Setelah itu berdoa kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya doa itu mustajab. Juga membaca istigfar dan mengerjakan salat, sebagaimana tersebut dalam hadis.
🟢 Mengucapkan dzikir berikut apabila tersentak dari tidur:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ، وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ، وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan dan hukuman-Nya, serta dari bisikan-bisikan setan dan kedatangannya.” (HR at-Tirmidzi dan dia menghasankannya. Lihat Shahihul Jami’)
4️⃣ Bersiwak
Hendaklah ia bersiwak setelah bangun tidur, sesuai contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa tidaklah beliau tidur kecuali siwak berada di dekat kepalanya. Jika terbangun, beliau mulai dengan bersiwak.” (HR Ahmad dan selainnya. Lihat Shahihul Jami’)
Siwak berguna untuk menghilangkan bau mulut yang telah berubah (tidak sedap) disebabkan tidur sekaligus mengharumkan mulut. Sebaiknya siwak diletakkan di dalam tempat plastik, gulungan kertas, atau yang selainnya agar tidak dihinggapi atau diganggu serangga dan yang semisalnya sehingga tidak membahayakan.
5️⃣ Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali
Hendaklah ia mencuci kedua tangannya tiga kali sebelum memasukkannya ke dalam bejana, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
“Jika salah seorang dari kalian bangun tidur, janganlah ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana hingga ia mencucinya tiga kali. Sesungguhnya ia tidak tahu di mana tangannya bermalam.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Ini merupakan adab yang agung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang tidur kadang-kadang menyeka keringat atau menggaruk badannya. Kadang tanpa sadar ia menggaruk kemaluannya atau menyentuh tempat yang kotor. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan adab yang agung ini. Demikian juga sebelum berwudu dari tempat air, hendaklah ia mencuci kedua tangannya tiga kali sebelum berkumur dan berwudu.
6️ Berwudu
Akan disebutkan hadis yang menunjukkan hal ini (wudu) pada adab ketujuh dan kedelapan.
7️⃣ Istintsar Keras-keras Tiga Kali
Istintsar adalah mengeluarkan air dari hidung melalui salurannya keras-keras sebanyak tiga kali ketika berwudu, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَتَوَضَّأَ، فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيْمِهِ
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah ia berwudu dan ber-istintsar sebanyak tiga kali, karena sesungguhnya setan bermalam di lubang hidungnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
8️⃣ Salat
Setelah bangun tidur, hendaklah ia salat meskipun hanya dua rakaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ مَكَانَ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Jika seseorang tidur, setan akan mengikat tengkuknya dengan tiga ikatan. Setan menuliskan pada masing-masing ikatan, ‘Malam masih panjang bagimu. Oleh karena itu, tidurlah!’ Jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudu, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia salat, maka terlepaslah semua ikatan. Ia akan bangun dalam keadaan penuh gairah dan jiwa yang segar. Jika tidak demikian, ia akan bangun dalam keadaan jiwa yang buruk dan malas.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
9️⃣ Membangunkan Keluarga
Ketika bangun di tengah malam, disunahkan membangunkan keluarga, yakni istrinya untuk mengerjakan salat. Demikian juga anak-anaknya. Ia salat bersama keluarga walaupun hanya dua rakaat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ، كُتِبَامِنَ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Jika seorang laki-laki bangun pada malam hari, lalu membangunkan istrinya, lalu keduanya salat dua rakaat, niscaya mereka berdua akan ditulis sebagai laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim dan ia mensahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi. Lihat Shahihul Jami’)
Jika istrinya enggan bangun untuk salat malam bersamanya, ia boleh memercikkan air pada wajah istrinya. Hal itu boleh juga dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، رَحِمَ اللهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun di malam hari, lalu mengerjakan salat dan membangunkan istrinya, lalu ia pun turut mengerjakan salat. Jika istrinya enggan, ia pun memercikkan air ke wajahnya. Allah juga merahmati seorang perempuan yang bangun di malam hari, lalu mengerjakan salat dan membangunkan suaminya, lalu ia pun turut mengerjakan salat. Jika suaminya enggan, ia memercikkan air pada wajahnya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa-i, Ibnu Hibban, al-Hakim dan dia mensahihkannya, dan Ibnu Khuzaimah. Lihat Shahihul Jami’)
Memercikkan air di sini bukan berarti menuangkan. Sebab, menuangkan air pada wajah orang yang sedang tidur dapat menyebabkan masuknya air ke dalam hidung sehingga ia tersedak. Maksudnya adalah memercikkan air hingga orang yang tidur terbangun dan hilang darinya bekas tidur (kantuk).
🔟 Bangun Pagi
Maksud bangun pagi adalah membiasakan diri bangun pagi dan tidak terlambat. Hal itu dapat mendatangkan berkah, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
“Ya, Allah, berkahilah umatku dalam aktivitas paginya.” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan dia menghasankannya, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Lihat Shahihul Jami’)
Adapun terlambat bangun dapat menyebabkan terluputnya banyak maslahat dan manfaat serta menyebabkan waktu sia-sia. Ini merupakan perkara yang nyata dan dapat disaksikan serta diketahui oleh setiap orang.
1️⃣1️⃣ Merapikan Tempat Tidur Setelah Bangun
Jika seorang muslim bangun dari tidur dan bersiap-siap ke tempat kerja atau sekolah, hendaklah ia merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat usaha masing-masing sehingga ia meninggalkannya dalam keadaan baik dan rapi. Demikianlah seharusnya seorang muslim, sebab Islam adalah agama yang bersih dan teratur. Janganlah dia meninggalkan tempat tidurnya dalam keadaan acak-acakan, kotor, berantakan dan yang semisalnya. Ini adalah kebiasaan yang tidak pantas bagi seorang muslim. Tidak pantas ia menjadi orang yang kumuh dan tidak teratur.
Baca juga: WAKTU DAN KEUTAMAAN TIDUR SIANG
Baca juga: ADAB MENYELENGGARAKAN WALIMAH (RESEPSI)
Baca juga: ADAB MENGHADIRI UNDANGAN WALIMAH
Baca juga: ADAB BAGI ORANG YANG BERUTANG
(Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada)