BERKEINGINAN TINGGI DALAM KEBAIKAN

BERKEINGINAN TINGGI DALAM KEBAIKAN

Kenapa kita tidak berkeinginan tinggi dalam beribadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala seperti yang dimiliki para sahabat yang diridai oleh Allah Ta’ala?

Para sahabat berkeinginan tinggi untuk menandingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah. Beliau berpuasa dua hari dan tiga hari tanpa berbuka sehingga para sahabat menyambung puasanya. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka melakukan hal itu, mereka berkata, “Tetapi engkau menyambungnya.”

Beliau bersabda,

إِنِّى لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ. إِنِّى أَبِيتُ لِى مُطْعِمٌ يُطْعِمُنِى وَسَاقٍ يَسْقِينِ

Aku tidak sama dengan kalian. Sesungguhnya di malam hari ada Dia yang memberiku makan dan minum.” (HR al-Bukhari)

Di antara sahabat ada yang berkeinginan untuk melebihi kesungguhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah. Mereka menganggap bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membutuhkan banyak ibadah, karena beliau telah diampuni dosanya yang akan datang dan yang telah lalu. Mereka datang ke rumah salah seorang istri beliau. Mereka bertanya kepada istri beliau tentang ibadah beliau sehingga mereka membuat berbagai dugaan. Salah satu dari mereka berkata, “Aku akan berpuasa dan tidak akan berbuka.” Yang lain berkata, “Aku akan selalu bangun malam dan tidak akan tidur.” Dan yang lainnya lagi berkata, “Aku tidak akan menikah.” Ketika berita tentang ketiga orang itu sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ. لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ. فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي، فَلَيْسَ مِنِّي

Sungguh demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi, aku berpuasa dan juga berbuka, aku salat (malam) dan juga tidur, dan aku juga menikahi perempuan. Barangsiapa tidak menyukai sunahku, berarti dia bukan golonganku.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Seorang hamba seharusnya memiliki keinginan tinggi untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dan beramal saleh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُمِ، وَالْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ. وَمَنْ يَتَحَرَّا لْخَيْرَ، يُعْطَهُ. وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ، يُوقَهُ

Sesungguhnya ilmu dapat diperoleh dengan belajar, dan sikap santun dapat diraih dengan berusaha berlaku santun. Barangsiapa berusaha untuk mendapatkan kebaikan, maka dia akan diberi. Barangsiapa berusaha menghindari keburukan, maka dia akan terhindar darinya.” (HR al-Khathib. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam ash-Shahihah)

Allah Ta’ala mensyariatkan agar kita berlomba-lomba untuk menggapai derajat akhirat.

Allah Ta’ala berfirman:

وَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ

Dan untuk yang demikian itu hendaklah orang berlomba-lomba.” (QS al-Muthaffifin: 26)

Allah Ta’ala juga berfirman:

سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ

Berlomba-lombalah kalian untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian.” (QS al-Hadid: 21)

Dan Allah Ta’ala juga berfirman:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ

Dan bersegeralah kalian mencari ampunan dari Rabb kalian.” (QS Ali Imran: 133)

Sebagian ulama berkata, “Jika seseorang mengajakmu berlomba-lomba dalam urusan dunia, maka dahuluilah dia dalam urusan agama.”

Sebagian yang lain berkata, “Jika kamu mampu untuk tidak seorang pun mendahuluimu menuju Allah Ta’ala, maka lakukanlah!”

Allah Ta’ala berfirman dalam hadis qudsi:

 وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ.  فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا.  وَإِنْ سَأَلَنِى، لْأُعْطِيَنَّهُ. وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى، لأُعِيذَنَّهُ

Dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku pun mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia mendengar dengannya, menjadi penglihatannya yang dia melihat dengannya, menjadi tangannya yang dia menggenggam dengannya, dan menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya. Jika dia meminta, niscaya Aku memberinya. Jika dia berlindung kepada-Ku, niscaya Aku pun melindunginya.” (HR al-Bukhari dan Abu Nu’am)

Jadilah kamu laki-laki yang kedua kakinya berada di atas bumi, tetapi keinginannya sangat tinggi setinggi bintang.

Baca juga: BERSIKAP BAIK KEPADA PEREMPUAN

Baca juga: BERSEGERALAH BERAMAL DAN JANGAN DITUNDA

Baca juga: MAMPU BERAMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR TETAPI TIDAK MELAKUKANNYA

(Syekh Dr Ahmad Farid)

Kelembutan Hati