KEUTAMAAN BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

KEUTAMAAN BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

Di antara keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua adalah sebagai berikut:

1. Termasuk sepuluh wasiat

Berbuat baik kepada kedua orang tua termasuk sepuluh wasiat yang disebutkan dalam surat al-An’aam.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Rabbmu kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baiklah kepada ibu bapak.” (QS al-An’aam: 151)

2. Perjanjian atas Bani Israil

Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan perjanjian yang Allah tetapkan atas Bani Israil.

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, ‘Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS al-Baqarah: 83)

3. Amal paling utama setelah salat

Berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan amal yang paling utama setelah salat, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama?”

Beliau menjawab,

الصَّلَاةُ عَلَى مِيقَاتِهَا

Salat tepat waktu.”

Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?”

Beliau menjawab,

ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ

Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.”

Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?”

Beliau menjawab,

الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Berjihad di jalan Allah.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Berbakti kepada kedua orang tua adalah dengan selalu menaati keduanya selama tidak bertentangan dengan syariat. Seseorang tidak boleh menaati makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Ta’ala. al-Qurthubi berkata, “Durhaka kepada kedua orang tua adalah menentang perintah mereka yang dibolehkan dalam syariat, sebagaimana juga berbakti kepada keduanya dengan melaksanakan keinginan-keinginan mereka.”

4. Lebih didahulukan daripada jihad di jalan Allah

Berbakti kepada kedua orang tua lebih didahulukan daripada jihad di jalan Allah Ta’ala, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud di atas.

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa seorang pemuda mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam guna meminta izin berjihad.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya,

أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟

Apakah kedua orang tuamu masih hidup?

Ia menjawab, “Ya.”

Nabi bersabda,

فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ

Maka berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu berkata: Seorang pemuda menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku datang untuk berbaiat kepadamu untuk berhijrah. Dan aku telah meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ارْجِعْ إِلَيْهِمَا فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا

Kembalilan kepada mereka! Buatlah mereka bahagia sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis.” (HR Ahmad)

Mayoritas ulama berpendapat, “Haram hukumnya seseorang pergi berjihad sedangkan kedua orang tuanya atau salah satunya tidak mengizinkan, dengan syarat mereka beragama Islam. Hal itu karena hukum berbakti kepada kedua orang tua adalah fardu ain, sedangkan hukum jihad adalah fardu kifayah. Jika seorang pemimpin memutuskan bahwa hukum jihad berubah menjadi fardu ain, maka setiap orang harus pergi berjihad walaupun kedua orang tuanya tidak mengizinkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا

Apabila kalian disuruh berperang, maka berperanglah.” (HR Ahmad dan an-Nasa-i)

5. Penyebab keridaan dan kemurkaan Allah

Keridaan kedua orang tua adalah penyebab seseorang mendapatkan keridaan Allah Ta’ala, dan kemurkaan mereka merupakan penyebab utama seseorang mendapatkan kemurkaan Allah Ta’ala, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

Keridaan Allah terletak pada keridaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah terletak kepada kemurkaan kedua orang tua.” (HR at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani)

6. Penyebab dikabulkannya doa dan dihilangkannya kesusahan

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab doa dikabulkan dan kesusahan dihilangkan, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَمَا ثَلَاثَةُ نَفَرٍ يَتَمَشَّوْنَ أَخَذَهُمُ الْمَطَرُ، فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ فِي جَبَلٍ، فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ، فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: انْظُرُوا أَعْمَالًا عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلَّهِ، فَادْعُوا اللَّهَ تَعَالَى بِهَا، لَعَلَّ اللَّهَ يَفْرُجُهَا عَنْكُمْ، فَقَالَ أَحَدُهُمْ: اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ، وَامْرَأَتِي، وَلِي صِبْيَةٌ صِغَارٌ أَرْعَى عَلَيْهِمْ، فَإِذَا أَرَحْتُ عَلَيْهِمْ، حَلَبْتُ، فَبَدَأْتُ بِوَالِدَيَّ، فَسَقَيْتُهُمَا قَبْلَ بَنِيَّ ، وَأَنَّهُ نَأَى بِي ذَاتَ يَوْمٍ الشَّجَرُ، فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ، فَوَجَدْتُهُمَا قَدْ نَامَا، فَحَلَبْتُ كَمَا كُنْتُ أَحْلُبُ، فَجِئْتُ بِالْحِلَابِ، فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا أَكْرَهُ أَنْ أُوقِظَهُمَا مِنْ نَوْمِهِمَا، وَأَكْرَهُ أَنْ أَسْقِيَ الصِّبْيَةَ قَبْلَهُمَا، وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ، فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمْ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ، فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ، فَافْرُجْ لَنَا مِنْهَا فُرْجَةً، نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ، فَفَرَجَ اللَّهُ مِنْهَا فُرْجَةً، فَرَأَوْا مِنْهَا السَّمَاءَ

Ada tiga orang yang sedang bepergian. Lalu hujan turun sehingga mereka berteduh di dalam gua di sebuah gunung. Namun, tiba-tiba sebuah batu besar terjatuh tepat di mulut gua sehingga mereka tidak bisa keluar. Seorang dari mereka berkata kepada yang lain, ‘Cobalah kalian mengingat amal saleh yang pernah kalian lakukan dengan ikhlas karena Allah, lalu berdoalah dan berwasilahlah dengan amal saleh tersebut. Semoga Allah membukakan gua ini.’ Seorang dari mereka berdoa, ‘Ya Allah, aku mempunyai kedua orang tua yang sudah tua, seorang istri dan anak-anak yang masih kecil yang menjadi tanggunganku. Setiap pulang, aku langsung memeras susu untuk mereka. Aku berikan terlebih dahulu susu itu kepada kedua orang tuaku sebelum anak-anakku. Pada suatu hari, aku mencari kayu bakar di tempat yang jauh sehingga ketika sampai di rumah hari sudah malam. Aku mendapati mereka berdua sudah tidur. Aku segera memeras susu sebagaimana biasanya. Lalu aku bawa susu itu dan duduk di samping kepala kedua orang tuaku karena aku tidak mau membangunkan mereka dari tidur pulasnya. Aku juga tidak mendahulukan anak-anakku dari mereka. Saat itu anak-anakku merengek di kakiku meminta susu, namun tidak kuturuti. Dan hal itu berlangsung sampai fajar menyingsing. Ya Allah, jika dalam ilmu Engkau bahwa apa yang aku lakukan demi mengharapkan rida-Mu, maka bukalah gua ini sehingga kami bisa melihat langit’ Maka Allah membuka gua itu sehingga mereka bisa melihat langit.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

an-Nawawi berkata, “Hadis ini menjelaskan keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, menolong dan mengutamakan mereka daripada anak-anak, istri dan lainnya. Hadis ini juga merupakan dalil bahwa seseorang disunahkan berdoa ketika tertimpa musibah, meminta hujan dan lainnya dengan menyebutkan amal saleh yang pernah dilakukan sebagai wasilah kepada Allah Ta’ala. Ketiga orang itu melakukan hal demikian dan doa mereka dikabulkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memuji dan menyebutkan keutamaan-keutamaan mereka.”

7. Penyebab dipanjangkannya umur dan ditambahnya rezeki

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab umur bertambah panjang dan rezeki bertambah banyak, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَيُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Ahmad)

Makna ‘dipanjangkan umur’ adalah diberi keberkahan dan petunjuk dalam melaksanakan ketaatan dan memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang berguna untuk akhirat serta menjaganya dari amalan-amalan yang tidak berguna. Ada pula yang berpendapat bahwa maksudnya adalah ‘kebaikannya selalu disebut-disebut, seakan-akan ia belum meninggal.’

8. Penyebab masuk Surga dari pintu yang paling mulia

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab seseorang masuk Surga dari pintu yang paling mulia, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوْ احْفَظْهُ

(Berbakti kepada) kedua orang tua adalah (penyebab masuk melalui) pintu Surga yang paling tengah. Jika kamu ingin, abaikanlah pintu itu (dengan mendurhakai mereka) atau jagalah ia (dengan berbakti kepada mereka).” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ulama berpendapat, “Yang dimaksud dengan ‘pintu Surga yang paling tengah’ adalah Surga yang paling bagus, paling utama dan paling tinggi. Seperti jika dikatakan, ‘Dia adalah orang yang berada paling tengah di antara kaumnya.’ Maksudnya adalah orang pilihan kaumnya dan yang paling bagus. Maksud dari pintu Surga yang tengah adalah pintu Surga yang memang berada di antara dua pintu Surga. Pintu sebelah kanan diperuntukkan bagi mereka yang masuk Surga tanpa dihisab, sedangkan tiga pintu lainnya adalah pintu salat, pintu puasa dan pintu jihad di jalan Allah.”

9. Anak-anak kelak berbakti kepadanya

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebab utama anak-anaknya kelak berbakti kepadanya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عِفُّوا عَنْ نِسَاءِ النَّاس، تَعِفُّ نِسَاؤُ كُمْ. وَبِرُّوا اَبَاؤَ كُمْ، تَبِرَّ كُمْ أَبْنَاؤُ كُمْ

Jagalah diri kalian dari istri-istri orang lain, niscaya istri kalian akan menjaga dirinya dari orang lain. Dan berbaktilah kepada kedua orang tua, niscaya anak-anak kalian kelak akan berbakti kepada kalian.” (HR al-Hakim. Ia berkata, ‘hadis sahih’)

10. Berbakti walaupun kedua orang tua musyrik

Allah Ta’ala memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua walaupun mereka musyrik selama tidak memerintahkan hal-hal yang dimurkai Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ , وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu. Maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Luqman: 14-15)

Dan firman Allah Ta’ala:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۚ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) baik kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS al-’Ankabut: 8)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melintas di depan Abdullah bin Ubay bin Salul yang sedang berteduh di bawah pohon yang rindang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ غَبَّرَ عَلَيْنَا ابْنُ أَبِي كَبْشَةَ

Ibnu Abi Kabsyah mencemarkan kita.”

Anaknya, Abdullah bin Abdullah berkata, “Demi Zat Yang Mahamemuliakan kamu, yang telah menurunkan al-Qur’an kepadamu, jika engkau mau, aku sanggup membawa kepalanya kepadamu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

لَا، وَلَكِنْ بِرَّ أَبَاكَ  وَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُ

Janganlah engkau lakukan itu, akan tetapi berbaktilah kepada bapakmu dan bergaullah dengan baik.” (HR ath-Thabrani)

al-Munawi berkata, “Mayoritas ulama sepakat bahwa menghormati dan berbuat baik kepada kedua orang tua wajib hukumnya secara mutlak, tanpa melihat agama mereka.”

Diriwayatkan dari Asma’ binti Abu Bakr radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Ibuku berkunjung ke rumahku, sedangkan ia dalam keadaan muysrik pada masa perjanjian damai dengan Quraisy. Aku meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sikapku. Kukatakan, “Wahai Rasulullah, ibuku berkunjung, sedangkan ia sangat membenci Islam. Apakah aku harus mempersilakannya?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

نَعَمْ، صِلِي أُمَّكَ

Ya! Berbuat baiklah kepada ibumu.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

al-Khaththabi berkata, “Dari hadis ini dapat disimpulkan bahwa memberi nafkah kedua orang tua yang musyrik hukumnya wajib, walaupun si anak muslim.”

Dari hadis-hadis di atas dapat dipahami bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan ibadah yang paling mulia dan paling dicintai Allah Yang Mahaperkasa. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan akhlak para nabi, orang-orang baik, dan orang-orang saleh, sekaligus penyebab bertambah umur dan rezeki, dihilangkan segala kesusahan, dikabulkan doa, dilapangkan dada, dan mendapatkan kehidupan yang baik. Perbuatan tersebut juga merupakan penyebab kelak anak-anak menjadi saleh dan berbakti, sebagai bukti kebenaran iman dan kemuliaan jiwa seorang muslim.

Baca juga: BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

Baca juga: CARA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Baca juga: BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Baca juga: PENYEBAB ANAK DURHAKA KEPADA ORANG TUA

(Prof Dr Falih bin Muhammad bin Falih ash-Shughayyir)

Adab