Dosa atau kemaksiatan yang paling besar kepada Allah Ta’ala adalah syirik besar. Karena syirik semua amal gugur, karena syirik kehormatan dan darah dihalalkan, tobat karena syirik adalah tobat yang paling wajib dilakukan, sehingga karena syirik Allah tidak akan menerima amal saleh berapa pun besarnya.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik), bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, sungguh dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS an-Nisa’: 48)
Aspek rububiyah dan uluhiyah orang musyrik sangatlah rendah. Dia mengingkari hak-hak Allah atas dirinya. Padahal Allah telah menciptakannya dalam sebaik-baik bentuk. Padahal Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Padahal Allah memberinya kenikmatan yang sangat banyak yang tidak seorang pun mengetahui jumlahnya selain Allah. Lalu, bagaimana mungkin seorang hamba seperti dia menyembah selain Penciptanya? Bagaimana mungkin orang yang menjauhkan diri seperti dia menjadikan bersama Rabbnya sekutu yang dia berdoa dan berharap kepada sekutu itu seperti halnya dia berdoa dan berharap kepada Rabbnya? Betapa jauh dan binasanya orang zalim dan ingkar seperti dia. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyifati orang seperti dia sebagai orang yang zalim. Tidak sampai di situ saja, Allah menyifati orang seperti dia dengan kezaliman yang besar, untuk menjelaskan bahwa kezaliman yang dia lakukan telah mencapai puncaknya. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Di antara kesyirikan adalah berdoa dan memohon kepada orang-orang yang telah meninggal, bukan kepada Allah, agar mereka memberi manfaat atau mencegah bahaya. Sedangkan memohon bantuan kepada orang yang masih hidup secara langsung di hadapannya agar melakukan suatu perbuatan yang dia mampu melakukannya tidak termasuk ke dalam bab ini.
Allah Ta’ala berfirman:
ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مَا يَمْلِكُوْنَ مِنْ قِطْمِيْرٍۗ اِنْ تَدْعُوْهُمْ لَا يَسْمَعُوْا دُعَاۤءَكُمْۚ وَلَوْ سَمِعُوْا مَا اسْتَجَابُوْا لَكُمْۗ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُوْنَ بِشِرْكِكُمْۗ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيْرٍ
“Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabbmu. Kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu. Dan kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu. Dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikah oleh Yang Mahateliti.” (QS Fathir: 13-14)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۚفَاِنْ فَعَلْتَ فَاِنَّكَ اِذًا مِّنَ الظّٰلِمِيْنَ
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS Yunus: 106)
Di antara kesyirikan adalah berlindung kepada selain Allah dalam mencegah bahaya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin. Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS al-Jin: 6)
Di antara kesyirikan adalah meminta pertolongan kepada jin atau semacamnya yang tidak kelihatan (gaib) untuk mencegah bahaya dan mendapatkan manfaat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّه
“Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR at-Tirmidzi dan Ahmad)
Di antara kesyirikan adalah bernazar kepada selain Allah, seperti bernazar kepada berhala atau kuburan.
Nazar adalah suatu ibadah. Di dalam hati orang yang melakukan nazar ada pengagungan dan bertakarub kepada berhala atau kuburan, sehingga benda-benda itu menjadi sekutu bagi Allah. Yang demikian itu masuk ke dalam cakupan firman Allah Ta’ala:
اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh Allah mengharamkan Surga baginya. Dan tempatnya adalah Neraka. Dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong.” (QS al-Maidah: 72)
Di antara kesyirikan adalah penyembelihan bukan karena Allah, seperti penyembelihan untuk berhala, kuburan dan syekh. Yang demikian itu adalah paganisme jahiliah, karena orang-orang jahiliah menyembelih dan bertakarub kepada tuhan mereka. Ketika Islam datang, Islam membatalkan semua itu dan menjadikan penyembelihan sebagai suatu ibadah yang tidak ditujukan melainkan hanya kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ؛ لَا شَرِيْكَ لَهٗ ۚوَبِذٰلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku. Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah).’” (QS al-An’am: 162-163)
Kemudian ketahuilah bahwa orang musyrik sangat dibenci oleh Allah dan diusir dari rahmat-Nya. Allah tidak menerima apa yang dia persembahkan atau apa yang dia jadikan tebusan. Dan Surga menjadi haram baginya.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh Allah mengharamkan Surga baginya. Dan tempatnya adalah Neraka. Dan tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong.” (QS al-Maidah: 72)
Baca juga: RUKUN IMAN – BERIMAN KEPADA ALLAH
Baca juga: MENYEMBELIH HEWAN
(Fuad bin Abdul ‘Aziz asy-Syalhub)