WASPADA TERHADAP KEZALIMAN DAN KESERAKAHAN

WASPADA TERHADAP KEZALIMAN DAN KESERAKAHAN

Dan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ

Takutlah kalian kepada kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat. Takutlah kalian kepada keserakahan, karena sesungguhnya keserakahan telah menghancurkan orang-orang sebelum kalian, mendorong mereka menumpahkan darah mereka, dan menghalalkan yang diharamkan Allah.” (HR Muslim)

PENJELASAN

Hadis ini membahas tentang dua hal, yaitu (1) kezaliman dan (2) keserakahan.

1. Kezaliman

Kezaliman memiliki berbagai makna, yaitu, (1) menyimpang dan melewati batas, (2) meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, dan (3) merampas atau mengurangi hak orang lain.

Kezaliman terdiri dari dua jenis: (1) Kezaliman yang berhubungan dengan hak Allah, dan (2) kezaliman yang berhubungan dengan hak hamba.

a Kezaliman yang berhubungan dengan hak Allah

Kezaliman yang paling besar adalah kezaliman yang berhubungan dengan hak Allah, berupa mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Dosa apa yang paling besar?”

Beliau menjawab,

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

Engkau mengambil sekutu (tandingan) bagi Allah, padahal Dia menciptakanmu.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kezaliman lain yang berhubungan dengan hak Allah adalah dosa besar dan dosa kecil.

b. Kezaliman yang berhubungan dengan hak hamba

Kezaliman yang berhubungan dengan hak hamba berkisar pada tiga perkara, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khotbah haji Wada.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian, sebagaimana haramnya hari, bulan, dan negeri kalian ini.” (HR al-Bukhari)

Kezaliman pada darah adalah melanggar hak orang lain seperti menumpahkan darah dan melukai. Kezaliman pada harta adalah melanggar hak orang lain pada hartanya, bisa dengan tidak memenuhi kewajiban, melakukan keharaman, mencegah orang yang diwajibkan atasnya, atau melakukan tindakan haram atas harta orang lain. Kezaliman pada kehormatan mencakup kejahatan pada orang lain seperti zina, liwath (homoseksual), dan menuduh.

Setiap kezaliman dengan segala bentuknya adalah haram. Orang yang zalim tidak akan menemukan seorang penolong pun di hadapan Allah Ta’ala kelak.

Allah Ta’ala berfirman:

مَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ حَمِيْمٍ وَّلَا شَفِيْعٍ يُّطَاعُ

Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai pemberi syafaat yang diterima syafaatnya.” (QS Ghafir: 18)

Yakni, pada Hari Kiamat orang zalim tidak akan menemukan teman yang akan menyelamatkannya dari siksa Allah, dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Ia terusir disebabkan oleh kezaliman dan permusuhannya.

Pada hadis dari Jabir ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian kepada kezaliman.” Yakni, waspadalah terhadap kezaliman. Janganlah kalian menzalimi seseorang, apakah orang itu diri sendiri ataukah orang lain, “karena sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat.”

Pada Hari Kiamat tidak ada cahaya kecuali cahaya yang diberikan oleh Allah. Setiap muslim akan diberi cahaya sesuai dengan kadar keimanannya. Namun, jika ia berbuat zalim, cahayanya padam sesuai dengan kezaliman yang ia lakukan. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian kepada kezaliman karena sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat.”

Termasuk kezaliman adalah penundaan oleh orang yang mampu, yakni ia tidak melaksanakan kewajibannya terhadap sesama, padahal ia mampu. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ

Penundaan oleh orang yang mampu adalah kezaliman.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Banyak orang menunda hak orang lain. Di saat orang yang mempunyai hak datang kepadanya dan berkata, “Wahai fulan, berikanlah hakku,” ia menjawab, “Besok.” Ketika esok harinya orang itu datang kembali untuk meminta haknya, ia menjawab, “Besok,” dan seterusnya. Kezaliman ini akan menjadi kegelapan baginya pada Hari Kiamat.

2. Keserakahan

Sabda beliau, “Takutlah kalian kepada keserakahan.”

Serakah (syuh) adalah tamak terhadap sesuatu yang tidak dimiliki dan tidak mau memberikan apa yang ada padanya. Kikir lebih buruk daripada pelit/kikir (buhl).

Sabda beliau, “Karena sesungguhnya keserakahan telah menghancurkan orang-orang sebelum kalian.”

Ketamakan terhadap harta mengharuskan manusia mencari harta dengan berbagai cara, baik halal maupun haram.

Sabda beliau, “Mendorong mereka menumpahkan darah mereka dan menghalalkan yang diharamkan Allah.”

Orang serakah akan menumpahkan darah jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Kita saksikan sendiri orang-orang serakah merampok dan membunuh. Mereka membuat kekacauan di rumah-rumah mereka, menerjang hijab-hijab rumah orang lain untuk mengambil harta mereka dengan kekuatan dan paksaan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Dan barangsiapa yang dipelihara dari keserakahan dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS al-Hasyr: 9)

Maksudnya, barangsiapa yang Allah jaga dari sifat serakah yang ada pada dirinya hingga dia tidak tamak terhadap apa yang tidak ada pada dirinya, maka dialah orang yang beruntung.

Baca juga: MENGAPA SYIRIK DISEBUT KEZALIMAN YANG BESAR?

Baca juga: ANCAMAN JIKA KEZALIMAN TIDAK DICEGAH

Baca juga: SYIRIK ADALAH DOSA YANG MEMBINASAKAN

Baca juga: MENCELA KEBAKHILAN

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati