Bakhil adalah enggan memberi. Sifat ini bisa jadi disebabkan bangga dengan diri sendiri dengan tidak bisa dimintai dan tidak mau menerima, atau bisa jadi membanggakan diri sendiri di hadapan orang banyak dengan tidak mau memandang mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ
“Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (yaitu) orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir.” (QS an-Nisa: 36-37)
Allah Ta’ala berfirman:
وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ
“Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri, yaitu orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir.” (QS al-Hadid: 23-24)
Kebakhilan dapat ditafsirkan dengan bakhil dengan waktu, tidak mau memberi, bakhil dengan ilmu pengetahuan, dan bakhil terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, baik dalam urusan agama ataupun dunia, padahal Allah Ta’ala berfirman:
وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
“…dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS al-Baqarah: 3), baik rezeki berupa ilmu maupun materi.
Dalam hal ilmu, Muadz radhiyallahu ‘anhu berkata, “Mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah.”
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah seseorang bersedekah dengan sesuatu yang lebih utama daripada orang yang memberikan nasihat kebaikan kepada orang lain, kemudian mereka merasa tersentuh dan Allah memberikan manfaat kepada mereka dengan nasehat tersebut.”
Disebutkan dalam sebuah atsar, “Sebaik-baik pemberian dan hadiah adalah ucapan yang baik yang didengar orang lain, kemudian mendorongnya untuk memberikan hadiah kepada saudaranya.”
Inilah bentuk sedekah para nabi dan para ahli warisnya (ulama), oleh karena Allah, para malaikat-Nya, ikan-ikan di lautan, dan burung-burung di angkasa berselawat kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, sebagaimana Allah melaknat orang yang menyembunyikan ilmu yang akan mendapat laknat juga dari yang lainnya.
Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah bahwa Allah membenci orang-orang yang bersikap sombong dan membanggakan diri lagi bakhil.
Bakhil adalah enggan memberi. Sifat ini bisa jadi disebabkan bangga dengan diri sendiri dengan tidak bisa dimintai dan tidak mau menerima, atau bisa jadi membanggakan diri sendiri di depan orang banyak dengan tidak mau memandang mereka. Inilah yang banyak terjadi di kalangan manusia. Mereka bakhil dan bangga dengan pengetahuannya. Mereka engan membagikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Kebalikan dari ini adalah tawaduk, yaitu merendahkan hati dalam mencari ilmu dan mengajarkan ilmu, sehingga ia menjadi mulia dengannya.
Baca juga: WASPADA TERHADAP KEZALIMAN DAN KEKIKIRAN
Baca juga: ADIL DALAM BERAKTIVITAS
Baca juga: KISAH ORANG YANG BERPENYAKIT KULIT, ORANG BOTAK, DAN ORANG BUTA
(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)