Aku yakin bahwa semua orang membutuhkan pengetahuan tentang wala dan bara. Bagaimana tidak, wala dan bara adalah satu bagian dari akidah kita yang kita yakini dan kita berpegang kepada Allah Ta’ala dengannya. Bahkan, seperti yang dikatakan oleh salah seorang imam (dalam) berdakwah, “Sesungguhnya tidak ada hukum dalam Kitabullah yang mengandung dalil-dalil yang lebih banyak dan lebih jelas daripada hukum wala dan bara, setelah kewajiban tauhid dan keharaman lawannya.”
Wala dan bara adalah salah satu dasar akidah Islam yang setiap muslim wajib mendukung dan memusuhi, yaitu mendukung dan membela wali-wali Allah serta memusuhi musuh-musuh Allah.
Jika engkau ditanya, “Siapakah yang kamu bela?” Maka ambillah jawabannya dari firman Allah Ta’ala berikut:
اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ وَمَنْ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَاِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (QS al-Ma’idah: 55-56)
Jika kamu ditanya, “Siapakah yang kamu musuhi?” Maka jawabannya adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَعَدُوَّكُمْ اَوْلِيَاۤءَ تُلْقُوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاۤءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّۚ يُخْرِجُوْنَ الرَّسُوْلَ وَاِيَّاكُمْ اَنْ تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ رَبِّكُمْۗ اِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِيْ سَبِيْلِيْ وَابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِيْ تُسِرُّوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَاَنَا۠ اَعْلَمُ بِمَآ اَخْفَيْتُمْ وَمَآ اَعْلَنْتُمْۗ وَمَنْ يَّفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepada kalian. Mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kalian karena kalian beriman kepada Allah, Rabbmu. Jika kalian benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku, (janganlah kalian berbuat demikian). Kalian memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan. Dan barangsiapa di antara kalian melakukannya, maka sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS al-Mumtahanah: 1)
Oleh karena itu, wajib bagimu, wahai saudaraku, membela orang-orang yang beriman dan tidak memusuhi mereka, memusuhi orang-orang kafir dan tidak mendukung mereka.
Berikut adalah beberapa bentuk mendukung (loyal) kepada orang-orang kafir:
1️⃣ Menolong orang-orang kafir dan membela mereka melawan kaum muslimin. Ini termasuk ke dalam pembatal keislaman dan di antara sebab murtad dari agama.
Allah Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpin (kalian), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS al-Ma-idah: 51)
2️⃣ Percaya kepada orang-orang kafir dan memberikan jabatan kepada mereka yang mengandung rahasia kaum muslimin, menjadikan mereka sebagai teman setia dan (penasehat) dalam bermusyawarah.
Allah Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ هٰٓاَنْتُمْ اُولَاۤءِ تُحِبُّوْنَهُمْ وَلَا يُحِبُّوْنَكُمْ وَتُؤْمِنُوْنَ بِالْكِتٰبِ كُلِّهٖۚ وَاِذَا لَقُوْكُمْ قَالُوْٓا اٰمَنَّاۖ وَاِذَا خَلَوْا عَضُّوْا عَلَيْكُمُ الْاَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۗ قُلْ مُوْتُوْا بِغَيْظِكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagi kalian. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kalian. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami), jika kalian memahaminya. Beginilah kalian. Kalian menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kalian, dan kalian beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kalian, mereka berkata, ‘Kami beriman,’ dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kalian. Katakanlah (kepada mereka), ‘Matilah kalian karena kemarahanmu itu.’ Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.” (QS al-Imran: 118-119)
3️⃣ Tinggal di negeri orang-orang kafir dan tidak mau pindah ke negeri kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, ‘Dalam keadaan bagaimana kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah).’ Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah luas, sehingga kalian dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-orang itu tempatnya adalah Neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS an-Nisa’: 97)
4️⃣ Menyerupai mereka dalam berpakaian, ucapan dan yang lainnya, karena menyerupai mereka menunjukkan kecintaan kepada mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Dawud)
Itu adalah sebagian bentuk mendukung (loyal) kepada orang-orang kafir yang setiap muslim wajib menghindarinya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya, menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari setiap bentuk loyal kepada orang-orang kafir dan kecintaan kepada mereka. Karena orang-orang kafir merupakan kaum yang dimurkai oleh Allah Ta’ala, maka tidak sepantasnya bagimu, wahai saudaraku sesama muslim, mencintai orang yang dimurkai oleh Rabbmu.
Sesungguhnya berlepas diri dari orang-orang musyrik dan bersikap loyal kepada orang-orang yang beriman adalah akidah yang kuat di hati hamba-hamba Allah Ta’ala yang beriman lagi saleh, yang bagi mereka pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya terdapat suri teladan yang baik.
Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran) kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, ‘Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.’ (Ibrahim berkata), ‘Ya Rabb kami, hanya kepada Engkau-lah kami bertawakal, dan hanya kepada Engkau-lah kami bertobat, dan hanya kepada Engkau-lah kami kembali.’” (QS al-Mumtahanah: 4)
Baca juga: BOLEHKAH MENCINTAI ORANG KAFIR
Baca juga: ADAB BERGAUL DENGAN NON MUSLIM
Baca juga: LARANGAN MEMUJI DAN MEMBANGGAKAN BUDAYA DAN PERADABAN ORANG KAFIR
Baca juga: HUKUMAN DISEGERAKAN KEPADA ORANG YANG ALLAH KEHENDAKI KEBAIKAN
(Abdurrahman bin Abdullah as-Sanad)