Kecintaan (mahabbah) adalah ibadah hati yang tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah Ta’ala dan kepada apa saja yang dicintai Allah, seperti dien, kitab, para nabi, para wali, syariat-syariat dan syiar-syiar-Nya.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوْ ثَقُ عَرَي الْإِ يْمَانِ الْمُوَالْاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَا دَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Ikatan keimanan yang paling kuat adalah perwalian (loyalitas) karena Allah, permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR ath-Thabrani. Lihat Silsilah ash-Shahihah)
Mencintai orang kafir dan loyal (wala’) kepada mereka, apa pun agama dan alirannya, seperti penyanyi, atlet, bintang film, seniman, politikus dan lain sebagainya dari orang-orang yang sudah terkenal kabarnya dan tersebar foto-foto maupun kisah-kisahnya, sehingga hati orang-orang yang lalai tergantung kepada mereka adalah termasuk perbuatan haram yang sangat berbahaya, yang kemungkinan besar akan menyebabkan pelakunya murtad dari agama Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian). Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS al-Maidah: 51)
Berapa banyak kisah memilukan yang kita dengar tentang para remaja putri yang begitu mencintai dan mengidolakan orang kafir yang tersohor, padahal orang-orang yang diidolakan itu adalah (calon) bahan bakar api neraka. Terlebih lagi, hal itu mengakibatkan hati para remaja putri mencintai dan berwala’ kepada mereka sehingga memalingkan kecintaan terhadap Islam dan kaum muslimin, meniru-niru mereka dan kagum dengan keadaan mereka. Semua itu merupakan buah dari perwalian kepada mereka dan kelemahan atau tidak adanya permusuhan terhadap mereka. Hanya kepada Allah tempat mengadu dan hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan.
Allah Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَعَدُوَّكُمْ اَوْلِيَاۤءَ تُلْقُوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاۤءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّۚ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil musuh-Ku dan musuh kalian menjadi teman-teman setia yang kalian sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad) karena rasa kasih sayang. Padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu.” (QS al-Mumtahanah: 1)
Baca juga: ADAB BERGAUL DENGAN NON MUSLIM
Baca juga: WALA DAN BARA
Baca juga: PAHALA BAGI ORANG YANG MENGAJAK KEPADA PETUNJUK
(Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi)