MEMPERBANYAK AMAL SALEH DI USIA LANJUT

MEMPERBANYAK AMAL SALEH DI USIA LANJUT

Orang yang usianya lanjut hendaklah memperbanyak amal saleh. Anak muda pun demikian, karena ia tidak tahu berapa tahun usianya. Bisa jadi ajal menjemputnya di usia muda. Tentu saja orang yang usianya lanjut lebih dekat dengan kematian daripada anak muda, karena ia lebih dekat dengan penghujung usia.

Orang yang  usianya lanjut dianjurkan memperbanyak amal saleh karena yang menentukan amal adalah akhir usianya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلَّاذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلَّا ذِرَاعٌ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيَدْخُلُهَا

Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan amal ahli Surga hingga jarak antara dirinya dan Surga tinggal sehasta. Akan tetapi ketentuan takdir telah mendahuluinya, lalu ia melakukan amal ahli Neraka sehingga ia masuk ke dalam Neraka. Dan sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan amal ahli Neraka hingga jarak antara dirinya dan Neraka tinggal sehasta. Akan tetapi ketentuan takdir telah mendahuluinya, lalu dia melakukan amal ahli Surga sehingga ia masuk ke dalam Surga.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, kita dianjurkan berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ

Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah akhirnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku.” (HR Ibnu as-Sunni)

sebagaimana juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis sahih,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barangsiapa yang akhir ucapannya kalimat ‘Laa ilaaha illallah,’ ia masuk Surga.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Misykatul Mashabih)

Terkait hal ini Allah Ta’ala berfirman:

اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُ

Bukankah Kami telah memanjangkan umur kalian untuk dapat berpikir bagi orang-orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan?” (QS al-Fatir: 37)

Para ulama berbeda pendapat tentang umur pada ayat ini. Sebagian berpendapat bahwa umur pada ayat ini adalah enam puluh tahun. Sebagian yang lain berpendapat delapan belas tahun dan empat puluh tahun. Sebagian lagi berpendapat usia balig.

Ayat ini bersifat umum. Semua orang diberi kesempatan umur untuk mengingat Allah, namun umur yang digunakan untuk mengingat Allah berbeda-beda. Ada yang mengingat Allah pada usia kurang dari delapan belas tahun dan ada pula setelah itu, sesuai petunjuk yang datang kepadanya dan lingkungan ia tinggal. Intinya, ayat ini memberi peringatan, “Bukankah Kami telah memanjangkan umur kalian untuk dapat berpikir bagi orang-orang yang mau berpikir?”

Pada ayat terdapat dalil bahwa semakin bertambah usia seseorang, semain berhak ia mengingat Allah dan bertobat.

Firman Allah Ta’ala: “Padahal telah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan.” Maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan rasul-rasul sebelumnya. Mereka adalah pemberi peringatan.

Setiap orang wajib memanfaatkan usia lanjut untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah Ta’ala, terutama melaksanakan kewajiban, beristigfar, dan memuji Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Mahapenerima tobat.” (QS an-Nashr: 1-3)

Surat ini menurut sebagian ulama adalah surat terakhir yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Terdapat kisah yang menakjubkan terkait surat ini.

Ketika itu orang-orang Anshar bertanya kepada Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Kenapa engkau mengikutsertakan Abdullah bin Abbas bersama kita padahal kita pun punya anak-anak muda seperti dia?”

Umar menempatkan orang-orang sesuai dengan ilmu dan agamanya. Siapa yang lebih berilmu dan beragama, maka kedudukannya lebih dekat dengan Amirul Mukminin Umar radhiyallahu ‘anhu.

Setiap orang hendaklah seperti Umar dalam bersahabat, yaitu mendahulukan orang-orang yang lebih berilmu dan beragama. Tentu saja karib kerabat lebih berhak. Akan tetapi, orang yang lebih berilmu dan beragama lebih diutamakan daripada yang lainnya.

Ketika orang-orang Anshar bertanya kepada Amirul Mukminin Umar radhiyallahu ‘anhu, “Kenapa engkau mengikutsertakan Abdullah bin Abbas bersama kita padahal kita pun punya anak-anak muda seperti dia,” Umar menjawab, “Berilah aku waktu untuk menjawabnya.”

Pada suatu hari Umar mengumpulkan para sahabat dan meminta pendapat mereka tentang firman Allah Ta’ala: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Mahapenerima tobat.” (QS an-Nashr: 1-3)

Mereka menjawab, “Sesungguhnya Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa jika pertolongan datang dan kota Makkah ditaklukkan, maka bertasbihlah dan mohonlah ampunan kepada-Nya, karena Dia Mahapenerima tobat hamba-hamba-Nya.”

Mereka menafsirkan ayat-ayat ini sesuai zahirnya.

Kemudian Umar bertanya kepada Ibnu Abbas, “Bagaimana menurutmu, wahai Ibnu Abbas?”

Ibnu Abbas menjawab, “Sesungguhnya surat ini menjelaskan bahwa ajal Rasulullah sudah dekat.” (HR al-Bukhari)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma memahami ayat ini dengan sangat menakjubkan, yaitu ketika pertolongan datang, dan kota Makkah ditaklukkan, dan engkau telah melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadamu, maka tutuplah usiamu dengan memohon ampunan dan memuji Allah Azza wa Jalla.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah ayat ini turun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak istigfar dalam rukuk dan sujudnya,

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Mahasuci Allah ya Rabb Kami dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku!” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Maka perbanyaklah rukuk dan sujud sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Baca juga: BERSEGERA MERAIH SURGA

Baca juga: ALLAH TIDAK MENERIMA ALASAN ORANG YANG BERUMUR PANJANG

Baca juga: AMAL-AMAL SALEH PADA BULAN ZULHIJAH

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati