BAJU API BAGI KORUPTOR

BAJU API BAGI KORUPTOR

al-Ghulul adalah mencuri ganimah sebelum dibagikan. Para ulama mengiaskan ghulul dengan mengambil harta milik rakyat alias korupsi. Para koruptor akan diazab di dalam kubur dengan baju api yang dikenakannya karena korupsi yang dilakukannya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang seorang laki-laki yang mencuri baju mantel pada perang Khaibar. Beliau bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا

Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Baju mantel yang diambilnya dari ganimah yang belum dibagikan pada hari Khaibar sungguh akan menyalakan api baginya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

al-Hafidz menjelaskan, “Sabda beliau, ‘Sungguh akan menyalakan api baginya’ mengandung kemungkinan bahwa api itu nyata, yakni baju mantel tersebut menjadi api sehingga ia diazab dengannya. Juga mengandung kemungkinan bahwa baju mantel itu menjadi penyebab azab di Neraka.”

Terkait hadis ini Imam Nawawi membuat bab tersendiri “Bab Ghiladh Tahrim al-Ghulul.” “Bab Kerasnya Pengharaman al-Ghulul dan Tidak Ada yang Masuk Surga Kecuali Orang-Orang Beriman”.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Pada hari Khaibar kami keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga Allah memberi kemenangan kepada kami. Ganimah (harta rampasan perang) yang kami peroleh bukan emas atau perak, melainkan harta benda, makanan, dan pakaian. Kemudian kami bergegas menuju sebuah bukit. Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama dengan budak beliau yang dihadiahi oleh seorang lelaki dari Judzam yang biasa dipanggil Rifa’ah bin Zaid dari bani adh-Dhubaib. Ketika kami sampai di bukit, budak itu berdiri untuk melepaskan ikatan tali pelana beliau. Namun ia terkena panah dan tewas di tempat. Kami pun berkata, “Kami mengucapkan selamat baginya, wahai Rasulullah, karena ia mati syahid.” Tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَلَّا، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الشَّمْلَةَ لَتَلْتَهِبُ عَلَيْهِ نَارًا أَخَذَهَا مِنْ الْغَنَائِمِ يَوْمَ خَيْبَرَ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ

Tidak! Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh ia akan dilahap oleh api Neraka karena selimut dari ganimah perang Khaibar yang diambilnya sebelum dibagikan.”

Orang-orang pun terhenyak kaget. Setelah itu seorang laki-laki datang dengan membawa seikat atau dua ikat tali sandal sambil berkata, “Wahai Rasulullah, tali sandal ini aku dapatkan saat perang Khaibar.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ أَوْ شِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ

Seikat tali sandal dari api Neraka,” atau “Dua ikat tali sandal dari api Neraka.” (HR Muslim)

Baca juga: BATU DAN SUNGAI DARAH UNTUK PEMAKAN RIBA

Baca juga: AZAB KUBUR UNTUK MAYAT YANG DIRATAPI KELUARGANYA

(Syekh Dr Ahmad Farid)

Akidah