Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya adalah amal-amal saleh yang pahalanya terus mengalir kepadanya (amal jariah) setelah kematiannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seseorang meninggal dunia (wafat), maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)
PENJELASAN
Hadis ini mengajak setiap muslim untuk bersegera melakukan amal saleh karena setiap orang tidak mengetahui kapan ia didatangi Malaikat Maut. Bersegeralah beramal saleh sebelum semua amal terputus, karena amal saleh dapat mengangkat derajat seseorang di sisi Allah Ta’ala.
Siapa pun tidak mengetahui kapan dan dimana ia akan mati, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُ
“Dan tidak seorang pun mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Tidak seorang pun mengetahui di bumi mana ia akan mati.” (QS Luqman: 34)
Hanya orang-orang yang berakal saja yang mau memanfaatkan umurnya untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala sebelum ajal datang menjemputnya.
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “maka terputuslah seluruh amalannya.” Maksudnya, seluruh amal yang dilakukan seorang hamba di dunia terputus dan tidak ditulis lagi, baik amal saleh maupun amal buruk karena ia telah berpindah ke alam barzakh. Di dunia seorang hamba melakukan amal, sedangkan di akhirat ia akan menerima balasannya.
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “kecuali tiga: sedekah jariah.” Sedekah jariah adalah semua amal saleh yang pahalanya terus mengalir setelah wafatnya.
Di antara sedekah jariah adalah mewakafkan harta. Pahala amal jariah ini akan terus mengalir kepada wakif.
Di antara sedekah jariah adalah membangun masjid. Sebaik-baik sedekah jariah adalah membangun masjid. Orang yang membangun masjid akan terus mendapatkan pahala sedekah jariah selama masjid itu berdiri dan digunakan untuk salat, membaca al-Qur’an, belajar dan mengajarkan ilmu, dan lain-lain.
Di antara sedekah jariah adalah mewakafkan bangunan seperti gedung dan rumah, serta kebun untuk orang-orang fakir, pencari ilmu (santri), dan mujahid di jalan Allah Ta’ala.
Di antara sedekah jariah adalah mencetak buku yang bermanfaat bagi kaum muslimin karya penulis berpengalaman maupun penulis pemula. Yang penting bahwa buku itu bermanfaat bagi kaum muslimin sepeninggalnya kelak.
Di antara sedekah jariah adalah memperbaiki jalan umum. Orang yang memperbaiki jalan yang rusak atau membersihkan jalan dari paku atau benda lain yang dapat mencelakai orang yang lewat akan mendapatkan pahala jariah karena upayanya bermanfaat bagi orang lain.
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “ilmu yang bermanfaat.” Ilmu yang bermanfaat adalah jenis amal sedekah jariah yang paling luas dan paling bermanfaat karena ilmu yang diwariskannya terus dimanfaatkan oleh kaum muslimin, baik yang ia ajarkan lewat lisannya (ceramah dan lain-lain) maupun lewat tulisannya. Orang yang menulis buku dan mengajarkannya kepada orang lain, selama buku itu dimanfaatkan oleh orang lain, akan menerima pahala yang terus mengalir kepadanya.
Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” Yang dimaksud dengan anak di sini adalah keturunan kedua (anak kandung) dan keturunan ketiga (cucu), baik laki-laki maupun perempuan. Doa anak saleh untuk orang tuanya yang telah meninggal dapat mendatangkan pahala bagi orang tua tersebut.
Perhatikanlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” Beliau tidak bersabda, “Anak saleh yang salat untuknya,” atau “Anak saleh yang membaca al-Qur’an untuknya,” atau “Anak saleh yang bersedekah dan berpuasa untuknya.” Beliau sama sekali tidak menyebutkan amal-amal itu, padahal amal-amal itu termasuk amal saleh. Beliau bersabda, “Anak saleh yang mendoakan orang tuanya,” karena pahala berdoa untuk bapak, ibu, nenek dan kakek adalah lebih besar daripada pahala salat, membaca al-Qur’an, bersedekah, atau berpuasa atas nama mereka. Tidak mungkin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuki umatnya melainkan kepada kebaikan. Tidak seorang nabi pun diutus oleh Allah Ta’ala melainkan untuk membimbing umatnya kepada kebaikan. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bahwa bersedekah atas nama bapak atau ibu lebih utama daripada berdoa, tentulah beliau akan menyabdakannya. Ketika beliau tidak menyebutkan amal-amal saleh itu kecuali berdoa, maka kita yakin bahwa berdoa lebih utama daripada amal-amal saleh itu.
Jika seseorang bertanya, “Mana yang lebih utama, bersedekah atas nama ayahku atau berdoa untuk ayahku?” Jawabannya adalah, “Berdoa untuk ayahmu, karena berdoa untuknya merupakan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat sabdanya, “Anak saleh yang mendoakan orang tuanya.’”
Sungguh mengherankan anggapan orang awam bahwa bersedekah, berpuasa atau membaca al-Qur’an atas nama orang tua lebih utama daripada berdoa. Ini adalah bentuk ketidaktahuan mereka. Jika mereka mempelajari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, mereka akan mengetahui bahwa berdoa adalah lebih utama. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menganjurkan umatnya untuk beramal saleh di dalam banyak sabdanya hanya dengan satu ungkapan selain anjuran berbuat baik kepada kedua orang tua.
Imam Malik pernah ditanya tentang sahabat radhiyallahu ‘anhuma, “Apakah mereka pernah bersedekah atas nama kedua orangtuanya yang telah meninggal?”
Imam Malik menjawab, “Ya.”
Akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menganjurkan dan tidak menyuruh demikian.
Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah aku boleh menyedekahkan sebidang kebun atas nama ibuku yang telah meninggal dunia?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”
Di lain hari seseorang datang menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku tiba-tiba meninggal dunia. Apakah boleh aku bersedekah atas namanya?”
Beliau menjawab, “Ya!”
Akan tetapi, ketika beliau hendak menetapkan syariat umum untuk seluruh umatnya, beliau bersabda, “Anak saleh yang mendoakan orang tuanya.”
Aku memohon kepada Allah Ta’ala supaya Dia memberikan ampunan-Nya untuk kita semua, untuk kedua orangtua kita, dan untuk seluruh kaum muslimin.
Baca juga: AMAL BADAN ORANG HIDUP YANG BERMANFAAT BAGI ORANG MATI
Baca juga: AMAL HARTA ORANG HIDUP YANG BERMANFAAT BAGI ORANG MATI
Baca juga: ANAK ADALAH AMANAH
(Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)