ANJURAN UNTUK MENUNTUT ILMU, MENGAJARKANNYA, DAN MENDAKWAHKANNYA

ANJURAN UNTUK MENUNTUT ILMU, MENGAJARKANNYA, DAN MENDAKWAHKANNYA

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ali radhiyallahu ‘anhu,

انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ، فَوَاللَّهِ، لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

Majulah dengan perlahan-lahan sampai engkau tiba di arena mereka, lalu ajaklah mereka masuk Islam, dan beritahukanlah mereka tentang kewajiban yang harus mereka lakukan. Demi Allah, satu orang mendapatkan petunjuk melalui usahamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” (Muttafaq ‘alaih)

PENJELASAN

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ali radhiyallahu ‘anhu ketika ia diserahi tugas memegang bendera pada perang Khaibar. “Majulah dengan perlahan-lahan sampai engkau tiba di arena mereka, lalu ajaklah mereka masuk Islam, dan beritahukanlah kepada mereka tentang kewajiban yang harus mereka lakukan.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Ali untuk melaksanakan tugas dengan perlahan-lahan sampai mendekati benteng musuh, lalu mengajak mereka masuk Islam. Apabila mereka menerimanya, maka ia harus memberitahukan kepada mereka tentang kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim.

Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada Ali tentang keutamaan dakwah kepada Allah Ta’ala, “Demi Allah, satu orang mendapatkan petunjuk melalui usahamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersumpah bahwa jika Allah Ta’ala memberikan petunjuk-Nya kepada satu orang saja melalui upaya seseorang, maka pahalanya lebih baik bagi orang itu daripada unta merah.

al-Humru dengan mensukunkan huruf mim adalah bentuk jamak dari hamra (warna merah). Sedangkan al-humur dengan mendhamahkan huruf mim adalah bentuk jamak dari himar (unta). Yang dimaksud dalam hadis ini adalah unta berwarna merah yang merupakan harta yang paling istimewa dan paling dicintai oleh orang-orang Arab saat itu.

Hadis ini mengandung anjuran untuk menuntut ilmu, mengajarkannya dan mendakwahkannya. Seseorang tidak mungkin berdakwah dengan mengajak manusia ke jalan Allah Ta’ala kecuali dia memiliki ilmu tentang syariat Islam. Berdakwah dengan mengajak ke jalan Allah Ta’ala merupakan dalil keutamaan ilmu.

Baca juga: MENUNJUKKAN DAN MENYERUKAN KEBAIKAN

Baca juga: BERDAKWAH PERLU KESABARAN

Baca juga: BERHARAP BAIK DALAM MENGHADAPI SEGALA HAL

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Adab