Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ، كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ
“Sungguh hati anak keturunan Adam seluruhnya berada di antara dua jari dari jari-jemari ar-Rahman seperti satu hati. Dia memalingkannya sesuai yang Dia kehendaki.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ، صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, Zat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu.” (HR Muslim)
PENJELASAN
Telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa motivasi untuk mengamalkan dan memperbanyak doa, “Ya Allah, Zat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu,” adalah sabda beliau, “Sungguh hati anak keturunan Adam seluruhnya berada di antara dua jari dari jari-jemari ar-Rahman seperti satu hati. Dia memalingkannya sesuai yang Dia kehendaki.”
Serupa dengan hadis ini adalah hadis dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Zat yang membolak–balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Aku (Anas) berkata, “Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa, apakah engkau masih mengkhawatirkan kami?”
Beliau bersabda, “Benar. Sungguh, hati (manusia) berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah. Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syelh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Demikian pula dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Di antara doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
‘Wahai Zat yang membolak–balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.’
Aku (Aisyah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kenapa engkau sering berdoa dengan doa ini?’
Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya hati anak Adam berada di antara dua jari dari jari-jemari ar-Rahman. Jika Dia berkehendak, niscaya Dia menyelewengkannya, dan jika Dia berkehendak, niscaya Dia meluruskannya.’” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam ash-Shahihah)
al-Baghawi rahimahullah berkata, “Di sini terdapat penjelasan bahwa seorang hamba tidak turut campur urusan kebahagiaan dan kesengsaraan. Bahkan, sekalipun ia mengikuti petunjuk, hal itu terjadi karena petunjuk Allah Ta’ala kepadanya. Jika ia beriman, maka Allah-lah yang menjadikannya beriman. Jika ia tersesat, maka hal itu akibat sikapnya yang berpaling dari petunjuk.
Allah Ta’ala berfirman:
بَلِ اللّٰهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ اَنْ هَدٰىكُمْ لِلْاِيْمَانِ
“Sebenarnya Allah–lah yang melimpahkan nikmat kepada kalian dengan menunjuki kalian kepada keimanan.” (QS al-Hujurat: 17)
Allah Ta’ala mengabarkan pujian penghuni Surga:
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ
“Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (Surga) ini. Kami tidak akan mendapatkan petunjuk apabila Allah tidak menunjukkan kami.” (QS al-A’raf: 43)
Allah Ta’ala berfirman:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ
“Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat.” (QS Ibrahim: 27)
Dengan ini jelaslah bahwa Allah Ta’ala memegang dan membolak-balikkan hati para hamba. Dia Ta’ala memperlakukannya sesuai dengan yang Dia kehendaki. Tidak satu makhluk pun mampu menolak dan lolos dari kehendak-Nya. Urusan hati tidak diserahkan kepada satu pun makhluk ciptaan-Nya. Yang harus dilakukan oleh seorang hamba adalah berlindung kepada Allah Ta’ala dan memperbanyak doa ini, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadis ini memberitahukan bahwa jika diri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang suci saja masih butuh berlindung kepada Allah Ta’ala agar Dia meneguhkan hatinya, lalu bagaimana dengan orang-orang di bawah beliau? Oleh karena itu, seorang muslim sangat membutuhkan peneguhan Allah Ta’ala di atas agama-Nya yang lurus, yang merupakan sebab keselamatan, keberuntungan, serta perlindungan dari dosa-dosa dan akibat buruknya.
Allah Ta’ala berfirman:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim. Dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS Ibrahim: 27)
Selain itu, seorang hamba perlu melakukan hal-hal yang bermanfaat dan menempuh jalan yang benar agar mendapatkan keridaan, petunjuk, dan taufik Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَّاٰتٰىهُمْ تَقْوٰىهُمْ
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan kepada mereka.” (QS Muhammad: 17)
Baca juga: DOA DI SAAT SEDIH, SUSAH, DAN GELISAH
Baca juga: ALLAH MEMBATASI ANTARA MANUSIA DAN HATINYA
Baca juga: ZIKIR MEMOHON KEBAIKAN DAN BERLINDUNG DARI KEBURUKAN
Baca juga: ZIKIR TASBIH DAN PUJIAN
(Syekh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr)