SEBAB-SEBAB AMPUNAN

SEBAB-SEBAB AMPUNAN

Terdapat banyak sebab untuk meraih ampunan atas dosa-dosa. Ada yang merupakan sebab ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu dan akan datang secara bersamaan, ada yang merupakan sebab ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu saja, ada yang merupakan sebab masuk Surga atau sebab pembebasan dari Neraka atau pengharaman atas Neraka, ada yang merupakan sebab ampunan atas dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil secara bersamaan, dan ada yang merupakan sebab khusus ampunan atas dosa-dosa kecil saja.

Sebab-sebab penghapus dosa yang paling penting adalah sebagai berikut:

🔴 Menyempurnakan wudu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ هَكَذَا ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ، غُفِرَ لَهُ مَا خَلَا مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berwudu seperti ini lalu pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkannya kecuali salat, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ كَمَا أُمِرَ وَصَلَّي كَمَا أُمِرَ، غُفِرَ لَهُ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلٍ

Barangsiapa berwudu sesuai perintah dan salat sesuai perintah, niscaya diampuni perbuatannya yang telah lalu.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَوَضَّأَ الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ خَرَجَتْ ذُنُوبُهُ مِنْ سَمْعِهِ وَبَصَرِهِ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ، فَإِنْ قَعَدَ قَعَدَ مَغْفُورًا لَهُ

Jika seorang muslim berwudu, maka dosa-dosanya keluar dari telinga, mata, kedua tangan, dan kedua kakinya. Jika ia duduk, maka ia duduk dalam keadaan telah diampuni.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata tentang wudu dan pengampunan dosa, “Zahirnya umum, mencakup dosa besar dan dosa kecil. Akan tetapi, ulama mengkhususkannya dengan dosa-dosa kecil, karena ia muncul secara muqayyad dengan mengecualikan dosa-dosa besar dalam selain riwayat ini. Sedangkan ia sendiri mencakup orang yang memiliki dosa besar dan dosa kecil.”

🔴 Puasa Ramadan dengan dasar iman dan mengharap pahala

Demikian juga salat tarawih, khususnya tarawih di lailatul qadar.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melaksanakan qiyam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)

🔴 Mengucapkan hamdalah setelah makan dan berpakaian

Dari Mu’adz bin Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَكَلَ طَعَامًا ثُمَّ قَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ لَبِسَ ثَوْبًا فَقَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى كَسَانِى هَذَا الثَّوْبَ وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلَا قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَ خَّرَ

Barangsiapa makan lalu mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah, Zat yang telah memberiku makan dengan makanan ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa upaya dan kekuatan dariku,’ niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa memakai pakaian lalu mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah, Zat yang telah memberiku pakaian ini dan menganugerahkannya kepadaku tanpa upaya dan kekuatan dariku,’ niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibnu Majah, dan al-Hakim. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ dan al-Irwa’)

🔴 Orang yang tiga atau dua anaknya meninggal, lalu bersabar dan mengharapkan pahala

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنَ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

Tidaklah seorang muslim yang tiga anaknya meninggal dalam keadaan belum balig, melainkan Allah pasti memasukkannya ke dalam Surga berkat karunia rahmat-Nya kepada mereka.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa-i, dan Ibnu Hibban. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalah Shahih al-Jami’)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَمُوتُ لِإِحْدَاكُنَّ ثَلَاثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ فَتَحْتَسِبُهُ إِلَّا دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Tidaklah salah seorang dari kalian (para perempuan) yang tiga anaknya meninggal lalu ia (bersabar) dan mengharap pahalanya, melainkan pasti masuk Surga.”

Seorang perempuan dari mereka bertanya, “Bagaimana jika dua (anak), wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda,

أَوْ اثْنَيْنِ

Atau dua.” (HR Muslim)

🔴 Mengayomi tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan dan berbuat baik kepada mereka

Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan lalu bersabar dalam mengurusi mereka, memberi makan mereka, memberi minum dan pakaian dari hartanya, niscaya mereka akan menjadi perisai baginya dari api Neraka pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syekh al-Albani Shahih al-Jami’)

Dan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَكُونُ لِأَحَدِكُمْ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ فَيُحْسِنُ إِلَيْهِنَّ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Tidaklah salah seorang dari kalian memiliki tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan lalu berbuat baik kepada mereka, kecuali ia akan masuk Surga.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Membela kehormatan muslim

Dari Abu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa melindungi kehormatan saudaranya (muslim), niscaya Allah akan melindungi wajahnya dari api Neraka pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Akhlak yang baik

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ سَهْلًا هَيِّنًا لَيِّنًا، حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى انَّارِ

Barangsiapa bersikap gampang, ramah, dan lembut, niscaya Allah mengharamkannya atas api Neraka.” (HR al-Hakim, al-Baihaqi, dan ath-Thabrani. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلَامُ، وَحُسْنُ الْكَلَامِ

Sesungguhnya di antara sebab yang mengharuskan (turunnya) ampunan adalah memberi salam dan bertutur kata yang baik.” (Diriwayatkan ath-Thabrani. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Diam di masjid setelah salat, berjalan kaki menuju salat berjamaah, dan menyempurnakan wudu pada kondisi-kondisi yang tidak disuka

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَفَّارَاتُ الْخَطَايَا: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَ إِعْمَالُ الْأقْدَامِ إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ

Penghapus-penghapus dosa adalah menyempurnakan wudu pada kondisi-kondisi yang tidak disuka, berjalan kaki ke masjid, dan menunggu salat berikutnya setelah salat.” (HR Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Zikir setiap selesai salat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barangsiapa bertasbih kepada Allah setelah salat sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmid kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertakbir kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, -dan beliau menambahkan- dan kesempurnaan seratus adalah mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadiir,’ maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.” (HR Muslim dan Ahmad)

🔴 Haji yang mabrur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Barangsiapa berhaji lalu tidak berbuat rafats (senggama dan kata-kata cabul) dan tidak pula berbuat fasik, maka ia pulang (bersih) seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR al-Bukhari dan Ahmad)

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، فَإِنَّ مَتَابَعَةً بَيْنَهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ

Lanjutkanlah antara haji dan umrah, karena kelanjutan antara keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa seperti tiupan menghilangkan karat besi.” (HR ad-Daruquthni dan ath-Thabrani. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ dan ash-Shahihah)

🔴 Mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مَسْحَ الْحَجَرِالْأَسْوَدِ وَالرُّكْنِ يَحُطَّانِ الْخَطَايَا حَطًّا

Sesungguhnya mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani menghapus dosa.” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Berkumpul untuk berzikir kepada Allah

Dari Sahl bin al-Hanzhaliyah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوا يَذْكُرُونَ اللَّهَ لَا يُرِيدُونَ بِذَلِكَ إِلَّا وَجْهَهُ إِلَّا نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ، أَنْ قُومُوا مَغْفُورًا لَكُمْ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ

Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berzikir kepada Allah, tidak menginginkan dengan itu kecuali Wajah-Nya, melainkan seorang penyeru dari langit akan menyeru mereka, ‘Bangunlah! Kalian telah diampuni. Kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebaikan.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabrani. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Dari Sahl bin al-Hanzhaliyah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوا يَذْكُرُونَ اللَّهَ لَا يُرِيدُونَ بِذَلِكَ إِلَّا وَجْهَهُ إِلَّا نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ، أَنْ قُومُوا مَغْفُورًا لَكُمْ قَدْ بُدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ

Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berzikir kepada Allah, tidak menginginkan dengan itu kecuali Wajah-Nya, melainkan seorang penyeru dari langit akan menyeru mereka, ‘Bangunlah! Kalian telah diampuni. Kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebaikan.’” (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, al-Baihaqi, dan adh-Dhiya’. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Ucapan سبحان الله وبحمده seratus kali

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barangsiapa mengucapkan, سبحان الله وبحمده (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya) seratus kali dalam sehari, niscaya kesalahan-kesalahannya dihapus, walaupun banyaknya seperti buih di laut.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)

🔴 Ucapan سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، تَنفُضُ الْخَطَايَا كَمَا تَنفُضُ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

Sesungguhnya (ucapan) سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ (Mahasuci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada sesembahan (yang berhak disembah dengan benar) kecuali Allah, dan Allah Mahabesar) menggugurkan dosa-dosa sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bukhari, dan at-Tirmidzi. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Mengajar kebaikan kepada manusia

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِيْ جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya serta penghuni seluruh langit dan bumi, bahkan hingga semut di lubangnya, hingga ikan berselawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan adh-Dhiya. Disahihkan oleh Syekh al-Albani)

🔴 Orang yang sakit jika ia bersabar dan mengharap pahala

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا ابْتَلَى اللهُ الْعَبْدَ الْمُسْلِمَ بِبَلَاءٍ فِيْ جَسَدِهِ، قَالَ اللهُ: اُكْتُبْ لَهُ صَالِحَ عَمَلِهِ الَّذِيْ كَانَ يَعْمَلُهُ، فَإِنْ شَفَاهُ غَسَلَهُ وَطَهَّرَهُ، وَإِنْ قَبَضَهُ غَفَرَ لَهُ وَرَحِمَهُ

Apabila Allah menguji seorang hamba muslim dengan suatu ujian di tubuhnya, maka Allah berfirman, ‘Catatkanlah untuknya amal baiknya yang pernah dilakukannya!’ Jika Allah menyembuhkannya, maka Dia memandikan dan membersihkan (dosa)nya. Jika Allah mencabut rohnya, maka Dia mengampuni dan merahmatinva.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalan Shahih al-Jami’)

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: إِنِّيْ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدًا مِنْ عِبَادِي مُؤْمِنًا فَحَمِدَنِي عَلَى مَا ابْتَلَيْتُهُ فَإِنَّهُ يَقُومُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ مِنَ الْخَطَايَا، وَيَقُولُ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَنَا قَيَّدْتُ عَبْدِي وَابْتَلَيْتُهُ فَأَجْرُوا لَهُ كَمَا كُنْتُمْ تُجْرُونَ لَهُ وَهُوَ صَحِيْحٌ

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Sesungguhnya jika Aku menguji seorang hamba mukmin dari hamba-hamba-Ku lalu ia memuji-Ku atas sesuatu yang Aku ujikan kepadanya, maka dia akan bangkit dari tidurnya (dalam keadaan bersih) seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya tanpa dosa.’ Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku telah membelenggu dan menguji hamba-Ku. Catatkanlah untuknya pahala, sebagaimana kalian mencatatkan pahala ketika sehat.’” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Ali, ath-Thabrani, dan Ibnu Asakir. Dihasankan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Tauhid

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ عَمِلَ حَسَنَةً فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا أَوْ أَزِيدُ، وَمَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَجَزَاؤُهَا مِثْلُهَا أَوْ أَغْفِرُ، وَمَنْ عَمِلَ قُرَابَ الْأَرْضِ خَطِيئَةً ثُمَ لَقِيَنِيْ لاَ يُشْرِكُ بِي شَيْئًا جَعَلْتُ لَهُ مِثْلَهَا مَغْفِرَةً

Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa mengerjakan suatu kebaikan, maka dia mendapatkan (pahala) sepuluh kali lipat yang semisalnya atau Aku tambah. Barangsiapa mengerjakan suatu keburukan, maka balasannya sama sepertinya atau Aku ampuni. Dan barangsiapa melakukan dosa sepenuh bumi lalu menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku jadikan untuknya ampunan yang semisalnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

🔴 Takut kepada Allah, bersyukur, tawakkal, merasa diawasi, dan malu kepada-Nya

Allah Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ

Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka yang tidak tampak oleh mereka, mereka mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Mulk: 12)

🔴 Azan, ikamah, dan menjadi imam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada saf yang terdepan. Muazin diampuni sejauh (jangkauan) suaranya, dan dibenarkan oleh apa saja yang mendengarnya, dari yang basah maupun yang kering, dan dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang salat bersamanya.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasa-i. Lihat Shahih al-Jami’)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِينِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّونَ حَسَنَةً وَبِإِقَامَتِهِ ثَلَاثُونَ حَسَنَةً

Barangsiapa mengumandangkan azan selama dua belas tahun, maka Surga wajib untuknya. Dituliskan (pahala) untuknya disebabkan (amal) azannya per hari enam puluh kebaikan, dan ikamahnya tiga puluh kebaikan.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al-Hakim, dan ad-Daruquthni. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

🔴 Menghindari dosa-dosa besar

Allah Ta’ala berfirman:

اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبَاۤىِٕرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا

Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian (dosa-dosa kecil kalian) dan Kami masukkan kalian ke tempat yang mulia (Surga)” (QS an-Nisa’: 31)

🔴 Menyayangi binatang

Dalam Shahih al-Bukhari secara marfu’:

غُفِرَلِامْرَأَةٍ مُوْمِسَةٍ سَقَتْ كَلْبًا مِنَ الْمَاءِ فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ

Seorang perempuan pezina diampuni, (karena) dia memberi minum seekor anjing, maka dia diampuni dengan sebab itu.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيحَةً عُصْفُورٍ، رَحِمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ‏

Barangsiapa mengasihi walaupun kepada burung sembelihan (yaitu dengan menajamkan pisau agar binatang itu tidak tersiksa ketika disembelih), niscaya Allah akan mengasihinya pada Hari Kiamat.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan ath-Thabrani. Lihat Shahih al-Jami’)

🔴 Melakukan kebaikan setelah melakukan dosa, walaupun dosa besar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya akan menghapusnya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim. Lihat Shahih al-Jami’)

🔴 Melakukan amal saleh

Allah Ta’ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka mendapatkan ampunan dan pahala yang besar.” (QS Fathir: 7)

Baca juga: KEUTAMAAN ISTIGFAR

Baca juga: KONDISI-KONDISI BERISTIGFAR

Baca juga: TINGKATAN ZIKIR

(Ibrahim ‘Abdullah bin Saigf al-Mazrui)

Kelembutan Hati