PENYEBAB LEMAH IMAN

PENYEBAB LEMAH IMAN

Penyebab lemah iman yang harus diketahui agar kita berhati-hati terhadapnya adalah:

1. Meninggalkan ketaatan

Di antara penyebab lemah iman adalah meninggalkan ketaatan. Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Adapun lemah iman, maka ia memiliki beberapa sebab…” Lalu beliau menyebutkan beberapa perkara. Di antaranya adalah meninggalkan ketaatan, karena iman berkurang dengannya dan kekurangan itu sesuai dengan nilai penekanan ketaatan tersebut.

2. Kejahilan

Kejahilan termasuk sebab berkurangnya iman. Akibat kejahilan dan minimnya ilmu, orang yang jahil kadang lebih mengedepankan cinta dan melakukan sesuatu yang membahayakan dan menyengsarakan dirinya. Jahil dengan Allah adalah penyakit berbahaya yang dapat menyeret pemiliknya kepada berbagai bencana, maksiat, dan dosa.

3. Melakukan maksiat dan berbuat dosa

Banyak ulama salaf berkata, “Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.”

Dosa dan maksiat mengurangi iman. Kadar pengurangan iman bervariasi, sesuai dengan jenis maksiat, waktu dan tempat berbuat dosa, serta pengabaiannya. Kadar pengurangan iman juga tergantung pada orang yang melakukan kemaksiatan.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa bahaya dan mudarat yang disebabkan oleh dosa. Di antaranya adalah, “Sedikitnya taufik, rusaknya pikiran, samarnya kebenaran, rusaknya hati, lemahnya ingatan, tersia-sianya waktu, timbulnya kebencian manusia, renggangnya hubungan antara hamba dan Rabbnya, kerasnya hati, hilangnya keberkahan dalam rezeki dan umur, tidak diberikannya ilmu, sempitnya dada, lamanya gelisah dan susah, dan lain-lain.”

4. Jiwa yang ammarah bi as-su’

Tidak ada yang lebih membahayakan iman dan agama daripada jiwa yang ammarah bi as-su’ (memerintahkan keburukan). Barangsiapa hendak memelihara iman dari kekurangan dan kelemahan, hendaklah ia senantiasa mengintrospeksi diri sebelum berbuat. Apakah perbuatan itu mengandung manfaat atau mengandung mudarat? Hendaklah ia memuhasabah diri atas ketaatan yang ia lalaikan dari hak Allah Ta’ala, dan memuhasabah diri atas perbuatan, apakah di dalamnya ia meniatkan perbuatan itu untuk Allah dan negeri akhirat, ataukah untuk selain itu?

Hendaklah ia bercermin diri atas amalan-amalan fardu. Apakah ia lalai padanya ataukah tidak? Jika lalai, maka segeralah memperbaikinya.

Hendaklah ia bercermin diri atas larangan-larangan. Apakah ada larangan yang ia lakukan? Jika ada, perbaikilah dengan bertobat, beristigfar, dan melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat menghapus dosa.

5. Sibuk dengan dunia dan lari di belakang kelezatan, fitnah, dan tipu dayanya

Apabila kecenderungan hamba pada dunia bertambah besar dan hatinya bergantung kepadanya, maka ketaatan dan iman akan berkurang sesuai dengan kadar kecenderungan terhadap dunia.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sesuai dengan tingkat kecenderungan hamba pada dunia dan ridanya kepadanya, maka seperti itu pulalah tingkat malasnya hamba dari melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan mencari akhirat.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَوَاللَّهِ، مَا الْفَقْرَ أخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلَكِنِّي أخْشَى أنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ

Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan menimpa kalian, akan tetapi aku khawatir jika harta dunia dibentangkan kepada kalian, sebagaimana dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian. Kalian berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba mendapatkannya, sehingga harta dunia menghacurkan kalian sebagaimana ia menghancurkan mereka.” (Muttafaq ‘alaih)

Maka, mau tidak mau, harus ada pada diri seorang hamba semangat jihad melawan nafsu terhadap dunia serta fitnah dan godaan-godaannya.

6. Bergaul dan berteman dengan teman yang buruk dan orang yang lemah iman

Bergaul dengan orang-orang fasik dan jahat merupakan salah satu sebab terbesar berkurang dan lemahnya iman, demikian pula duduk bersama ahli bidah dan pengekor hawa nafsu.

7. Jauh dari suasana (lingkungan) imani, semisal majelis-majelis ilmu dan zikir, teman yang baik, salat berjamaah, dan membaca al-Quran.

8. Lingkungan maksiat, baik di rumah, majelis, pasar, maupun tempat kerja. Kesemuanya akan mengeraskan hati jika bukan dalam rangka taat kepada Allah Ta’ala.

9. Berlebihan dalam makan, minum, tidur, bergadang, ucapan, bergaul, dan tertawa

Baca juga: FENOMENA DAN GEJALA LEMAH IMAN

Baca juga: MALU ADALAH BAGIAN DARI IMAN

Baca juga: MIMPI ORANG BERIMAN

(Ibrahim ‘Abdullah bin Saif al-Mazrui)

Akidah