Iman memiliki kedudukan yang tinggi, karena iman merupakan misi yang paling penting, serta kewajiban yang paling mutlak, paling agung dan paling mulia. Setiap kebaikan di dunia dan di akhirat terkait dengan keberadaan, kebenaran dan kesucian iman.
al-Allamah Ibnu Sa’di rahimahullah berkata, “Mukmin yang mendapatkan taufik selalu berusaha merealisasikan iman dan cabang-cabangnya, baik dari segi ilmu, praktik, maupun penampilan. Ia juga berusaha menepis setiap perkara yang melemahkan iman, baik yang zahir maupun yang batin.”
Di antara fenomena dan gejala lemah iman adalah sebagai berikut:
✳️ Mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan sehingga terbiasa melakukannya.
✳️ Tidak terpengaruh dengan ayat-ayat Allah ketika mendengar atau membacanya. Terkadang beberapa bulan terlewati tanpa membaca satu ayat pun dari Kitabullah. Ia tidak tersentuh dengan ayat-ayat ancaman, tidak tergerak dengan ayat-ayat perintah, dan tidak bergeming dengan ayat-ayat larangan. Ia juga tidak tergerak dengan nasihat-nasihatnya.
✳️ Sempit dada, lekas berkeluh kesah, gerah dengan perbuatan orang lain, tidak toleran sehingga tidak tahan (menghadapi perilaku) saudaranya seislam, bahkan terkadang membuat masalah dengan mereka.
✳️ Keras hati dan tidak merasakan manisnya ketaatan dan kenikmatan beribadah.
✳️ Tidak melaksanakan ibadah dengan baik, yang terlihat dari tidak konsentrasinya ibadah seperti salat, membaca al-Quran, zikir, dan doa. Demikian pula tidak merenungkan makna-makna zikir.
✳️ Tidak merasakan beban tanggung jawab terhadap agama ini, tidak mau mengorbankan harta dan waktu untuk membela Islam dan mendakwahkannya, serta tidak sabar di jalannya.
✳️ Malas dan lalai melakukan amalan-amalan ketaatan dan ibadah. Di antara potret malas adalah mengabaikan salat nafilah dan rawatib, qiyamullail, bersegera ke masjid, salat jamaah, zikir-zikir sunah, membaca al-Quran, menghadiri majelis ilmu, dan ibadah lain.
✳️ Tidak tergerak dengan nasihat, mengingat kematian, menghadiri jenazah, dan melihat mayit. Ketika disebutkan Neraka beserta isinya yang berupa azab, api, air mendidih, dan racun, ia tidak tergetar. Bahkan, bisa jadi ia membenci untuk mengingat kematian, kubur, dan akhirat.
✳️ Bergantung, cenderung dan mencintai dunia, berlari mengikuti syahwat, dan merasa rugi jika ada sesuatu dari dunia yang luput darinya, seperti kedudukan, kekuasaan, harta, dan tempat tinggal.
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika mengutusnya ke Yaman,
إِيَّاكَ وَالتَّنَعُّمَ، فَإِنَّ عِبَادَ اللَّهِ لَيْسُوا بِالْمُتَنَعِّمِينَ
“Jauhilah gaya hidup mewah, karena hamba-hamba Allah bukanlah mereka yang bergaya hidup mewah.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad. Lihat Shahih al-Jami’)
✳️ Tidak marah ketika larangan-larangan Allah dilanggar, tidak melakukan amar makruf dan nahi mungkar.
Dari al-Urs bin Amirat al-Kindi radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عُمِلَتِ الْخَطِيْئَةَ فِي الْأَرْضِ كَانَ مَنْ شَهِدَهَا فَكَرِهَهَا كَمَنْ غَابَ عَنْهَا، وَمَنْ غَابَ عَنْهَا وَرَضِيَهَا كَانَ كَمَنْ شَهِدَهَا
“Ketika dosa dilakukan di bumi, maka orang yang menyaksikannya tetapi membencinya adalah seperti orang yang tidak hadir di sana, dan orang yang tidak hadir di sana tetapi meridainya adalah seperti orang yang langsung menyaksikannya.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir)
✳️ Jatuh ke dalam syubhat, perbuatan-perbuatan yang makruh, dan menyepelekan dosa dan maksiat.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Orang yang beriman melihat dosa-dosanya seakan-akan ia (duduk) di kaki gunung. Ia khawatir (dosa-dosanya) jatuh menimpanya. Sementara seorang pendosa melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya. Ia menepisnya begini, maka lalat pun terbang.” (Shahih al-Bukhari)
Maka, merupakan indikasi lemah iman adalah tidak peduli dengan jatuh ke dalam dosa.
✳️ Banyak melakukan debat kusir yang memicu kerasnya hati dan tersebarnya penyakit hati, seperti hasad dan terpedaya.
✳️ Menganggap remeh perbuatan baik dan tidak memberi perhatian kepada musim-musim kebaikan.
✳️ Cemas dan takut ketika turun musibah atau masalah.
Baca juga: WABAH ADALAH RAHMAT BAGI ORANG BERIMAN
Baca juga: ANCAMAN JIKA KEZALIMAN TIDAK DICEGAH
Baca juga: PERINTAH BERBUAT BAIK, SEKALIPUN TERHADAP HEWAN
Baca juga: MEMILIH TEMAN BERGAUL DAN TEMAN DUDUK
(Ibrahim ‘Abdullah bin Saif al-Mazrui)