Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar dua puluh empat tokoh Quraisy yang tewas dilemparkan ke dalam satu sumur kotor di Badar. Di antara mereka terdapat jenazah Utbah bin Rabi’ah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian melihat kepada Abu Hudzaifah, putra Utbah, dan mendapati rona wajahnya berubah karena kesedihan.
Beliau bertanya, “Barangkali sesuatu telah masuk ke dalam hatimu karena apa yang menimpa ayahmu?”
Abu Hudzaifah menjawab, “Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, aku sama sekali tidak bimbang tentang ayahku ataupun kematiannya. Namun aku mengenalnya sebagai seorang yang bijak, santun, dan memiliki keutamaan. Aku berharap sifat-sifat itu akan menuntunnya kepada Islam. Akan tetapi, ketika aku menyaksikan apa yang terjadi padanya dan melihat ia mati dalam keadaan kafir, padahal aku pernah berharap sebaliknya, hal itu membuatku bersedih.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan kebaikan untuk Abu Hudzaifah dan mengucapkan hal-hal yang menenteramkannya.
Setelah itu beliau berdiam di Badar selama tiga hari. Pada hari ketiga, beliau meminta kendaraannya disiapkan, lalu bergerak diikuti para sahabat. Para sahabat saling berkata, “Mungkin beliau pergi untuk suatu keperluan.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di sumur tempat penguburan kaum musyrikin, lalu berdiri di sisinya. Beliau memanggil mereka dengan menyebut nama dan nama ayah mereka, “Wahai Fulan bin Fulan, wahai Fulan bin Fulan, apakah kalian merasa telah mendapatkan kebaikan dengan menaati Allah dan Rasul-Nya? Sungguh kami telah mendapati apa yang dijanjikan Rabb kami adalah benar. Apakah kalian pun mendapati bahwa apa yang dijanjikan Rabb kalian itu benar?”
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau berbicara kepada jasad-jasad yang tidak memiliki roh?”
Beliau menjawab, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak lebih mendengar apa yang aku ucapkan daripada mereka.”
Seusai pertempuran dan kaum muslimin meraih kemenangan, para tawanan digiring.
Seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaiknya engkau mengejar kafilah, karena tidak ada yang melindunginya.”
Namun al-‘Abbas mengingatkan beliau dan berkata bahwa hal itu tidak baik.
Rasulullah bertanya, “Mengapa?”
Al-‘Abbas menjawab, “Karena Allah telah menjanjikan salah satu dari dua golongan kepadamu, dan kini Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu.”
Perang Badar Kubra terjadi pada hari Jum‘at pagi, tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 hijriah.
Baca sebelumnya: KEMENANGAN KAUM MUSLIMIN DI PERANG BADAR
Baca setelahnya: PEMBAGIAN HARTA RAMPASAN PERANG
(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)