ORANG YANG DITOLAK DARI TELAGA RASULULLAH

ORANG YANG DITOLAK DARI TELAGA RASULULLAH

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لِأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى، فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى، يَقُولُ لَا تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

Aku adalah farath (pendahulu) kalian ke telaga. Akan didatangkan kepadaku orang-orang di antara kalian hingga ketika aku mengulurkan tangan untuk memberi mereka (minum), mereka terhalang dariku. Aku berkata, ‘Wahai Rabbku, mereka adalah sahabat-sahabatku.’ Allah berfirman, ‘Engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sesudah (kematian)mu.’” (HR al-Bukhari dan Muslim)

PENJELASAN

Sabda Nabi dalam hadis ini, “Aku adalah farath kalian ke telaga.”

al-Farath adalah orang yang mendahului datang ke sumber air untuk memberi minum kaumnya.

Pada Hari Kiamat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tepi telaga. Panjang telaga adalah sejauh perjalanan sebulan. Lebarnya juga sejauh perjalanan sebulan. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Bejana-bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa minum airnya sekali saja, niscaya setelahnya ia tidak akan kehausan selamanya.

Pada Hari Kiamat umat ini datang ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan haus karena panas yang sangat terik dan lamanya berdiri. Mereka membutuhkan air. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi mereka minum dengan tangan beliau, kecuali orang-orang yang mengubah agama beliau. Mereka diusir dari telaga.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rabbku, mereka adalah sahabat-sahabatku.”

Allah Ta’ala menjawab, “Engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka lakukan sesudah (kematian)mu.” Yakni, mereka telah mengubah agama. Ini menunjukkan bahwa barangsiapa berbuat bidah dalam agama Allah dan mengubah ajaran agama Allah, ia tidak akan mampu mendekati telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang yang datang ke telaga hanya ahli tauhid dan ittiba’. Mereka mentauhidkan Allah dan ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mengubah dan tidak mengganti ajaran agama. Keadaan mereka tetap seperti itu sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berjalan di atas jalan beliau yang terang. Malamnya bagaikan siangnya. Mereka datang ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan minum air dari telaga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang memberi mereka minum air dari telaga.

Adapun orang-orang yang mengubah dan mengganti ajaran agama, sekalipun mereka menisbatkan diri kepada Islam, mengaku mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada saat itu diusir dari telaga. Ini merupakan peringatan terhadap bahaya bidah, penyimpangan dan pengubahan agama Allah, serta kesesatan.

Di dalam hadis ini terkandung motivasi untuk berpegang kepada agama yang sahih, teguh di atasnya, dan bersabar dalam memegangnya hingga kematiannya agar  pada Hari Kiamat kelak dapat datang ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan minum air darinya.

Baca juga: MEWASPADAI ORANG YANG MENYESATKAN DAN TUKANG SIHIR

Baca juga: MENCUKUPKAN DIRI DENGAN MENGIKUTI RASULULLAH SAJA

Baca juga: KEMUNCULAN SEKTE KHAWARIJ

(Syekh Dr Shalih bin Fauzan al-Fauzan)

Akidah