HARI KIAMAT – MATAHARI MENDEKAT HINGGA SEJAUH SATU MIL

HARI KIAMAT – MATAHARI MENDEKAT HINGGA SEJAUH SATU MIL

Pada Hari Kiamat matahari mendekat ke manusia hingga sejauh satu mil.

Kata ‘mil’ dalam Bahasa Arab bisa berarti ‘ukuran jarak’ bisa juga ‘besi celak’. Keduanya sama-sama berjarak sangat dekat.

Jika panas matahari di dunia telah kita rasakan padahal jaraknya dengan kita sangat jauh, lalu bagaimana panasnya jika jaraknya satu mil di atas kepala kita?

Jika ada yang berkata, “Seandainya matahari sekarang ini mendekat sehelai rambut saja, maka panasnya pasti akan membakar bumi, lalu bagaimana mungkin matahari yang pada Hari Kiamat hanya berjarak satu mil tidak membakar makhluk (bumi beserta isinya)?”

Jawabnya adalah bahwa ketika dikumpulkan di Padang Mahsyar pada Hari Kiamat manusia tidak berkekuatan seperti di dunia. Mereka lebih kuat dan lebih tahan terhadap sengatan matahari. Seandainya manusia sekarang berdiri selama lima puluh hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, mereka pasti tidak sanggup, bahkan mereka pasti mati. Akan tetapi, manusia pada Hari Kiamat berdiri selama lima puluh ribu tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali mereka yang dinaungi oleh Allah Ta’ala. Dan bersamaan dengan itu, mereka menyaksikan kengerian-kengerian dan huru-hara yang sangat dahsyat. Namun mereka tetap bertahan.

Ambillah pelajaran dari penduduk Neraka. Bagaimana mereka mampu bertahan sedemikian rupa.

كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُوْدُهُمْ بَدَّلْنٰهُمْ جُلُوْدًا غَيْرَهَا لِيَذُوْقُوا الْعَذَابَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS an-Nisa’: 56)

Demikian pula dengan penghuni Surga. Mereka bisa melihat kerajaannya sejauh perjalanan seribu tahun hingga ke ujungnya seperti melihat sesuatu yang dekat.

Jika ada yang bertanya, “Adakah yang selamat dari matahari?”

Jawabannya adalah ‘Ada’. Mereka adalah orang-orang yang dinaungi oleh Allah Ta’ala dengan naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada satu naungan pun kecuali naungan-Nya. (Mereka adalah) (1) Pemimpin yang adil; (2) Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah; (3) Laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid; (4) Dua laki-laki yang saling mencintai karena Allah. (Mereka) bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah; (5) Laki-laki yang diajak (berzina) oleh perempuan terhormat lagi cantik, lalu berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’; (6) Laki-laki yang bersedekah, lalu menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah disedekahkan oleh tangan kanannya; (7) Laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian dengan air mata berlinang.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ada pula kelompok lain yang dilindungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “tidak ada satu naungan pun,” yakni, kecuali naungan yang Allah ciptakan, tidak sebagaimana yang dibayangkan oleh sebagian orang bahwa ia adalah naungan dari bayangan Zat Allah. Ini adalah pendapat yang batil, karena dengan begitu berarti matahari berada di atas Allah.

Di dunia kita membuat naungan untuk diri sendiri, tetapi di Hari Kiamat tidak ada naungan kecuali yang Allah ciptakan untuk menaungi hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.

Baca sebelumnya: HARI KIAMAT – TANAH MAHSYAR BUKAN TANAH BUMI SEKARANG

Baca juga: KEWAJIBAN MENGINGAT DAN BERSIAP UNTUK KEHIDUPAN AKHIRAT

Baca juga: WASPADA AGAR TIDAK TERPENGARUH OLEH FITNAH HARTA

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Akidah