Apa yang terjadi pada orang yang meninggal dunia tidak dapat kita lihat, walaupun bekasnya bisa kita saksikan.
Di dalam al-Qur’an Allah Ta’ala menceritakan keadaan orang yang sedang didatangi kematian:
فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَ؛ وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَ؛ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ
“Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan, dan kalian ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, tetapi kalian tidak melihat.” (QS al-Waqi’ah: 83-85)
Ayat ini berbicara tentang roh orang yang sedang mengalami sakaratul maut saat rohnya sampai di kerongkongan. Orang-orang di sekitarnya memang menyaksikan dia sedang sakaratul maut, tetapi tidak melihat malaikat yang sedang mencabut rohnya. “Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, tetapi kalian tidak melihat.”
Dalam hadis al-Bara’ dijelaskan bahwa Malaikat Maut menyampaikan kabar gembira kepada orang yang beriman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ بِيضُ الْوُجُوهِ. كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ. حَتَّى يَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ. مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ. ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ فَيَقْعُدُ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ. فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ. فَإِذَا أَخَذُوهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَذَلِكَ الْحَنُوطِ. فَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْخَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
“Sesungguhnya seorang hamba yang beriman ketika terputus dari dunia dan memulai (kehidupan) akhirat, para malaikat berwajah putih turun kepadanya dari langit. Wajah mereka seperti matahari. Hingga mereka duduk di sekitarnya sejauh mata memandang. Bersama mereka kain kafan dari Surga dan minyak wangi dari Surga. Kemudian Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridaan Allah!’ Maka (roh) keluar mengalir seperti mengalirnya tetesan air dari kantong air. Ketika dia telah mengambilnya, dia tidak membiarkan roh itu di tangannya sekejap pun hingga mereka mengambilnya dan meletakkannya di atas kafan dengan minyak wangi itu. Maka keluar darinya aroma harum seperti aroma yang paling harum yang pernah ditemukan di muka bumi.” (HR Ahmad dengan sanad yang perawinya dijadikan hujah dalam ash-Shahih)
Begitu juga ditegaskan pada ayat berikut:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ؛ نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ؛ نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Rabb kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kalian merasa takut dan janganlah bersedih hati. Bergembiralah kalian dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepada kalian. Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalamnya (Surga) kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh apa yang kalian minta. Sebagai penghormatan (bagi kalian) dari (Allah) yang Mahapengampun, Mahapenyayang.’” (QS Fushshilat: 30-32)
Penghormatan malaikat-malaikat tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh beberapa ahli tafsir, di antaranya Mujahid dan as-Suddi, diberikan ketika kematian menghampiri orang beriman. Sementara itu, tidak diragukan bahwa ketika kematian mendatangi seseorang, ia sedang dalam kesulitan. Ia takut terhadap apa yang akan terjadi dan khawatir akan apa yang ia tinggalkan. Saat itulah malaikat-malaikat mendatanginya untuk memberikan rasa aman.
Malaikat-malaikat itu berkata, “Jangan khawatir terhadap masa depanmu di alam barzakh dan di akhirat, dan jangan sedih dengan keluargamu, anak-anakmu maupun utang yang kamu tinggalkan.” Malaikat-malaikat itu juga menyampaikan kabar gembira yang paling utama, “Dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepada kamu yang di dalamnya (Surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.”
Selama seseorang berada dalam jaminan Allah, Allah akan senantiasa melindunginya, terlebih ketika ia sedang menghadapi keadaan yang sangat sulit. Salah satu keadaan yang sangat sulit adalah saat menghadapi kematian. Inilah jaminan Allah yang dimaksudkan pada ayat berikut: “Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat” (QS. Fushshillat: 31).
Adapun orang kafir yang jahat, para malaikat akan turun mendatangi mereka dengan membawa berita yang sebaliknya, sebagaimana pada hadis al-Bara’ dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ، نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمُ الْمُسُوحُ ، حَتَّى يَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ. ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ، اخْرُجِي إِلَى سَخَطِ اللَّهِ وَغَضَبِهِ. فَتَفْرُقُ فِي جَسَدِهِ. فَتَخْرُجُ فَيَنْقَطِعُ مَعَهَا الْعُرُوقُ وَالْعَصَبُ كَمَا تُنْزَعُ السَّفُّودَ مِنَ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ. فَيَأْخُذُوهَا. فَإِذَا أَخَذُوهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ. فَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى ظَهْرِ الْأَرْضِ
“Dan seorang hamba kafir ketika terputus dari dunia dan memulai (kehidupan) akhirat, para malaikat berwajah hitam turun kepadanya dari langit dengan membawa kain kasar hingga mereka duduk di sekitarnya sejauh mata memandang. Kemudian Malaikat Maut datang dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah!’ Maka (roh) menyebar ke seluruh jasadnya. Malaikat Maut mencabutnya bagaikan mencabut tusuk panggang daging dari wol yang basah sehingga urat dan sarafnya terputus. Lalu dia mengambilnya. Apabila dia telah mengambilnya, dia tidak membiarkan roh itu di tangannya barang sekejap pun hingga mereka mengambilnya dan meletakkannya di atas kain kasar. Maka keluar darinya bau busuk sebusuk bangkai yang paling busuk yang pernah ditemukan di muka bumi.” (HR Ahmad dengan sanad yang perawinya dijadikan hujah dalam ash-Shahih)
Begitu juga ditegaskan pada ayat berikut:
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ
“Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat-malaikat dalam keadaan menzalimi diri sendiri, mereka (malaikat-malaikat) bertanya, ‘Bagaimana kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekkah).’ Mereka (malaikat-malaikat) bertanya, ‘Bukankah bumi Allah luas sehingga kalian dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?’ Maka orang-orang itu tempatnya di Neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS an-Nisa’: 97)
Ayat di atas, sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas, diturunkan berkenaan dengan sejumlah penduduk Makkah yang masuk Islam namun tidak berhijrah sebelum meninggal dunia atau terbunuh oleh musuh. Ketika mereka sedang mengalami sakaratul maut, malaikat-malaikat menyindir, mencela dan menyampaikan kabar gembira berupa Neraka bagi mereka.
Allah telah menjelaskan kepada kita bagaimana malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir di Perang Badar.
وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْۚ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ؛ ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ
“Dan sekiranya kamu melihat ketika malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka, (dan berkata), ‘Rasakanlah olehmu siksa Neraka yang membakar.’ Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.” (QS al-Anfal: 50-51)
Terkait ayat tersebut, Ibnu Katsir menafsirkan, “Seandainya engkau, Muhammad melihat bagaimana malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, niscaya engkau melihat pemandangan yang mengerikan. Sebab, malaikat-malaikat itu memukul wajah dan punggung mereka sambil berkata, ‘Rasakanlah olehmu siksa Neraka yang membakar.”
Ibnu Katsir mengisyaratkan bahwa pencabutan nyawa orang kafir dengan kasar tidak hanya terjadi di Perang Badar, akan tetapi terjadi umum bagi setiap orang kafir. Karena itulah Allah tidak mengkhususkan peristiwa tersebut bagi orang kafir yang terbunuh pada Perang Badar, tetapi Allah Ta’ala berfirman: “Dan sekiranya kamu melihat ketika malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir.” (QS al-Anfal: 50)
Penafsiran Ibnu Katsir ini memang benar dan diperkuat oleh banyak ayat al-Qur-an, seperti firman-Nya:
فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ
“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada–adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (malaikat-malaikat) berkata, ‘Manakah sesembahan yang biasa kalian sembah selain Allah?’ Mereka (orang musyrik) menjawab, ‘Semuanya telah lenyap dari kami.’ Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir.” (QS al-A’raf: 37)
الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۖفَاَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوْۤءٍ ۗبَلٰىٓ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌۢ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
“(Yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat-malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata), ‘Kami tidak pernah mengerjakan sesuatu kejahatan pun.’ (Malaikat-malaikat menjawab), ‘Pernah! Sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang telah kalian kerjakan.’” (QS an-Nahl: 28)
اِنَّ الَّذِيْنَ ارْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطٰنُ سَوَّلَ لَهُمْۗ وَاَمْلٰى لَهُمْ؛ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لِلَّذِيْنَ كَرِهُوْا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ سَنُطِيْعُكُمْ فِيْ بَعْضِ الْاَمْرِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِسْرَارَهُم؛ فَكَيْفَ اِذَا تَوَفَّتْهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang (Yahudi) yang tidak senang kepada apa yang diturunkan Allah, ‘Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan,’ tetapi Allah mengetahui rahasia mereka. Maka bagaimana (nasib mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka, memukul wajah dan punggung mereka?” (QS Muhammad: 25-27)
Baca juga: KEDATANGAN MALAIKAT MAUT SAAT KEMATIAN
Baca juga: SAKARATUL MAUT
(Dr Umar Sulaiman al-Asyqar)