KISAH NABI YUSUF – MENYINGKAP RAHASIA

KISAH NABI YUSUF – MENYINGKAP RAHASIA

Saudara-saudara Nabi Yusuf memenuhi permintaan ayah mereka pergi ke Mesir untuk mencari Yusuf dan saudaranya. Mereka membawa barang-barang yang tidak berharga untuk ditukarkan dengan makanan bagi keluarga mereka, karena musik paceklik, kondisi sulit yang mereka alami, dan jumlah anggota keluarga mereka yang banyak.

Ketika mereka bertemu Nabi Yusuf di istananya, mereka berkata, “Wahai al-Aziz, kami dan keluarga kami tengah tertimpa kekeringan, paceklik, dan kelaparan. Kami datang dengan membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah takaran bagi kami, meskipun barternya tidak sepadan. Bersedekahlah kepada kami melebihi kadar yang semestinya. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah dengan balasan di dunia dan di akhirat.”

Mendengar pernyataan mereka Nabi Yusuf merasa iba. Ia memperkenalkan diri sambil menegur mereka, “Apakah kalian telah menyadari keburukan yang telah kalian lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya yang kalian tidak mengetahui akibatnya?”

Mereka menyadari bahwa orang yang berbicara di hadapan mereka adalah Yusuf. Mereka bertanya-tanya, “Apakah engkau benar-benar Yusuf?”

Nabi Yusuf menjawab, “Ya, aku Yusuf, dan yang kalian lihat bersamaku ini adalah saudara kandungku, Bunyamin. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami dengan mempertemukan kami setelah sebelumnya terpisah dan mengangkat derajat kami. Karunia ini disebabkan oleh kesabaran dan ketakwaan kami. Barangsiapa bertakwa dan bersabar dengan menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah, bersabar terhadap hal-hal yang menyakitkan, dan bersabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dia akan menjaganya untuk mereka.”

Mereka berkata, “Demi Allah, Allah telah melebihkan engkau di atas kami dengan budi pekerti yang mulia dan perilaku yang baik, padahal kami telah menimpakan keburukan yang sangat buruk kepadamu, bersemangat melancarkan gangguan kepadamu, dan menjauhkanmu dari ayahmu. Ternyata Allah melebihkanmu dan menempatkanmu pada kedudukan yang engkau inginkan. Sungguh kami adalah orang-orang yang berdosa.”

Nabi Yusuf menanggapi mereka dengan kemuliaan dan kemurahan hati, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian. Semoga Allah mengampuni kalian. Dia adalah sebaik-baik Zat yang menyayangi orang-orang yang bertobat dan kembali menuju ketaatan kepada-Nya.”

Nabi Yusuf memaafkan mereka dengan sepenuh hati tanpa menjatuhkan mereka dengan menyebut kejahatan yang pernah mereka lakukan. Ia memohon ampunan dan rahmat bagi mereka. Ini adalah puncak sifat kebaikan yang tidak akan muncul kecuali dari orang-orang istimewa dan orang-orang terpilih dari kalangan orang-orang pilihan.

Baca sebelumnya: KISAH NABI YUSUF – KESEDIHAN YANG MENDALAM

Baca sesudahnya: KISAH NABI YUSUF – PENGLIHATAN YA’QUB KEMBALI NORMAL

(al-Hafidz Ibnu Katsir)

Kisah