KISAH NABI YUSUF – KESEDIHAN YANG MENDALAM

KISAH NABI YUSUF – KESEDIHAN YANG MENDALAM

Ketika saudara-saudara Yusuf kembali ke negerinya dan mengabarkan kepada ayah mereka tentang kejadian yang menimpa mereka dan Bunyamin, sang ayah tidak percaya. Namun mereka meminta agar sang ayah memercayainya. Mereka berkata, “Tanyakan saja kepada rombongan yang datang bersama kami. Mereka pasti akan mengatakan hal yang sama. Kami benar-benar jujur tentang pencurian itu.”

Ya’qub jelas tidak memercayainya. Selain karena Bunyamin bukan seorang yang memiliki mental pencuri, mereka juga pernah melakukan kelalaian terhadap Yusuf. Ya’qub berkata kepada mereka, “Hanya kalian saja yang memandang baik perbuatan buruk yang telah kalian lakukan. Kesabaranku adalah kesabaran yang baik, tanpa keluh kesah. Mudah-mudahan Allah mengembalikan ketiga anakku kepadaku. Sesungguhnya Dia Mahamengetahui keadaanku lagi Mahabijaksana pengaturan-Nya.”

Ya’qub tidak dapat berbuat apa-apa kecuali bersabar dan berharap kepada Allah Ta’ala agar Dia mengembalikan Yusuf, Bunyamin, anak tertuanya kepadanya. Allah Mahamengetahui perasaan yang dia rasakan dengan berpisah dari orang-orang yang dicintainya.

Ketika ingatannya terhadap Yusuf kembali mengemuka, kesedihan Ya’qub memuncak. Ia berpaling dari anak-anaknya seraya berkata, “Sungguh hatiku sedih mengenang Yusuf.” Bahkan, karena terlalu sering menangisi Yusuf, hitam bola mata Ya’qub memutih. Ya’qub mengalami kebutaan.

Saudara-saudara Yusuf sangat iba dengan penderitaan yang dialami sang bapak. Mereka meminta agar Ya’qub tidak terlalu memikirkan Yusuf. Sebaliknya, mereka meminta agar Ya’qub memerhatikan diri sendiri.  Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf dan meratapi kepergiannya hingga sakitmu semakin parah atau engkau mungkin akan kehilangan nyawa. Kurangilah beban penderitaanmu!”

Ya’qub mengadukan semua keluh kesahnya hanya kepada Allah Ta’ala. Dia yakin bahwa pertolongan Allah dan jalan keluar dari-Nya akan Dia berikan kepadanya. Ya’qub yakin bahwa dia akan kembali melihat Yusuf.  Ya’qub berkata, “Aku tidak ingin menampakan kesedihan diriku kecuali kepada Allah Ta’ala. Dia-lah Zat yang akan menghilangkan madarat dan musibah. Dan aku mengetahui rahmat Allah dan jalan keluar dari-Nya yang tidak kalian ketahui.”

Setelah itu Ya’qub memerintahkan anak-anaknya untuk mencari informasi tentang Yusuf dan saudaranya. Ya’qub berpesan agar mereka tidak berputus asa dari rahmat Allah, karena sifat itu bukan sifat orang beriman. Ya’qub berkata, “Wahai anak-anakku, kembalilah kalian ke Mesir! Carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dengan cermat. Janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhya tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir, karena mereka tidak mengetahui besarnya kekuasaan Allah dan rahasia anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya.”

Baca sebelumnya: KISAH NABI YUSUF – KEMBALI KE MESIR

Baca sesudahnya: KISAH NABI YUSUF – MENYINGKAP RAHASIA

(al-Hafidz Ibnu Katsir)

Kisah