HAK ATAS TEMPAT DUDUK

HAK ATAS TEMPAT DUDUK

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَجْلِسٍ ثُمَّ رَجَعَ إِلَيْهِ، فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ

Apabila salah seorang dari kalian bangkit dari suatu mejelis (tempat duduk) lalu ia kembali ke tempat tersebut, maka ia lebih berhak atas tempat tersebut.” (HR Muslim)

PENJELASAN

Agama Islam adalah agama yang sempurna. Ia tidak tertinggal satu hal pun, baik kecil maupun besar, yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat melainkan pasti dijelaskan untuk kita. Di antaranya adalah apa yang dijelaskan dalam hadis ini, yang merupakan salah satu adab majelis, yaitu bahwasannya apabila seseorang duduk di suatu tempat, lalu bangkit, lalu kembali lagi ke tempat duduk tersebut, maka ia lebih mempunyai hak atas tempat duduk tersebut. Selain dia tidak boleh mengambilnya. Kapan saja ia kembali ke tempat tersebut, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan tempat yang ia bangkit dari tempat tersebut.

Termasuk dalam hal ini adalah tempat duduk di tempat umum, masjid, halakah ilmu, dan ruang kelas.

Dengan demikian, apabila seseorang bangkit dari tempat duduknya, kemudian setelah beberapa saat ia kembali ke tempat tersebut, maka ia adalah orang yang paling utama dan paling mempunyai hak atas tempat duduk tersebut. Apabila ia bangkit dari tempatnya, kemudian kembali setelah waktu yang lama, maka ia bukan orang yang paling berhak.

Orang yang bangkit dari tempat duduknya setelah Zuhur dan kembali setelah Asar, atau setelah Magrib, atau keesokan harinya, maka ia bukan orang yang paling utama dan berhak atas tempat tersebut.

Perlu diperhatikan bahwa di antara bentuk permusuhan, terutama yang terjadi pada para pemuda, adalah terjadi hanya karena tempat duduk. Seandainya kita komitmen dengan adab- adab syar’i dalam majelis, pasti persatuan kita semakin bertambah, dan semakin sedikit perselisihan.

Baca juga: BERDIRI YANG DIANJURKAN

Baca juga: BERDIRI YANG DILARANG

Baca juga: SESEORANG BERSAMA ORANG YANG DICINTAINYA

(Muhammad bin Sulaiman bin Abdullah al-Muhanna)

Adab