Sesungguhnya berbukti pekerti yang mulia merupakan karakter dasar para nabi, ahli ibadah, dan orang-orang saleh. Mereka mendapatkan derajat yang tinggi dan tempat yang mulia di sisi Allah Ta’ala. Karena budi pekerti yang mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan sanjungan dari Allah Ta’ala dalam ayat yang sangat sederhana, tetapi sangat dalam arti dan maknanya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS al-Qalam: 4)
Budi pekerti yang mulia dapat menumbuhkan rasa saling mengasihi dan kesetiakawanan. Sementara akhlak yang buruk dapat memantik iri hati, dengki, dan perpecahan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan umatnya berpegang teguh pada budi pekerti yang mulia. Bahkan beliau menyejajarkan budi pekerti yang mulia dengan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullali shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang perkara yang paling banyak mengantarkan manusia ke Surga. Beliau menjawab,
التَّقْوَى وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Bertakwa kepada Allah dan budi pekerti yang baik.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Budi pekerti yang baik meliputi wajah yang senantiasa dihiasi senyuman, memberikan kebaikan, tidak menyakiti sesama, pembicaraan yang bagus, menahan amarah, sabar, serta tabah dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu dengan satu wasiat yang sangat dalam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا عُقْبَةُ، أَلا أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ أَخْلَاقِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَأَهْلِ الآخِرَةِ؟ تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ، وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ
“Wahai Uqbah, maukah aku tunjukkan kepadamu akhlak yang paling utama yang dimiliki oleh penduduk dunia dan penduduk akhirat? Engkau menyambung silaturahmi dengan orang yang memutusnya denganmu, memberi orang yang dulu menutup pintunya untukmu, dan memaafkan orang yang bersalah padamu.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim, Ahmad, dan ath-Thabarani)
Wahai saudaraku, raihlah hal-hal positif dan pahala yang sangat besar yang tersedia untuk orang-orang yang berbudi luhur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seseorang dapat mencapai derajat orang yang ahli puasa dan ahli salat hanya dengan berbudi pekerti yang baik.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan budi pekerti yang mulia sebagai bukti yang menunjukkan keimanan yang sempurna.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam ash-Shahihah)
Wahai saudaraku, lakukanlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut,
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دِينًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ، يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ، شَهْرًا
“Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. Amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dapat memasukkan kebahagiaan dalam hati orang muslim, meringankan bebannya, membayar hutangnya, atau membantunya agar tidak lapar. Sungguh, usahaku untuk menyelesaikan urusan saudaraku yang muslim adalah lebih aku sukai daripada beritikaf di masjid ini -masjid Madinah- selama sebulan penuh.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh ath-Thabarani. Dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani dalam Sahih al-Jami’)
Seorang muslim hendaklah menggunakan kata-kata lembut dan sopan saat berbicara agar ucapannya itu menjadi investasinya di akhirat kelak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْكَلِمِةُ الْطَيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Berkata-kata baik adalah sedekah.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Bahkan senyuman yang nampak di bibir dan tidak mengeluarkan biaya apa pun saat melakukannya juga bernilai pahala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani dalam Sahih al-Jami’)
Petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat hadis-hadisnya agar kaum muslimin berbudi pekerti yang mulia adalah sangat banyak. Bahkan, perjalanan hidup dan biografi beliau adalah teladan budi pekerti yang mulia, baik etika kepada dirinya sendiri, bersama istri-istrinya, kaum papa, orang-orang yang tidak mengetahui masalah agama, dan bahkan terhadap orang kafir.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى
“Dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) adalah lebih dekat kepada takwa.” (QS al-Ma’idah: 8)
Wahai saudaraku, sesungguhnya tanda-tanda budi pekerti yang mulia terdapat dalam beberapa hal berikut ini. Oleh karena itu, kenalilah, lalu lakukanlah dengan penuh penghayatan dan kesadaran. Yaitu, sangat pemalu, tidak suka menyakiti, berlaku saleh, berkata jujur, sedikit bicara, banyak bekerja, berhati-hati, tidak membuang-buang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, lembut, setia, disiplin, tabah, banyak berterima kasih atas segala kebaikan, bijaksana, menjaga kehormatan, dan pemaaf. Selain itu, juga tidak suka melaknat, mencaci-maki, adu domba, menggunjing, bertindak ngawur, dendam, dan dengki. Dan yang utama adalah mencintai karena Allah Ta’ala dan membenci karena Allah Ta’ala.
Pangkal perangai yang buruk adalah sombong dan hina dina. Sedangkan pangkal budi pekerti yang mulia adalah khusyuk dan cita-cita yang tinggi.
Congkak, besar hati, membanggakan diri, dengki, angkuh, berbuat aniaya, keras kepala, semena-mena, tidak mau menerima nasihat, ambisi, rakus kehormatan, dan ingin dipuji pada sesuatu yang tidak pernah dikerjakan adalah perangai-perangai buruk yang timbul dari kesombongan.
Berdusta, berkhianat, haus pujian, tipu daya, pelit, penakut, malas, tunduk kepada selain Allah Ta’ala, mudah beralih dari kebaikan kepada keburukan, dan lain sebagainya merupakan sifat-sifat yang tumbuh dari kehinaan dan tidak percaya diri.
Sungguh mengherankan orang yang setiap hari membasuh wajahnya lima kali untuk memenuhi panggilan Allah Ta’ala, tetapi tidak pernah membasuh hatinya sekali saja dalam setahun agar lenyap semua bisikan dunia, kepekatan hati, dan perangai buruknya.
Wahai saudaraku, berusahalah untuk selalu menahan amarah. Buatlah orang tuamu, istrimu, anak-anakmu, teman-teman, dan orang-orang di sekelilingrnu tenang, bahagia, dan bangga dengan perkataan lembutmu, sopan santunmu, dan keceriaan wajahmu.
Wahai saudaraku, perhatikanlah selalu wasiat agung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis ini,
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kalian di mana pun kalian berada! Lakukanlah kebaikan setelah melakukan kesalahan, niscaya kebaikan itu menghapusnya (kesalahan). Pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmidzi. Dinyatakan hasan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua dalam golongan orang-orang yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat kedudukannya denganku pada Hari Kiamat adalan orang yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Dinyatakan hasan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)
Baca juga: AKHLAK YANG BAIK
Baca juga: TENTANG AKHLAK BAIK DAN DOSA
Baca juga: ORANG YANG PALING MULIA ADALAH ORANG YANG PALING BERTAKWA
Baca juga: JANGAN BERTEMAN DENGAN ORANG YANG BERAKHLAK BURUK
(Abdul Malik bin Muhammad Abdurrahman al-Qasim)