Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Yang dinamakan khaluf atau khuluf (bau mulut) adalah perubahan bau mulut ketika lambung tidak terisi makanan. Bau mulut ini tidak disukai oleh orang, akan tetapi di sisi Allah lebih harum daripada aroma kesturi. Sebab, ia muncul akibat mengerjakan ibadah kepada Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya. Segala yang muncul dari beribadah kepada Allah dan dari melakukan ketaatan kepada-Nya dicintai oleh-Nya. Allah akan memberikan ganti kepada pemiliknya dengan yang lebih baik, lebih utama dan lebih bagus. Tidakkah kamu perhatikan orang yang mati syahid di jalan Allah yang hanya karena menginginkan agar kalimat Allah tegak, maka pada Hari Kiamat ia datang dengan luka yang mengalirkan darah. Warnanya memang warna darah, akan tetapi aromanya adalah aroma kesturi.
Berkenaan dengan haji, Allah Ta’ala berbangga di hadapan para malaikat dengan orang-orang yang sedang wukuf di Padang Arafah dengan mengatakan,
انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي، أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا
“Lihatlah hamba-hamba-Ku! Mereka mendatangi-Ku dengan rambut kusut dan badan penuh debu.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Meskipun keadaan orang itu kusut, namun Allah menyukainya, karena kekusutan itu disebabkan ia sedang melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan menjauhi segala larangan ihram serta menjauhi kemegahan hidup.
Baca juga: PUASA RAMADAN: KEWAJIBAN DAN KEUTAMAANNYA
Baca juga: HUKUM PUASA ORANG YANG SUBUH HARINYA MASIH JUNUB
(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)