Syirik kepada Allah Ta’ala adalah dosa besar yang paling besar, dosa yang tidak akan diampuni, kezaliman yang tiada tara, kesalahan yang paling fatal, musibah yang paling dahsyat, dan bencana yang membinasakan.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya syirik adalah kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Syirik kepada Allah Ta’ala adalah menyamakan Allah Ta’ala dengan selain-Nya dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya. Maka, memalingkan suatu peribadahan, baik ibadah qalbiyah (ibadah hati) seperti inabah (tobat), takut, dan cinta, atau ibadah qauliyah (ibadah lisan) seperti tasbih dan takbir, ataupun ibadah fi’liyah (ibadah aplikatif) seperti berkurban, tawaf, dan salat kepada selain Allah Ta’ala termasuk bentuk kesyirikan yang tidak akan diampuni oleh Allah Ta’ala dan menjadikan amalannya tidak diterima oleh Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ بَلِ اللّٰهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.’” (QS az-Zumar: 65-66)
Syirik kepada Allah Ta’ala dapat menyebabkan pelakunya masuk Neraka.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu (dengan Allah), Allah pasti mengharamkan baginya Surga, dan tempatnya adalah Neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun.” (QS al-Maidah: 72)
Dengan demikian tidak ada yang diseru selain Allah, tidak ada yang ditakuti selain Allah, tidak boleh bersumpah kecuali dengan nama Allah, tidak boleh bernazar kecuali kepada Allah, tidak boleh melakukan tawaf kecuali di Ka’bah Baitullah, tidak boleh menyembelih kecuali ditujukan kepada Allah, tidak boleh bertawakal kecuali kepada Allah, dan tidak boleh mengarahkan peribadahan yang tersembunyi maupun yang terang-terangan kecuali kepada Allah. Itu karena semua itu adalah murni hak Allah Ta’ala. Karenanyalah kita ada, untuk itulah kita diperintah, dan tentang itulah kita akan mengalami fitnah di alam kubur dan akan ditanya ketika kelak kita dibangkitkan di Hari Kiamat. Dengan semua ini, maka kita akan selamat setelah kita mendapat rahmat Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS an-Nisa’: 48)
Baca juga: MENGIKHLASKAN TUJUAN DAN AMAL HANYA UNTUK ALLAH
Baca juga: LARANGAN MEMBANGUN TEMPAT PERIBADATAN DI ATAS KUBURAN
Baca juga: MENGIKUTI SYARIAT ALLAH
(‘Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi)