SELAWAT BAGI ORANG YANG MENYAMBUNG SAF

SELAWAT BAGI ORANG YANG MENYAMBUNG SAF

Di antara orang-orang yang berbahagia dengan tercurahnya selawat Allah Ta’ala dan para malaikat-Nya bagi mereka adalah orang-orang yang selalu menyambung saf (barisan salat). Mereka tidak membiarkan ruang kosong pada saf.

Di antara dalil yang mendasari hal ini adalah:

Pertama: Para imam, yaitu Iman Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim rahimahumullah meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ

Sungguh, Allah dan para malaikat selalu berselawat bagi orang-orang yang menyambung saf.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib)

Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah membuat bab dengan hadis ini dengan judul “Bab Penyebutan Selawat Allah dan Para Malaikat-Nya bagi Orang-orang yang Menyambung Saf”.

Imam Ibnu Hibban rahimahullah membuat bab dengan hadis ini dengan judul “Ampunan Allah ‘Azza wa Jalla serta Permohonan Ampunan dari Para Malaikat bagi Orang yang Menyambung Saf (Barisan Salat) yang Terputus”.

Kedua: Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah meriwayatkan dari al-Bara’ bin’ Azib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi setiap saf (barisan salat) dari satu sudut ke sudut lain. Beliau mengusap setiap pundak atau dada kami sambil bersabda,

لَا تَخْتَلِفُوا، فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ

Janganlah kalian saling berselisih. (Jika perselisihan terjadi), maka akan berselisih pula hati-hati kalian.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ الصُّفُوْفَ اْلأُوَلِ

Sungguh, Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang-orang yang menyambung saf-saf terdepan.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah. Disahihkan oleh Syekh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib)

Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah memberikan bab pada kitabnya dengan judul “Bab tentang Selawat Allah dan Para Malaikat bagi Orang-orang yang Menyambung Saf-Saf Terdepan.”

Dahulu para sahabat radhiyallahu ‘anhuma sangat bersungguh-sungguh dalam mengisi saf (barisan) yang kosong. Di antara riwayat yang menunjukkan hal tersebut adalah:

Pertama: Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ. فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَائِي ظَهْرِي

Luruskanlah saf-saf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku.”

Setelah itu setiap orang dari kami senantiasa menempelkan pundaknya ke pundak sahabat di sebelahnya, dan menempelkan kakinya ke kaki sahabat di sebelahnya. (HR al-Bukhari)

Kedua: Imam Abu Dawud rahimahullah meriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya kepada orang-orang lalu bersabda,

أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ

Luruskanlah saf-saf kalian!

Beliau mengucapkan hal itu tiga kali, lalu bersabda,

وَاللَّهِ، لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ

Demi Allah, luruskanlah saf-saf kalian atau Allah akan menjadikan hati-hati kalian saling berselisih.”

an-Numan berkata: Setelah itu aku melihat setiap orang merapatkan pundaknya ke pundak sahabat di dekatnya, lututnya ke lutut sahabat di dekatnya, juga mata kakinya ke mata kaki sahabat di dekatnya. (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Disahihkan oleh Syekh al-Albani)

Syekh Muhammad Syamsul Haqq al-’Azhim Abadi rahimahullah menjelaskan, “Hadis-hadis di atas merupakan dalil yang mendasari pentingnya meluruskan saf (barisan salat). Hal itu adalah bagian dari sempurnanya salat, yaitu dengan tidak ada yang lebih belakang atau lebih depan dari yang lainnya dalam satu saf, pundak dirapatkan dengan pundak, lutut dirapatkan dengan lutut, dan mata kaki dirapatkan dengan mata kaki.

Sayangnya, sunah ini telah ditinggalkan pada zaman sekarang. Jika seseorang melakukan sunah ini (dengan merapatkan pundak dan mata kakinya ke pundak dan mata kaki orang di sebelahnya), banyak orang di sebelahnya akan menjauh darinya bagaikan larinya seekor keledai liar. Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun.”

Mudah-mudahan Allah Ta’ala tidak menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang enggan menyambung saf. Mudah-mudahan Allah Ta’ala dengan rahmat-Nya menjadikan kita semua termasuk golongan orang yang senantiasa menyambung saf dalam salat, sehingga Allah dan para malaikat-Nya selalu berselawat kepada kita semua. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Baca juga: MELURUSKAN SAF: MAKNA DAN HUKUMNYA

Baca juga: HARAM SALAT PADA SAF DI ANTARA DUA TIANG

Baca juga: CARA BERSELAWAT KEPADA NABI

(Dr Fadhl Ilahi)

Serba-Serbi