Kaum muslimin terjun ke medan pertempuran dengan kekuatan iman yang kokoh. Mereka menekan barisan kaum musyrikin dan menebas leher-leher mereka. Dalam peperangan ini, Allah menurunkan bala bantuan berupa malaikat yang memperkuat kaum mukminin dalam menghadapi musuh-musuh mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sungguh, Allah telah menolong kalian dalam Perang Badar, padahal kalian dalam keadaan lemah. Maka bertakwalah kepada Allah agar kalian mensyukuri-Nya. (Ingatlah) ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang-orang beriman, ‘Apakah tidak cukup bagi kalian bahwa Allah membantu kalian dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan dari langit?’ (Ya, cukup). Jika kalian bersabar dan bertakwa, ketika mereka datang menyerang kalian dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira bagi kemenangan kalian, dan agar hati kalian merasa tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ali ‘Imran: 123–126)
“(Ingatlah) ketika kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian, lalu diperkenankan-Nya bagi kalian, ‘Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.’ Dan Allah tidak menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hati kalian menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Ingatlah) ketika Allah membuat kalian mengantuk untuk memberikan ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan hujan dari langit kepada kalian untuk menyucikan kalian dengannya, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari diri kalian, menguatkan hati kalian, serta meneguhkan telapak kaki kalian.” (QS al-Anfal: 9-11)
“(Ingatlah) ketika Rabb-mu mewahyukan kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku bersama kalian, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang beriman.’ Kelak akan Aku timpakan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir. Maka penggallah leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS al-Anfal: 12)
Beberapa hadis juga meriwayatkan keterlibatan malaikat dalam Perang Badar. Di antaranya:
Pertama: Pada hari itu, ketika seorang prajurit muslim berhadapan dengan seorang prajurit musyrik, tiba-tiba ia mendengar suara cambuk di atas kepalanya dan terdengar seruan, “Majulah, wahai Haizum!” Seketika itu, prajurit musyrik di depannya tersungkur jatuh telentang. Ia melihat hidung orang itu sobek, wajahnya robek karena pukulan cambuk, bahkan tubuhnya tampak menghijau akibat pukulan tersebut.
Ketika prajurit Anshar itu menceritakan peristiwa tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Engkau benar. Itu adalah bantuan dari langit yang ketiga.” (HR Muslim)
Kedua: Seorang laki-laki Anshar yang bertubuh pendek datang membawa al-‘Abbas sebagai tawanan. al-Abbas berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, bukan orang ini yang menawanku, melainkan seorang laki-laki botak, berwajah tampan, yang menunggangi seekor kuda belang. Aku tidak melihatnya di antara kalian sekarang.”
Laki-laki Anshar itu berkata, “Akulah yang telah menawannya, wahai Rasulullah.”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Diamlah, sesungguhnya Allah telah membantumu dengan seorang malaikat yang mulia.” (HR Ahmad)
Ketiga: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat tertidur sekejap di bangsalnya, kemudian beliau terbangun dan berkata, “Bergembiralah, wahai Abu Bakar. Jibril telah datang dengan mengenakan sorbannya, memegang tali kekang kudanya, dan menungganginya. Allah telah menurunkan kemenangan dan pertolongan-Nya.” (HR al-Uwami)
Allah memuliakan hamba-hamba-Nya yang beriman dalam Perang Badar dengan berbagai karamah. Salah satunya dialami oleh ‘Ukasyah bin Mihshan. Saat bertempur, pedangnya patah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memberinya sepotong kayu untuk digunakan sebagai senjata. Seketika, kayu itu berubah menjadi sebilah pedang panjang dari besi putih yang sangat kuat. ‘Ukasyah pun menggunakannya dalam pertempuran Badar, dan pedang itu terus ia gunakan dalam peperangan-peperangan berikutnya hingga Perang Yamamah —salah satu Perang Riddah— di mana ia gugur sebagai syahid.
Ketika Iblis, yang saat itu berada dalam bentuk Suraqah bin Malik, melihat apa yang dilakukan oleh malaikat dan kaum mukminin terhadap kaum musyrikin, ia pun lari tunggang langgang hingga menceburkan diri ke laut.
Baca sebelumnya: DUEL AWAL PERANG BADAR
Baca setelahnya: KEBERANIAN DUA PEMUDA ANSHAR MEMBUNUH ABU JAHAL
(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)