MENGHADIAHI ORANG MENINGGAL DENGAN AMAL SALEH

MENGHADIAHI ORANG MENINGGAL DENGAN AMAL SALEH

Syekh bin Baz rahimahullah ditanya:

Bagaimana hukum menghadiahi orang yang sudah meninggal dengan amal saleh?

Syekh bin Baz rahimahullah menjawab:

Boleh menghadiahi orang yang sudah meninggal dengan amal saleh yang sesuai dengan syariat, seperti sedekah, doa, membayar hutang, haji dan umrah. Boleh juga menghadiahi orang tua yang lemah atau orang sakit yang lemah yang tidak ada lagi harapan untuk sembuh dengan amal ibadah haji dan umrah. Banyak hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membolehkan hal itu. Begitu juga firman Allah Ta’ala tentang doa untuk kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal:

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami. Janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Mahapenyantun lagi Mahapenyayang.” (QS al-Hasyr: 10)

Dan seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga: sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah, al-Baihaqi dan lainnya)

Sebuah hadis sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan: Seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku sudah meninggal tanpa berwasiat apa-apa. Aku rasa, jika saat itu ia mampu berbicara, ia akan bersedekah. Apakah ada pahala baginya jika aku bersedekah atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadis lain disebutkan bahwa seseorang dari Bani Salamah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, apakah ada amalan yang tersisa bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?”

Beliau menjawab,

نَعَمِ، الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا، وَالْاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Ada, yaitu berdoa untuk mereka, meminta ampun untuk mereka, memenuhi janji mereka, menyambung silaturahmi yang tidak disambung kecuali dengan mereka, dan menghormati teman mereka.” (HR Abu Dawud)

Baca juga: TAKZIAH (BELASUNGKAWA) YANG MASYRU’ DAN YANG DILARANG

Baca juga: MENGHIDUPKAN SUNAH RASULULLAH

(Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz)

Serba-Serbi