Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke rumah Fathimah. Beliau tidak mendapati Ali bin Abi Thalib di rumahnya.
“Ke mana anak pamanmu?” tanya beliau kepada Fathimah.
“Kami bertengkar sehingga dia marah kepadaku. Lalu dia pergi dan tidak tidur siang bersamaku,” jawab Fathimah.
Kemudian Rasulullah berseru kepada salah seorang sahabat, “Carilah di mana dia berada!”
Selang beberapa waktu kemudian, sahabat itu kembali dan memberitahukan, “Wahai Rasulullah, dia sedang tidur di dalam masjid.”
Rasulullah pun segera pergi ke masjid. Ketika itu Ali sedang berbaring miring. Kain ridanya jatuh dari sisi tubuhnya sehingga tanah melumuri tubuhnya.
Beliau mengusap tubuh Ali sambil berkata, “Bangunlah, wahai Abu Turab! Bangunlah, wahai Abu Turab!” (HR al-Bukhari dan Muslim)
NB: Abu Turab = orang yang berlumur tanah.
al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, “Hadis Sahal ini mengandung sejumlah penjelasan penting. Di antaranya adalah boleh tidur siang di masjid, boleh mencandai orang yang marah dengan perkataan dan/atau perbuatan yang dapat menenangkan emosinya, boleh memberi kunyah kepada seseorang dengan selain nama anaknya atau memberi kunyah yang lain kepada orang yang telah memiliki kunyah, dan boleh memberi laqab (julukan) dalam bentuk kunyah kepada orang yang bisa dipastikan bersedia menerimanya. Dalam Kitab ‘al-Aadaab’ (yaitu salah satu judul bab dalam Shahiihul Bukhari) disebutkan bahwa Ali senang ketika dipanggil dengan kunyah Abu Turab. Dalam hadis ini terkandung pula anjuran untuk menarik simpati menantu dan meredakan kemarahannya.”
Baca juga: CEMBURU
Baca juga: AKU DI MATAMU SEPERTI ABU ZARA DI MATA UMMU ZARA
Baca juga: SIAPA YANG INGIN MEMBELI HAMBA INI?
(as-Sayyid bin Ahmad Hamudah)