Allah Ta’ala berfirman:
قَالُوْا بَشَّرْنٰكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ، قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ
“Mereka menjawab, ‘Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.’ Ibrahim berkata, ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat.’” (QS al-Hijr: 55-56)
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
“Dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf: 87)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
الشَّرْكُ بِاللهِ، وَالْإِيَاسُ مِنْ رَوْحِ الله، وَالْقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ
“Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah, dan berputus asa dari rahmat Allah.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh al-Bazzar)
PENJELASAN
Rahmat (kasih sayang) merupakan salah satu dari sifat-sifat Allah Ta’ala berdasarkan ketetapan al-Qur-an dan as-Sunnah, sifat kasih sayang yang layak bagi Allah sebagaimana sifat-sifat Allah lainnya.
Pengaruh sifat ini terlihat jelas di alam semesta, khususnya pada makhluk hidup. Nikmat dan karunia-Nya merupakan bukti keberadaan rahmat Allah yang Mahasempurna dan Mahaluas.
Rahmat Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu dan menaungi semua makhluk. Tidak satu pun di alam semesta ini kecuali mendapat siraman rahmat Allah.
Allah Ta’ala berfirman tentang para malaikat pengangkat ‘Arsy dan malaikat-malaikat yang berada di sekelilingnya:
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ
“Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan-Mu, dan peliharalah mereka dari siksa Neraka yang menyala-nyala.” (QS al-Mukmin (Ghafir): 7)
Allah Ta’ala berfirman:
وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍۗ فَسَاَكْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاٰيٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS al-A’raf: 156)
Oleh karena itu, pintu rahmat Allah terbuka bagi orang-orang yang telah menganiaya diri mereka sendiri untuk bertobat.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.’” (QS az-Zumar: 53)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤْمِنُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الْعُقُوبَةِ مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ وَلَوْ يَعْلَمُ الْكَافِرُ مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنْ الرَّحْمَةِ مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أَحَدٌ
“Sekiranya hamba mukmin mengetahui siksa yang Allah siapkan di sisi-Nya, tentu tidak seorang pun berharap (optimis) bisa masuk Surga. Sekiranya orang kafir mengetahui rahmat yang Allah siapkan di sisi-Nya, tentu tidak seorang pun berputus asa (pesimis) masuk Surga-Nya.” (HR Muslim)
Oleh karena itu, berputus asa dari rahmat Allah merupakan sifat orang-orang sesat, dan pesimis terhadap karunia-Nya merupakan sifat orang-orang kafir. Mereka tidak mengetahui keluasan rahmat Rabbul ‘Alamin. Siapa saja jatuh dalam perbuatan terlarang ini, berarti ia telah memiliki sifat yang sama dengan mereka. La haula wa la quwwata illa billah.
Baca juga: MASUK SURGA KARENA RAHMAT ALLAH
Baca juga: TIDAK BERKATA “JIKA ENGKAU BERKEHENDAK” SAAT BERDOA KEPADA ALLAH
Baca juga: DI BALIK KEHENDAK ALLAH TERSIMPAN HlKMAH
(Syekh Salim bin ‘Ied al-Hilali)