Allah Ta’ala melengkapi nikmat-Nya kepada Ismail dan ibunya dengan mendatangkan sekelompok orang ke lembah itu untuk tinggal bersama mereka. Hajar gembira dengan kehadiran mereka karena ia tidak lagi terasing di tempat yang sepi.
Mereka adalah kafilah dari kabilah Jurhum. Awalnya mereka hanya melintasi kawasan itu melalui jalan Kada. Ketika beristirahat di dataran rendah Makkah, mereka melihat sekawanan burung berputar-putar di angkasa. Mereka berkata, “Sungguh kami paham bahwa kawanan burung berputar-putar seperti itu karena ada air. Tetapi setahu kami di lembah ini tidak ada air.”
Untuk menepis keraguan, mereka mengirim utusan untuk memeriksa kawasan itu. Ketika utusan kembali, ia memberitahukan bahwa di sana ada air. Mereka pun pergi menuju tempat di mana Hajar dan Ismail berada. Mereka terheran-heran melihat air memancar dari bongkahan batu. Ketika itu Hajar berada di dekat air. Mereka berkata kepada Hajar, “Apakah engkau mengizinkan kami untuk tinggal di tempatmu?”
Hajar menjawab, “Ya. Tetapi kalian tidak punya hak atas air ini.”
Mereka dipersilakan meminum airnya, tetapi mata air itu tetap milik Hajar dan anaknya.
Mereka kemudian mengirim utusan kepada keluarga mereka di kampung halaman untuk mengajaknya tinggal di lembah itu bersama Hajar dan Ismail. Mereka beranak pinak di lembah itu.
Baca sebelumnya: HAJAR DAN ISMAIL SERTA KISAH AIR ZAMZAM
Baca setelahnya: KEMATIAN HAJAR DAN PESAN IBRAHIM KEPADA ISMAIL
(Dr Hamid Ahmad ath-Thahir)