Allah Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagi kalian agar kalian mengambil pelajaran.” (QS an-Nur: 27)
Allah Ta’ala juga berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍ
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (laki-laki dan perempuan) yang kalian miliki serta orang-orang yang belum baligh di antara kalian meminta izin kepada kalian tiga kali (dalam satu hari).” (QS an-Nur: 58)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَّمَا جُعِلَ الْاسْتِئْذَانِ مِنْ أَجْلِ الْبَصَرِ
“Sesungguhnya ditetapkannya meminta izin adalah karena pandangan mata.” (Muttafaq ‘alaih)
Ayat-ayat dan hadis di atas mengisyaratkan beberapa adab meminta izin, yaitu:
1️⃣ Bahwa yang sunah dalam hal ini adalah seseorang masuk ke rumah setelah mengucapkan salam dan bukan sebelumnya. Orang yang hendak masuk rumah atau lainnya hendaklah memulai dengan mengucapkan salam, lalu meminta izin. Hal itu sebagaimana riwayat dari Rab’i, dia berkata, “Seseorang dari Bani Amir mengatakan kepada kami bahwa ia meminta izin kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang berada di dalam rumah dengan berkata, “Apakah aku boleh masuk?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada pembantunya,
اخْرُجْ إِلَى هَذَا، فَعَلِّمْهُ الْاِسْتِئْذَانَ، فَقُلْ لَهُ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، أَأَلِجُ؟
“Temuilah orang itu. Ajarkan ia cara meminta izin. Katakanlah kepadanya, ‘Assalamu alaikum, bolehkah aku masuk?’” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Syekh al-Alban)
2️⃣ Orang yang meminta izin hendaklah berdiri di sisi kanan atau kiri pintu, dan tidak berdiri di depan pintu sehingga pandangannya tidak tertuju pada sesuatu yang tidak halal baginya.
Dari Abdullah bin Bisr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, akan tetapi di sebelah kanan atau kirinya dan berucap,
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
“Semoga salam sejahtera atas kalian semua. Semoga salam sejahtera atas kalian semua.”
Hal itu karena rumah-rumah ketika itu belum memiliki tabir penutup. (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Syekh al-Alban)
3️⃣ Di antara adab meminta izin adalah bahwa meminta izin adalah hingga tiga kali. Jika hingga tiga kali tidak dijawab, maka ia harus pergi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَأْذَنَ أَحَدُكُمْ ثَلَاثًا فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ، فَلْيَرجِعْ
“Jika salah seorang dari kalian meminta izin hingga tiga kali namun tidak diberi izin (tidak dijawab), maka hendaklah ia pergi.” (Muttafaq alaih)
Tidak mengapa jika orang itu menambah hingga lebih dari tiga kali jika diyakini bahwa permintaan izinnya tidak terdengar oleh penghuni rumah.
4️⃣ Hendaklah orang yang meminta izin jika ditanya, “Siapa itu?” tidak menjawab, “Aku,“ karena ucapan aku dari orang yang meminta izin tidak menggambarkan keadaan dirinya. Tujuan meminta izin adalah agar penghuni rumah mengetahui identitas orang yang meminta izin sehingga ia diizinkan atau tidak.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkenaan dengan urusan hutang ayahku. Aku mengetuk pintu sehingga beliau bertanya,
مَنْ ذَا؟
“Siapa itu?”
Aku menjawab, “Aku.”
Beliau berkata,
أَنَ أَنَ
“Aku…aku,” seakan-akan beliau tidak menyukainya. (Muttafaq ‘alaih)
5️⃣ Jika penghuni rumah mengatakan kepada orang yang meminta izin, “Pulanglah,” maka hendaklah ia pulang. Hal itu karena firman Allah Ta’ala:
وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْ
“Dan jika dikatakan kepadamu, ‘Kembalilah,’ maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih suci bagimu.” (QS an-Nur: 28)
Qatadah berkata, “Sebagian muhajirin berkata, ‘Aku telah meminta semua umurku sebagaimana ayat ini, namun aku tidak mendapatkannya (tidak pernah diusir -red)’ Yakni, aku meminta izin kepada sebagian saudaraku, lalu dia berkata kepadaku, “Kembalilah,” sehingga aku kembali, sedangkan aku merasa gembira.
6️⃣ Meminta izin ketika hendak pulang. Ini adalah adab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat luhur. Seorang pengunjung hendaklah menunjukkan tingkah laku beradab ketika hendak pulang. Sebagaimana kamu masuk dengan izin, pulang pun kamu dengan izin. Hal itu agar mata tidak melihat sesuatu yang tidak halal melihatnya atau melihatnya tidak disuka.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا زَرَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَجَلَسَ عِنْدَهُ، فَلَا يَقُو مَنَّ حَتَّى يَسُتَأْ ذِنَهُ
“Jika salah seorang dari kalian mengunjungi saudaranya lalu duduk bersamanya, janganlah ia berdiri hingga ia meminta izin kepadanya.” (Syekh al-Albani berkata dalam Silsilah ash-Shahihah, “Diriwayatkan oleh Abu asy-Syaikh dalam Tarikhu Isbahan.”)
7️⃣ Seorang laki-laki hendaklah meminta izin kepada ibunya atau saudara perempuannya atau orang yang sama hukumnya dengan mereka. Hal itu agar pandangan tidak mengarah kepada aurat, gaya, atau keadaan di mana perempuan tidak suka dilihat seseorang.
Dari Alqamah, dia berkata, “Seorang pria datang kepada Abdullah, lalu berkata, ‘Apakah aku harus meminta izin kepada ibuku?’ Dia menjawab, ‘Tidaklah dia dalam setiap keadaannya suka jika kamu melihatnya?’ (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Syekh al-Albani berkata, “Isnadnya sahih.”)
Dari Muslim bin Nadzir, ia berkata, “Seorang laki-laki bertanya kepada Hudzaifah, ‘Apakah aku harus meminta izin kepada ibuku?’ Hudzaifah menjawab, ‘Jika kamu tidak meminta izin kepadanya, maka kamu akan melihat apa yang kamu benci.’ (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Syekh al-Albani berkata, “Isnadnya hasan.”)
Dari Atha’, dia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas, ‘Apakah aku harus meminta izin kepada saudara perempuanku?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya.’ Aku ulangi, ‘Dua saudara perempuanku dalam tanggunganku. Aku menjadi ibunya dan aku memberi nafkah kepada keduanya. Apakah aku harus meminta izin kepada mereka?’ Ibnu Abbas menjawab, ‘Ya. Apakah kamu berkenan melihat keduanya di saat mereka sedang telanjang?’ (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad. Syekh al-Albani berkata, “Isnadnya sahih.”)
Baca juga: ADAB BANGUN TIDUR
Baca juga: ADAB MANDI
Baca juga: ADAB MENYELENGGARAKAN WALIMAH (RESEPSI)
(Fuad bin Abdul ‘Aziz asy-Syalhub)