ADAB BERDOA

ADAB BERDOA

Orang yang merasakan kekecewaan atau berduka, atau ingin merealisasikan kebutuhan atau tuntutannya biasanya mencari penolong yang dapat merealisasikan kebutuhan atau melaksanakan tuntutan tersebut. Tidak diragukan bahwa Allah Ta’ala adalah yang Mahakuasa dalam melepaskan duka dan menghilangkan kesedihan, memenuhi segala kebutuhan dan menolak mara bahaya. Dia-lah yang di tangan-Nya kunci semua perkara. Dia-lah yang bila menghendaki sesuatu cukup berfirman, “Jadilah”, maka terjadilah. Oleh karena itu, tidak ada keharusan atasmu sehingga kamu merealisasikan keperluanmu dan mencapai tujuanmu melainkan kamu meminta pertolongan dengan berdoa kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60)

Tidak ada kewajiban atasmu, wahai saudaraku, selain berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia mengabulkan permintaanmu.

Tidak ada ritual keagamaan untuk bermunajat kepada Rabbmu. Tidak perlu perantara dan tidak pula kedudukan supaya kamu dapat meminta kebutuhanmu kepada Allah (Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalan kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu). Dia yang Mahabesar lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya. Dia mendengar suara perangkakan semut di atas batu licin di malam yang gelap gulita. Ketahuilah, Dia mendengarmu, sedangkan kamu memanggil dan bermunajat kepada-Nya.

Apabila kamu mengangkat kedua tanganmu kepada-Nya, sesungguhnya Allah Ta’ala yang Mahahidup lagi Mahapemurah merasa malu terhadap hamba-Nya apabila ia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya, lalu mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong serta merugi.

Tanya: Bagaimana cara agar doaku dikabulkan? Apa yang harus aku lakukan agar doaku dikabulkan?

Jawab: Beberapa perkara mesti diperhatikan ketika berdoa dan beradab dengannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mantap dalam Berdoa

Di antara adab berdoa adalah mantap dalam berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَه

Janganlah salah seorang dari kalian berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki. Hendaklah ia mantap dalam berdoa, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa memaksa-Nya.” (Muttafaq ‘alaih)

2. Yakin bahwa Doanya Dikabulkan Allah

Adab berdoa yang lain adalah yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah sementara kalian yakin doa kalian dikabulkan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah.” (HR at-Tirmidzi dan al-Hakim. Lihat Shahih at-Tirmidzi)

3. Mengangkat Kedua Tangan

Adab berdoa yang lain adalah sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya, dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi berdoa, kemudian mengangkatkan kedua tangannya. Aku melihat putih dua ketiaknya.”

al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Fath al-Bari berkata, “Tentang mengangkat kedua tangan dalam berdoa terdapat banyak hadis. al-Mundziri mengumpulkannya dalam satu juz yang disebutkan oleh an-Nawawi dalam al-Adzkar dan dalam Syarh al-Muhadzdzab secara umum. al-Bukhari juga membuat satu bab khusus dalam al-Adab al-Mufrad.

4. Mengambil kesempatan berdoa di waktu-waktu utama dan di tempat-tempat yang mulia

Orang yang berdoa hendaklah berdoa di waktu-waktu utama dan tempat-tempat yang mulia, yaitu di waktu-waktu dan tempat-tempat yang doa dikabulkan. Di antaranya adalah malam Lailatu Qadar, sepertiga malam terakhir, sebelum salam, di antara azan dan ikamah, dan dalam sujud.

Sebagian orang berkata, “Aku sudah berdoa kepada Allah, akan tetapi aku tidak melihat doaku dikabulkan. Keinginan dan tujuanku tidak pernah terealisasi.”

Kami katakan bahwa,

Pertama. Bisa jadi belum terkabulnya doa karena hikmah rabaniah, yaitu dengan memalingkan keburukan dari orang yang berdoa yang semisal permohonannya, atau Allah menyimpan untuknya pahala semisalnya.

Diriwayatkan dalam hadis ‘Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو الله تَعَالَى بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللهُ إيَّاها أَوْ صَرفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا، مَا لَمْ يَدْعُ بإثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ

Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah di dunia dengan suatu permohonan melainkan Allah akan mengabulkannya atau memalingkan darinya keburukan yang semisalnya, selagi tidak berdoa dengan dosa atau memutus silaturahmi.”

Maka seorang laki-laki dari suatu kaum bertanya, “Kalau begitu, aku akan memperbanyak berdoa.”

Beliau bersabda,

اللهُ أكْثَرُ

Allah mengabulkan doa lebih banyak daripada yang kalian minta.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim. Disahihkan oleh Syekh Salim bin ‘Ied al-Hilali dalam Bahjah An-Nazhirin)

Dan al-Hakim meriwayatkannya dari riwayat Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu dengan tambahan,

أَوْ يَدْخِرَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَهَا

Atau pahalanya disimpan untuknya semisalnya.”

Kedua. Orang itu berdoa dengan dosa atau memutus silaturahmi, berdasarkan hadis yang lalu, “selagi tidak berdoa dengan dosa atau memutus silaturahmi.”

Ketiga. Orang itu makan makanan haram atau minum minuman haram atau memakai pakaian yang haram. Di dalam ash-Shahihain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang seorang laki-laki yang mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berdoa, “Ya Rabb, ya Rabb,” sedangkan makanannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makanan yang haram. Lalu bagaimana doanya dikabulkan?

Keempat. Orang itu meminta doanya segera dikabulkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ

Doa salah seorang dari kalian pasti dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa.” (Muttafaq ‘alaih)

Kelima. Orang itu tidak mantap dalam berdoa, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ

Hendaklah ia mantap dalam berdoa.” (Muttafaq ‘alaih)

Inilah beberapa sebab doa tidak dikabulkan. Oleh kerena itu, kamu harus introspeksi diri. Kalau itu kamu lakukan, maka kamu akan mengetahui bahwa penyebab doamu tidak dikabulkan adalah dirimu sendiri.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)Ku dan beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS al-Baqarah:186)

Baca juga: DOA DI SAAT SEDIH, SUSAH, DAN GELISAH

Baca juga: BERTAWASUL DENGAN AMAL SALEH

Baca juga: DOA PERLINDUNGAN DARI KEBURUKAN MAKHLUK CIPTAAN-NYA

(Abdurrahman bin Abdullah as-Sanad)

Adab Fikih