KISAH ABU BAKR – PERPISAHAN DENGAN ABU BAKR

KISAH ABU BAKR – PERPISAHAN DENGAN ABU BAKR

Saat kematian Abu Bakr sudah dekat, dia memanggil putrinya Aisyah untuk memberinya wasiat. Abu Bakr berkata, “Putriku, sejak kita diberi tugas mengurusi urusan kaum muslimin, kita tidak mengambil satu dinar atau satu dirham pun milik mereka. Kita hanya memakan makanan mereka yang telah dibuang kulitnya dalam perut kita, memakai pakaian kasar mereka di tubuh kita. Tak tersisa sedikit pun dari harta fai’ kaum muslimin pada kita selain seorang hamba sahaya Habasyah, unta penyiram tanaman dan sepotong kain ini. Bila aku mati, serahkanlah semua itu kepada Umar! Bebaskanlah aku darinya!”

Inilah laki-laki besar dan luhur yang masuk Islam saat berada di puncak kekayaannya, memberikan hartanya di jalan Allah, memerdekakan hamba-hamba sahaya, memberi makan orang-orang miskin, anak-anak yatim dan tawanan-tawanan, meskipun makanan itu disukainya. Inilah seorang khalifah yang di masanya kemakmuran Syam dan Irak mulai mengalir. Namun dia membawa dirinya menjauh dari semua kemewahan itu. Dia terus mengulang-ulang wasiatnya untuk mengembalikan amanat ke baitul mal milik kaum muslimin.

Setelah Abu Bakr wafat, ummul mukminin Aisyah langsung melaksanakan pesan bapaknya. Dia mengirimkan harta kaum muslimin yang ada pada mereka kepada Umar. Begitu Umar melihatnya, dia langsung menangis dan berkata, “Semoga Allah merahmatimu, wahai Abu Bakr. Sungguh engkau telah membuat orang setelahnya lelah (karena tidak mampu menirunya).”

Di hari wafat Abu Bakr Madinah diselimuti tangis kesedihan. Orang-orang tercengang seperti pada hari wafatnya Rasulullah. Ali bin Abu Thalib datang dengan cepat sambil berkata, “Hari ini khilafah kenabian telah selesai.” Ali berdiri di atas rumah di mana jasad Abu Bakr disemayamkan. Dia berkata, “Semoga Allah merahmatimu, wahai Abu Bakr. Engkau adalah orang pertama yang masuk Islam, paling sempurna imannya, paling takut kepada Allah, paling kokoh keyakinannya, paling besar perhatiannya, paling melindungi Rasulullah, paling menjaga Islam, paling berjasa kepada para sahabatnya, paling bagus perangainya, paling tinggi keutamaannya, paling depan dalam kebaikan, paling tinggi derajatnya, dan paling mirip dengan Rasulullah di dalam petunjuk, akhlak, sifat dan perbuatan.”

Semoga Allah merahmati Abu Bakr bersama orang-orang terdahulu, dan meridai Abu Bakr bersama orang-orang yang hadir kemudian. Selamat atas penyertaannya kepada Nabi di gua, pembelaannya terhadap Rasulullah yang terpilih, pertolongannya di markas perang Badar, penunjukannya sebagai khalifah Rasulullah dengan ijmak kaum muslimin, keteguhannya menghadapi orang-orang yang murtad dan pengumpulannya terhadap al-Quran yang mulia.

Selamat atas tempatnya di alam kubur di sisi Rasulullah. Semoga Allah meridainya, membangkitkan kita dalam rombongannya, dan mematikan kita dalam keadaan mencintainya.

Baca sebelumnya: KISAH ABU BAKR – MENGUMPULKAN AL-QUR’AN

Baca juga: KISAH KHADIJAH BINTI KHUWAILID

(Dr Abdul Hamid as-Suhaibani)

Kisah