MENJAGA KEHORMATAN DIRI, MERASA CUKUP, DAN BERSABAR

MENJAGA KEHORMATAN DIRI, MERASA CUKUP, DAN BERSABAR

Dari Abu Said bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beberapa orang sababat Anshar meminta-minta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memenuhi permintaanya. Kemudian mereka meminta lagi. Beliau pun kembali memenuhi permintaannya sehingga apa yang ada pada beliau habis. Kemudian beliau bersabda,

مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُم. وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ. وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ. وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ. وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

Apapun kebaikan yang ada pada diriku, aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, Allah akan menjaganya. Barangsiapa merasa cukup, Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa bersabar, Allah akan memberinya kesabaran. Seseorang tidak dikarunia sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”  (Muttafaq ‘alaihi)

PENJELASAN

Perkataannya Abu Said, “Beberapa orang sababat Anshar meminta-minta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memenuhi permintaanya. Kemudian mereka meminta lagi, beliau pun kembali memenuhi permintaannya sehingga apa yang ada pada beliau habis.”

Di antara kemuliaan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau tidak pernah menolak permintaan apa pun yang dimilikinya. Beliau selalu memberikan apa yang diminta, seperti orang yang tidak takut miskin, meskipun hidup dalam keadaan miskin di rumahnya. Terkadang beliau mengikat perutnya dengan batu untuk menahan lapar. Padahal, beliau adalah manusia yang paling mulia dan paling berani.

Apabila sesuatu yang ada pada beliau habis, beliau memberitahu mereka, “Apapun kebaikan yang ada pada diriku, aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian.” Maksudnya, beliau tidak akan menyembunyikannya dan tidak akan enggan memberikannya kepada mereka. Jika beliau tidak memberikannya, itu karena apa yang diminta sudah habis.

Kemudian, Rasulullah ‘alaihisshalatu wassalam menganjurkan mereka untuk menjaga kehormatan diri, merasa cukup, dan bersabar. Beliau bersabda, “Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, Allah akan menjaganya. Barangsiapa merasa cukup, Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa bersabar, Allah akan memberinya kesabaran. Seseorang tidak dikarunia sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”

Dalam hal ini terdapat tiga perkara:

1. Menjaga Kehormatan Diri

Sabda beliau, “Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya, Allah akan menjaganya.”

Maksud dari ‘menjaga kehormatan diri’ adalah menjauhi apa-apa yang diharamkan Allah, seperti berinteraksi dengan perempuan yang bukan mahram. Jika seseorang mampu menjaga dirinya dari perempuan yang bukan mahramnya, Allah Azza wa Jalla pasti akan menjaganya.

Orang yang gemar mengumbar hawa nafsu senantiasa mengejar banyak perempuan. Diawali dengan zina mata, kemudian zina telinga, zina kaki, zina tangan, dan akhirnya zina kemaluan. Semua itu merupakan perbuatan keji yang dapat menghancurkan diri dan keluarganya. Dia binasa karena hawa nafsunya. Sebaliknya, jika dia mampu menjaga diri dari perkara yang diharamkan, Allah Azza wa Jalla akan menjaga dan melindungi dirinya serta keluarganya.

2. Merasa Cukup

Sabda beliau, “Barangsiapa merasa cukup, Allah akan mencukupkannya.”

Maksudnya adalah, barangsiapa merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah Ta’ala sehingga ia tidak membutuhkan apa yang dimiliki orang lain, maka Allah akan memberinya kecukupan.

Orang yang meminta-minta kepada orang lain dan selalu berkeinginan memiliki apa yang dimiliki orang lain, maka kefakiran senantiasa terpampang di depan matanya. Barangsiapa merasa cukup dengan apa yang ada pada Allah Azza wa Jalla dan tidak membutuhkan apa yang dimiliki orang lain, maka Allah akan menjadikannya tidak membutuhkan orang lain. Allah akan menumbuhkan pada dirinya harga diri sehingga dia jauh dari meminta-minta.

3. Bersabar

Sabda beliau, “Barangsiapa bersabar, Allah akan memberinya kesabaran.” Maksudnya, Allah akan memberikan kesabaran kepada dirinya.

Jika kamu mampu menahan diri dari apa yang Allah haramkan, bersabar atas kebutuhan dan kemiskinanmu, serta tidak mengemis kepada orang lain, maka Allah Ta’ala akan memberimu kesabaran dan menolongmu untuk bersabar.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seseorang tidak dikaruniai sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” Hal ini karena orang yang sabar mampu bertahan dalam menghadapi apapun. Ketika ditimpa kesusahan, dia bersabar. Ketika setan merayunya untuk melakukan perbuatan haram, dia bersabar. Ketika setan menghinanya karena telah melakukan perintah Allah, dia bersabar. Jika seseorang telah diberikan kesabaran oleh Allah, itulah sebaik-baik karunia dari Allah kepadanya. Oleh karena itu, kamu akan mendapati bahwa jika orang yang sabar diganggu orang lain, atau mendengar sesuatu yang tidak disukai, atau dizalimi orang lain, dia tetap tenang, tidak jengkel, dan tidak marah. Itu karena dia bersabar atas apa yang Allah ujikan kepadanya. Hatinya tenang dan jiwanya tenteram.

Baca juga: ORANG YANG MULIA DAN ORANG YANG HINA

Baca juga: ZUHUD TERHADAP DUNIA

Baca juga: KEUTAMAAN BERSUCI, DZIKIR, SALAT, SEDEKAH, SABAR, DAN SHAHIBUL QUR’AN

(Syekh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati Riyadhush Shalihin