DZIKIR YANG RINGAN DIUCAPKAN, BERAT DI TIMBANGAN

DZIKIR YANG RINGAN DIUCAPKAN, BERAT DI TIMBANGAN

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai ar-Rahman adalah ‘Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya; Mahasuci Allah yang Mahaagung.” (Muttafaq ‘alaih)

PENJELASAN

Hadis ini berisi tentang keutamaan dzikir (سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ) “Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya; Mahasuci Allah yang Mahaagung.”

Pertama. Sabda beliau, “ringan di lisan.” Maksudnya adalah kedua kalimat ini mudah diucapkan.

Kedua. Sabda beliau, “berat di timbangan.” Maksudnya adalah kedua kalimat ini sangat berat timbangannya. Pada Hari Kiamat semua amal manusia ditimbang. Ketika diletakkan di atas salah satu piring timbangan, kedua kalimat itu akan memberatkan timbangan kebaikan.

Ketiga. Kedua kalimat ini sangat dicintai oleh Allah Ta’ala dan sangat besar pahalanya. Ketika Allah Ta’ala mencintai suatu perbuatan, maka Dia akan mencintai pelakunya.

Subhanallah adalah menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya, baik dalam nama dan sifat-Nya, maupun dalam perbuatan dan hukum-Nya. Allah terhindar dari segala macam aib tersebut.

Makna “Subhanallahu wabihamdihi” adalah aku menyucikan Allah yang diiringi dengan puji pujian kepada-Nya. Ini merupakan perpaduan antara takhliyah (penafian) dan tahliyah (penetapan), yaitu penafian dari sifat-sifat tercela dan penetapan sifat-sifat sempurna. Dengan demikian kesempurnaan ini benar-benar sempurna. Jika suatu kesempurnaan masih diiringi dengan kekurangan, maka hal itu tidak dikatakan sempurna. Kesempurnaan menjadi sempurna apabila dinafikan darinya kekurangan dan ditetapkan padanya kesempurnaan.

Ucapan “Subhanallahil azhim” merupakan penegasan dari kalimat sebelumnya. Azhim maknanya pemilik keagungan dan kemuliaan. Tidak ada yang lebih agung dari Allah Ta’ala, baik kekuasaan, kemuliaan, hikmah dan ilmu.

Wahai hamba Allah Ta’ala, bacalah selalu kedua kalimat ini, karena keduanya sangat ringan di lisan, sangat berat di timbangan, sangat dicintai Allah Ta’ala, dan dapat menyelamatkanmu dari marabahaya.

Baca juga: MENGHIDUPKAN SUNAH RASULULLAH

(Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin)

Kelembutan Hati