PENGEPUNGAN DAN PENGUSIRAN BANI QURAIZHAH

PENGEPUNGAN DAN PENGUSIRAN BANI QURAIZHAH

Bani Quraizhah adalah kaum Yahudi yang dikenal paling berani di antara kelompok-kelompok Yahudi di Madinah. Mereka merupakan sekutu dekat Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika mereka mulai menampakkan permusuhan dan kedengkian terhadap Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa khawatir akan kemungkinan pengkhianatan mereka. Karena itu, beliau memutuskan untuk mengembalikan perjanjian dengan mereka secara terbuka dan jujur, sesuai dengan perintah Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan terjadinya pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat.” (QS al-Anfal: 58)

Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memimpin pengepungan terhadap Bani Quraizhah selama lima belas malam. Ketika pengepungan semakin ketat dan tidak ada jalan keluar bagi mereka, akhirnya mereka menyerah dan menerima ketentuan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa harta, perempuan, dan anak-anak mereka akan menjadi milik kaum muslimin. Mereka pun ditawan dan diikat.

Sekutu mereka, Abdullah bin Ubay bin Salul, datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memohon pembelaan bagi Bani Quraizhah. Dengan nada mendesak, ia berkata, “Empat ratus prajurit tanpa baju besi dan tiga ratus lainnya dengan baju besi dahulu melindungiku dari orang-orang kulit merah dan kulit hitam. Apakah sekarang engkau akan membinasakan mereka dalam satu pagi saja?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Mereka milikmu.”

Beliau memerintahkan agar Bani Quraizhah meninggalkan Madinah. Urusan pengusiran mereka diserahkan kepada Ubadah bin ash-Shamit, sedangkan pengumpulan dan pembagian harta mereka ditangani oleh Muhammad bin Salamah. Harta rampasan tersebut kemudian dibagikan kepada para sahabat setelah terlebih dahulu diambil seperlima bagian untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun Ubadah bin ash-Shamit telah berlepas diri dari persekutuannya dengan kaum Yahudi ketika mereka memerangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan Abdullah bin Ubay bin Salul tetap membela mereka. Terkait dengan sikap keduanya, Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kalian menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang hatinya berpenyakit segera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, ‘Kami khawatir akan mendapat bencana.’ Mudah-mudahan Allah mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau keputusan dari sisi-Nya, sehingga mereka menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (QS al-Maidah: 51-52)

Baca sebelumnya: PERANG DENGAN BANI QAINUQA’: AWAL RETAKNYA PERJANJIAN DENGAN KAUM YAHUDI

Baca setelahnya: PERANG AS-SAWIQ DAN PENYERBUAN KE QARQARAH AL-KUDRI

(Prof Dr Mahdi Rizqullah Ahmad)

Kisah Sirah Nabawiyah