Allah Ta’ala berfirman:
وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
“…dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS al-A’raf: 31)
Firman Allah Ta’ala, “…dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.” Maksudnya, makan dan minumlah sesuka kalian dari rezeki Allah Ta’ala yang baik yang Dia berikan kepada kalian, tetapi kalian tidak berlebih-lebihan dalam melakukannya dan tidak sombong di depan manusia.
Makan berlebih-lebihan memiliki beragam makna, yaitu berlebih-lebihan dalam mengambil makanan atau minuman yang melebihi kadar yang cukup, berlebih-lebihan dalam menahan lapar sehingga tubuh menjadi sakit, berlebih-lebihan dalam kemewahan makanan atau minuman, atau melanggar perkara yang halal menuju perkara yang haram.
Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” Allah Ta’ala tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan karena dengan berlebih-lebihan orang itu telah membahayakan tubuh dan kehidupannya. Bahkan bisa jadi ia tidak mampu bekerja sehingga tidak menunaikan nafkah yang wajib.
Dari al-Miqdam bin Ma’di Karib al-Kindi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ
‘Tidaklah anak Adam mengisi tempat yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya. Jika hal itu tidak mungkin, maka hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas.’” (HR Ahmad, an-Nasa-i, dan at-Tirmidzi)
Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa makan bukan untuk berlebih-lebihan, bukan pula untuk bermewah-mewahan atau sombong. Makan adalah sekadar untuk menjaga jiwa dan menguatkan raga agar orang itu dapat melakukan berbagai aktivitas wajib.
Seburuk-buruk wadah yang diisi adalah perut. Orang yang perutnya selalu kenyang mudah terjangkit berbagai penyakit. Penyakit lahir dan batin yang mematikan mendatanginya cepat atau lambat. Jika terpaksa kenyang, hendaklah ia mengisi perutnya dengan makanan hingga sepertiga kapasitas saja. Sepertiga lainnya ia isi dengan minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas. Dengan demikian ia tidak merasa sesak dan tidak malas melakukan berbagai kegiatan agama dan dunia yang Allah Ta’ala wajibkan kepadanya.
Dalam ayat yang mulia ini terdapat perintah untuk makan dan minum serta larangan dari meninggalkan makan dan minum. Dalam ayat yang mulia ini juga terdapat larangan berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Baca juga: SESUAP MAKANAN SEPERTI PONDASI PADA BANGUNAN
Baca juga: MAKAN DENGAN TIGA JARI DAN MENJILATINYA SETELAH MAKAN
Baca juga: MAKAN DARI PINGGIR PIRING, BUKAN DARI ATAS
(Abu Fairuz al-Kadudampiti)