KISAH NABI ADAM – KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN ADAM

KISAH NABI ADAM – KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN ADAM

Adam adalah manusia pertama dan ayah manusia. Di punggungnya Allah Ta’ala menciptakan seluruh keturunannya. Setelah itu, Allah Ta’ala memperlihatkan seluruh keturunannya kepadanya. Karena itulah, seluruh keturunan Adam menemui Adam pada Hari Kiamat. Mereka berkata, “Engkau Adam, ayah manusia. Allah Ta’ala menciptakanmu dengan Tangan-Nya, meniupkan roh-Nya ke dirimu, memerintahkan para malaikat sujud kepadamu, mengajarkan nama-nama segala sesuatu kepadamu.”

Allah Ta’ala mengajarkan kepada Adam nama semua benda yang ada di alam raya: ini laut, itu batu, itu tanah yang di atasnya ada gunung, di sana ada daratan rendah tempat hewan-hewan merumput dan mencari makan, di atasnya ada udara tempat burung-burung terbang, di bumi ada sungai yang airnya tawar dan laut yang airnya asin. Adam menghafal dan memahami semua ilmu yang diajarkan.

Allah Ta’ala kemudian memperlihatkan benda-benda itu kepada para malaikat. Allah Ta’ala berfirman kepada mereka, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kalian yang benar!

Para malaikat menjawab dengan penuh kesopanan, “Mahasuci Engkau, Mahakudus Engkau Rabb kami, dan Mahatinggi Engkau. Ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Engkau Mahasuci dari kebodohan, sementara kami, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah yang Mahamengetahui, Mahabijaksana.”

Allah Ta’ala berkehendak untuk memperlihatkan keutamaan dan kemuliaan Adam. Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!

Adam menyebutkan kepada para malaikat nama-nama segala benda, layaknya guru bagi para malaikat. Mereka mendengarkan penuturan Adam dengan penuh kesopanan. Selesai Adam menyebutkan nama-nama segala benda, Allah Ta’ala berfirman kepada para malaikat, “Bukankah telah Aku katakan kepada kalian bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi. Dan Aku mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan?

Para malaikat pun mengetahui kelebihan dan kemuliaan Adam, sehingga mereka lebih mengakui bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Mereka tidak iri atau dengki kepada Adam.

Baca sebelumnya: PERJANJIAN ADAM ‘ALAIHISSALAM

Baca setelahnya: PEMBANGKANGAN IBLIS

(Dr Hamid Ahmad ath-Thahir)

Kisah