JANGAN MENOLAK KEBENARAN

JANGAN MENOLAK KEBENARAN

Allah Ta’ala telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada umat manusia. Allah memerintahkan mereka agar menyeru manusia untuk beribadah kepada Allah dan mengesakan-Nya. Tetapi sebagian besar umat itu mendustakan dakwah para rasul. Mereka menentang dan menolak kebenaran yang kepadanya mereka diseru, yakni tauhid. Oleh karena itu, kesudahan mereka adalah kehancuran dan kebinasaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi.”

Kemudian beliau bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim)

Setiap orang yang beriman tidak boleh menolak kebenaran dan nasihat sehingga mereka menyerupai orang-orang kafir. Setiap orang yang beriman tidak boleh menolak kebenaran dan nasihat agar mereka tidak terjerumus ke dalam kesombongan yang bisa menghalanginya masuk Surga. Hikmah (kebijaksanaan) ini merupakan harta orang beriman yang hilang. Di mana saja harta itu ditemukan, ia akan memungutnya. Oleh karena itu, kita wajib menerima kebenaran dari siapa pun, bahkan dari setan sekalipun.

Tersebut dalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat Abu Hurairah sebagai penjaga baitul mal.

Suatu hari seseorang datang mencuri harta tersebut. Abu Hurairah segera mengetahuinya dan menangkap basah pencuri itu. Pencuri itu mengharap, menghiba dan mengadu kepada Abu Hurairah, bahwa ia orang yang amat lemah dan miskin. Abu Hurairah tak tega sehingga melepas pencuri itu. Akan tetapi pencuri itu kembali melakukan aksinya pada kali kedua dan ketiga. Abu Hurairah menangkapnya di hari-hari itu seraya mengancam, “Sungguh, aku akan mengadukan kamu kepada Rasulullah.”

Pencuri itu ketakutan dan berkata, “Biarkanlah aku! Janganlah kamu adukan perkara ini kepada Rasulullah! Aku akan mengajarimu suatu ayat dari al-Qur’an, yang jika kamu membacanya, niscaya setan tak akan mendekatimu.”

Abu Hurairah bertanya, “Ayat apakah itu?”

Ia menjawab, “Ayat Kursi.”

Abu Hurairah melepas kembali si pencuri. Selanjutnya Abu Hurairah menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tahukah kamu, siapakah orang yang berbicara itu? Sesungguhnya ia adalah setan. Ia berkata benar walaupun ia pendusta.” (HR al-Bukhari)

Baca juga: LARANGAN MENCUKUPKAN DIRI DENGAN AL-QUR’AN DAN MENINGGALKAN SUNAH NABI

Baca juga: MEMBERI SYAFAAT KEPADA ORANG LAIN

Baca juga: ORANG SOMBONG TIDAK MASUK SURGA

(Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu)

Akidah