CARA BERSIWAK

CARA BERSIWAK

asy-Syaukani berkata dalam menjelaskan makna asy-syausu, “(Ada yang berpendapat bahwa cara bersiwak adalah) menggerakkan siwak pada gigi dari bawah ke atas.”

al-Khaththabi berkata, “Yaitu menggosok gigi dengan siwak atau jari-jari dengan cara melintang (seukuran lebar gigi).”

Berdasarkan keterangan ini, maka cara bersiwak adalah menggerakkan siwak seukuran lebar dan panjang gigi, begitu juga melewatkan (menjalankan) siwak di langit-langit pangkal kerongkongan.

Dari Abi Musa, ia berkata, “Aku pernah masuk ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu beliau sedang bersiwak di mana ujung siwak berada di atas lidahnya sambil berkata, ‘Aa…aa.'” (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa-i)

Beberapa Peringatan:

1) Boleh bersiwak dengan apa saja yang dapat menghilangkan bau mulut, tetapi lebih utama bersiwak dengan batang pohon arak. Menggunakan sikat gigi juga dianggap bersiwak.

2) Orang berpuasa boleh bersiwak, baik sebelum tergelincir matahari maupun sesudahnya.

3) Boleh bersiwak dengan tangan kanan atau tangan kiri. Perkara ini longgar karena tidak satu dalil pun membatasi salah satu dari keduanya. Sebagian ahli ilmu berpendapat bahwa bersiwak dianjurkan dengan tangan kiri karena bersiwak adalah membersihkan. Sebagian lagi berpendapat bahwa bersiwak dianjurkan dengan tangan kanan karena bersiwak adalah ibadah. al-Malikiyah memberi rincian, “Jika bersiwak dilakukan dalam rangka membersihkan, maka bersiwak dilakukan dengan tangan kiri. Jika bersiwak dalam rangka at-ta’abbud (beribadah) seperti bersiwak untuk salat, maka bersiwak dilakukan dengan tangan kanan. Ini merupakan perincian yang bagus. Namun yang lebih utama adalah boleh bersiwak dengan salah satu dari keduanya. Wallahu a’lam.

4) Ibnul Qayyim berkata, “Ada beberapa manfaat bersiwak, yaitu menyedapkan bau mulut dan menguatkan gusi, memutus lendir, memperjelas pandangan, menghilangkan warna kuning gigi, menyehatkan lambung, menjernihkan suara, membantu mencerna makanan, menyehatkan pita suara, menggiatkan dalam membaca al-Qur’an, berzikir dan salat, menghilangkan kantuk, diridai oleh ar-Rabb, dikagumi oleh malaikat, dan memperbanyak kebaikan.

Baca juga: BERSIWAK MERUPAKAN SALAH SATU SUNAH FITRAH

Baca juga: MEROKOK ADALAH VIRUS BERBAHAYA

Baca juga: PERINTAH MEMOTONG KUMIS

(Syekh Abu Abdurrahman Adil bin Yusuf al-Azazy)

Fikih