RAIHLAH RIDHA ALLAH, NISCAYA MANUSIA PUN RIDHA

RAIHLAH RIDHA ALLAH, NISCAYA MANUSIA PUN RIDHA

Allah Ta’ala adalah Rabb manusia, Raja manusia, Zat yang berhak disembah oleh manusia, dan Zat yang menguasai hati seluruh manusia. Dia membolak-balikkan seluruh hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Orang yang berusaha mencari ridha Allah serta memohon kecintaan-Nya pasti diridhai oleh Allah Ta’ala, dan Dia menjadikan hati makhluk-makhluk-Nya mencintainya pula. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

Sesungguhnya  orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) yang Mahapengasih akan menanamkan rasa sayang (di hati mereka).” (QS Maryam: 96)

Haram bin Hayyan rahimahullah berkata, “Ketika seorang hamba menghadap kepada Allah Ta’ala dengan hatinya, maka Allah akan menemuinya dengan hati para wali-Nya hingga mereka mencintanya.”

Apabila Allah Azza wa Jalla mencintai seorang hamba, maka Dia berkata kepada Jibril ‘alaihissalam,

يَا جِبْرِيلَ، إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا، فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلَانًا، فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ

‘Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril berseru di langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia.’ Maka penghuni langit pun mencintainya. Kemudian ia pun diterima di muka bumi.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Para ulama, ahli ibadah, ahli zuhud, dan para dai yang tulus memiliki kedudukan, keridhaan, dan kecintaan di hati manusia, karena cita-cita mereka adalah kecintaan Allah Azza wa Jalla serta mengharap ridha-Nya sebagai pengamalan dari firman-Nya:

وَمَا لِاَحَدٍ عِنْدَهٗ مِنْ نِّعْمَةٍ تُجْزٰىٓۙ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْاَعْلٰىۚ وَلَسَوْفَ يَرْضٰى

Dan tidak suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya harus dibalas kecuali  (dia memberikannya semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya yang Mahatinggi. Kelak dia akan mendapatkan kepuasan (menerima balasan amalnya).” (QS al-Lail: 19-21)

Muslim yang ikhlas tidak punya kepentingan kecuali ridha Allah Ta’ala dan ganjaran-Nya, dan Allah Ta’ala menjadikan hati para hamba cinta dan ridha kepadanya. Adapun orang yang tujuannya mencari ridha manusia dengan membuat Rabb-nya murka, maka ia tidak akan mendapatkannya kecuali murka Allah Azza wa Jalla dan murka manusia.

Ambillah pelajaran dari para tagut yang menolong orang-orang kafir serta berusaha mendapatkan ridha mereka. Mereka membuat murka Allah Azza wa Jalla. Mereka juga tidak selamat dari murka manusia. Contohnya adalah Raja Iran yang pernah menjadi agen Amerika. Ketika terjadi revolusi yang memaksanya meninggalkan Iran, ia tidak mendapatkan sedikit pun bantuan dari negara-negara barat yang kafir, hingga akhirnya ia terkena penyakit dan mati dalam keadaan terusir.

Seperti yang dikatakan banyak orang bahwa seorang perempuan pezina ketika pertama kali jatuh dalam perzinaan tunduk kepada laki-laki yang pertama kali mengajaknya berzina. Ia telah membuat laki-laki itu ridha meskipun harus membuat Rabb-nya murka. Ia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali murka Allah Azza wa Jalla dan murka manusia.

Barangsiapa menjadikan Allah ridha meskipun manusia murka, maka Allah akan ridha dan manusia pun ridha. Barangsiapa membuat Allah murka demi mencari ridha manusia, maka Allah akan murka kepadanya dan manusia pun murka kepadanya.

Baca juga: BERLAKU ADIL DALAM KEADAAN MARAH DAN RIDHA

Baca juga: PAHALA UMAT ISLAM LEBIH BESAR DARIPADA UMAT LAIN

Baca juga: JENIS-JENIS KHAMAR DAN SEBAB PENGHARAMANNYA

(Syekh Dr Ahmad Farid)

Kelembutan Hati